The Diary Game, 5 Oktober: Bersama Ponakan, Ibu, dan Pak Kalim
Hai Steemian! Selamat datang di diary game.
Hari minggu ini agenda yang saya lakukan adalah olahraga pagi. Di antara berbagai jenis olahraga, lari-lari adalah pilihan bagi banyak orang untuk aktivitas pagi hari termasuk yang saya lakukan kali ini.
Lari-lari adalah olahraga simpel. Tidak membutuhkan persiapan apapun. Hanya butuh sepatu untuk alas kaki saat berlari-lari. Bahkan banyak orang desa saya memilih untuk bertelanjang kaki karena lebih nyaman. Sehingga bisa dikatakan kalau olahraga ini 100% gratis. Bisa dilakukan oleh siapapun tanpa terkecuali.
Kali ini saya lari pagi sekitar pukul 06.30. Butuh waktu beberapa waktu setelah salat untuk mulai melangkahkan kaki ke jalan raya karena harus menunggu Alfi dan Ahsan terlebih dulu. Mereka berdua adalah Keponakan saya yang tadi malam sudah berpesan kalau mau ikut olahraga bersama. Alfi dan Ahsan adalah anak dari Mas Muh (kakak saya) dan Mbak Kuroh.
Karena perjalanan kali ini dengan anak-anak. Maka saya lebih memilih rute yang sepi kendaraan sehingga akan lebih aman dilewati. Apalagi Ahsan masih kecil, sering bergerak semaunya sendiri dan tidak melihat kanan dan kiri ketika berada di jalan raya. Dengan begini, saya bisa tenang.
Sambil lari pagi kami juga menyempatkan diri untuk sekadar melihat peternakan sapi. Hitung-hitung sambil menghilangkan lelah keponakan saya seusai berlarian. Sebuah hiburan yang sederhana namun menarik untuk dilakukan.
Namun karena saya belum puas lari-lari, maka kami bertiga juga mampir di lapangan Ringinrejo agar saya bisa lari-lari memutari lapangan tanpa takut kehilangan pandang dengan mereka. Lalu agar keponakan saya juga menikmati suasananya, saya membelikan mereka minuman dan jajan. Saya lihat mereka sudah memiliki banyak keringat.
Hari itu stok beras untuk makan sehari-hari kami sudah menipis sehingga saya menemani ibu membelinya. Kami mengisi kebutuhan dapur itu dari Toko Tamim yang berada di desa Balong. Toko ini cukup dikenal karena harganya yang murah sehingga banyak orang memilih berbelanja di sini walaupun kadang jarak mereka cukup jauh.
Terkadang toko ini juga menjadi tujuan saya ketika membeli pakan ternak. Di sini juga menjual barang-barang sejenis jagung, karak, hingga dedak.
Setelah memilih beras yang akan kami beli, saya mengangkatnya ke bagian kasir, lalu setelah itu mengangkatnya ke sepeda motor setelah pembayaran selesai. Lalu kami pun pulang ke rumah.
Pada malam hari saya menyempatkan diri untuk salat Magrib berjamaah di musala. Baitul Muttaqin menjadi musala pilihan saya untuk beribadah karena di sini seringkali tepat waktu saat adzan berkumandang, sekaligus tidak butuh waktu lama untuk iqamah. Sangat jarang sekali waktu jamaahnya molor adalah salah satu yang saya sukai.
Malam ini Pak Habibi yang memimpin jamaah magrib. Biasanya Pakde Li. Biasanya Pak Badrun.
Lalu setelah itu saya santai-santai mengobrol dengan Pak Kalim yang kala itu singgah ke rumah. Kami mengobrolkan banyak hal sekadar berbagi informasi bermanfaat sekaligus menjaga tali silaturahmi agar tetap dekat.
Itulah aktivitas syaa hari ini. Sampai jumpa di diary game berikutnya!