Fenomena Dakwah Kekinian di Sosial Media

in #culture7 years ago (edited)

Mungkin banyak orang, wacana, atau tulisan yang membahas tentang kondisi moralitas masyarakat saat ini dari berbagai aspek dan realita di lapangan. Sebagian besar, tema tulisan adalah mengangkat tentang bagaimana bobroknya moralitas masyarakat, khususnya kawula muda, di tengah-tengah globalisasi atau modernitas seperti saat ini. Ntah itu pergaulan bebas, narkoba, hamil di luar nikah (married by accident), dsb. Dalam hal ini, sebenarnya media massa mainstream atau sosial media juga berperan dalam mengonstruksi realita sosial di tengah-tengah masyarakat, dengan membangun wacana secara kontinyu tentang kondisi remaja saat ini.

Bahwa remaja sudah rusak akhlak dan moralitasnya
Bahwa remaja sudah terlalu kebarat-baratan.
Bahwa pergaulan remaja saat ini sudah terlalu bebas.
Bahwa remaja sudah jauh dari nilai-nilai spiritualitas agama.

Apa yang sepintas diwacanakan publik di media sosial dan publik, memang seakan-akan ada kondisi yang gawat darurat pada generasi muda Indonesia saat ini. Namun apakah ini adalah satu-satunya wacana yang menerpa generasi muda saat ini?

Muncul Trend Hijrah di Kalangan Muda

Bad news is a good news.
Memang perihal negatif lebih mudah mendapatkan sorotan dan perhatian publik. Sehingga lebih mudah ditemukan di media-media massa, terutama di ranah media jejaring sosial.

Tapi pernahkah terlintas di pikiran kita, bahwasanya dampak dari modernitas dan kemajuan teknologi terhadap moralitas generasi saat ini, tidak melulu dipandang dari sisi negatif saja.

Sejalan dengan kondisi generasi muda saat ini yang dianggap sudah sangat berlebihan dan bebas, terutama dari apa yang diperlihatkan di akun media sosial seperti pola hidup anak artis, anak-anak sekolahan, dsb. Ternyata, di sisi lain ada kondisi kontradiksi yang juga mencerminkan identitas kawula muda kekinian. Peka atau tidak, ada sisi lainnya selain dari tema-tema tentang kemorosotan moral remaja di era kekinian saat ini. Salah satunya adalah adanya trend hijrah di kalangan masyarakat yang luput dari perhatian media dan masyarakat. Kini juga sudah banyak ditemukan kalangan perempuan yang memilih menutup auratnya dengan baik, meninggalkan budaya pacaran dan memilih ta'aruf, senang mengikuti kajian-kajian agama, dan membatasi dirinya untuk memposting foto-foto yang sifatnya pribadi di ranah media sosial.

Trend hijrah ini agaknya berkaitan juga dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mengubah sudut pandang dan perilaku masyarakat. Jika ada sebagian kawula muda yang perilakunya dianggap sudah 'kebablasan' karena pengaruh dari globalisasi budaya, maka di sisi lain kita tidak boleh menafikan bahwa ada sebagian lainnya yang mulai membenahi dirinya ke arah nilai-nilai spiritualitas agama juga karena adanya globalisasi budaya oleh media massa, terutama media-media sosial.

Dakwah Kekinian di Ikon Pop Culture

Salah satu faktor yang mendorong terciptanya trend hijrah di tengah-tengah masyarakat, khususnya kawula muda, adalah dengan adanya dakwah di media-media sosial. Jika dulu dakwah sering ditemukan di mesjid-mesjid atau ruang publik lainnya, maka kini beriringan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan sosial media, teknik dakwah pun mulai berkembang masuk ke ranah media-media sosial.

Saat ini, banyak muncul forum kajian-kajian islami ustad-ustad pendatang muda yang menerapkan metode dakwah kekinian di media-media sosial. Jenis dakwah kekinian ini cenderung meletakkan perhatiannya pada kalangan generasi muda yang melek dengan teknologi, khususnya media-media sosial. Dakwah metode ini sangat penting, terutama ketika metode dakwah konvensional dianggap tidak lagi efektif diterapkan untuk menjangkau kalangan muda yang punya berbagai background berbeda. Metode dakwah kekinian, dipandang lebih mampu menjangkau para generasi muda dengan strategi pendekatan yang menarik, unik, kreatif, dan persuasif.


sumber

Tipikal pendakwah yang menggunakan ikon pop culture seperti media sosial Youtube, Instagram, Facebook, Twitter, dsb ini cenderung lebih mampu menggaet massanya secara lebih luas daripada pendakwah konvensional yang hanya berpaku di mesjid atau forum publik lainnya di dunia nyata. Penggunaan media sosial merupakan pemecah masalah eksistensi bagi pendakwah, terutama para pendatang baru. Media sosial jenis ini merupakan gambaran kepopuleran budaya masa kini masyarakat generasi Z, yang sudah melek media dan bergantung pada internet sebagai bahan pencarian berbagai informasi. Media jenis ini dianggap lebih punya pengaruh besar terhadap pembetukan pola pikir dan perilaku masyarakat generasi Z ini.

Beberapa pendakwah awal yang sudah mampu menjangkau sosial media untuk sarana perluasan dakwah adalah AA Gym, almarhum Ustad Jefri Al-Bukhari, Ustad Felix Siauw, Luky B Rouf, dan Ustad Abdul Somad. Ustad-ustad ini selain melakukan dakwah di dunia nyata secara konvensional, mereka juga menggunakan media sosial Twitter dan Instagram sebagai media dakwah alternatif. Tidak main-main, melalui media dakwah di sosial media ini mereka memiliki jumlah pengikut yang sangat banyak dan mampu menjangkau perhatian publik hampir di seluruh bagian Indonesia.

Selain itu, metode dakwah juga muncul melalui pembentukan forum-forum kajian on-line. Salah satu forum kajian islami yang saat ini muncul dan populer adalah munculnya gerakan #IndonesiaTanpaPacaran yang dipopulerkan oleh ustad La Ode Munafar pada akhir 2015 dan saat ini sudah memiliki pengikut hampir 400,000 di Facebook, sedangkan di Instagram sudah diikuti lebih dari 595,000 akun. Gerakan ini memang menyasar kawula muda, khususnya untuk mendorong kawula muda agar dapat berhijrah ke arah lebih baik dan sesuai dengan syariat sehingga mantap untuk tidak akan berpacaran lagi dan lebih memilih untuk langsung menikah saja.

Di sisi lain, untuk menjangkau jamaah khusus kawula muda, juga ada beberapa ustad muda yang mulai populer sebagai figur inspiratif karena menerapkan metode dakwah kekinian ini. Diantaranya adalah Hannan Attaki, Muzammil Hasballah, Evie Effendi dan Salim A Fillah. Ustad-ustad muda ini punya jumlah fans dan follower yang lumayan banyak, terutama kalangan perempuan. Memang metode dakwahnya digemari kalangan muda karena konten dakwah yang sifatnya yang persuasif dan tidak menghakimi, ditambah dengan penampilan mereka yang tidak seperti para ustad pada umumnya yang sering menggunakan sarung, koko dan peci. Mereka lebih memilih berpenampilan seperti gaya khas anak-anak muda, dengan memakai kemeja, jeans, bahkan kupluk. Sehingga dengan demikian, anak-anak muda yang ingin mendalami agama lebih mudah menerima ustad kekinian ini karena dianggap "sama" dengan mereka.

Foto: Ustad Evie
sumber

Kepopuleran ustad-ustad kekinian ini kemudian mewabah, terutama bagi kalangan netizen muda di media sosial. Apalagi dakwah di sosial media ini juga kemudian memunculkan maskot baru sebagai "pasangan halal" yang secara sempurna membuat insan muda menjadi baperan. Contohnya? Ada pasangan Muzammil Hasballah dan Sonia yang pada tahun 2017 sempat meledak dan membuat netizen galau, gundah, gulana. Selain itu, saya juga melihat ada beberapa rekan di sosial media saya yang menjalani metode ta'aruf kemudian juga menjadikan sosial media sebagai lahan pasangan muda ini untuk berdakwah kepada netizennya atau mempopulerkan gerakan ta'aruf dan menikah tanpa pacaran. Pasangan-pasangan ini gemar memosting foto kemesraan mereka dengan membubuhkan caption puitis yang pada intinya mengajak lainnya untuk dapat mengikuti jejak mereka. Fenomena pasangan halal ini pun marak muncul sejalan dengan populernya gerakan menikah tanpa pacaran.


sumber

Kesimpulan

Secara positif, hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya ajaran Islam pun tidak hanya dipandang dari sisi yang konservatif, namun juga bersifat fleksibel dan mampu mengikuti perkembangan zaman. Penggunaan media jejaring sosial menjadi contoh bagaimana proses akulturasi budaya antara metode dakwah Islam dengan produk media ciptaan Barat. Hal ini dimaksudkan agar ajaran Islam pun mampu berbaur dengan proses perkembangan zaman dan menjangkau umat di setiap eranya.

Jika masyarakat Islam kini mampu memanfaatkan ranah media sosial sebagai ajang dakwah secara bijak, maka tidak menutup kemungkinan Islam dapat berkembang semakin pesat dan mampu menyatukan umat Islam dalam satu panji dakwah yang kuat. Bukankah saat ini sudah dapat kita lihat, bagaimana umat Islam dapat bersatu dengan utuhnya untuk berjuang membela agamanya yang didukung dengan kekuatan dakwah sosial media?.

Oleh karena itulah, saya menjadi tidak heran saat ini sangat mudah menemukan kalangan muda di sekitar saya yang mendadak hijrah atau banyak yang sudah mulai menerapkan metode anti pacaran. Sedikit banyak, media sosial sangat berpengaruh besar dalam pembentukan opini dan perilaku netizennya di dunia nyata. Salah satu sisi yang baik menurut saya bagi perkembangan dakwah Islam adalah, semakin dekatnya generasi muda dengan ajaran syariat dan ruh spiritualitas agama. Pergaulan bebas dapat dijauhkan sehingga meminimalisir kemorosotan moral generasi muda yang gaung dibincangkan di masyarakat.

Sort:  

edisi pas buat bulan ramadhan

Karna Ramadhan, temanya juga harus religius sedikit. Hehe

Mapping sosial by semangat keagamaannya paten ini. Sukses selalu.

Hehehe. Makasi. Dikit2 ikut berperan menulis dgn ruh Islamnya. :D

Jomblo pun berhijrah katanya, kak. Hee

Iya dek. Jomblo hijrah karna pada baperan lihat pasangan halal yang menikahnya ta'arufan. Mendadak jadi demam ala-ala Muzammil. Haha✌😁

Haaa... Nanti akan ada ustadz baru lagi, ustadz zaman now. Kayak Hanan Attaki dll

Mantap... Nice post

Thanks melatie..

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by putrimaulina90 from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Post terbaik

Trum...!! 😂😂😂