Malam Penuh Senyum di Anjong Monmata

Malam Anugerah Perolehan Medali
Apakabar rekan semuanya
WAJAH-wajah cerah memadati malam Penganugerahan Penghargaan Olahraga di Anjong Monmata Banda Aceh. Wajar senyum mereka semringah. Sudah satu tahun lebih setelah letih berjuang di arena Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh–Sumatera Utara, baru sekarang mereka bisa senyum lega.
Pemerintah Provinsi Aceh menunaikan komitmennya untuk mencairkan bonus medali bagi atlet dan pelatih, yang telah lama dinanti sejak PON 2024 lalu. Sejak PON XXI digelar September 2024, pemerintah Aceh telah menjanjikan bonus besar untuk atlet peraih medali. Berdasarkan rencana, atlet yang meraih emas bisa mendapat bonus hingga Rp 300 juta.
![]() | ![]() |
|---|
Tabel Perolehan Medali Aceh di PON XXI 2024
Janji tersebut ditunaikan lewat sebuah konsep acara yang cukup meriah. Kas Pemerintah Aceh pun keluar sekitar Rp 72 miliar untuk membayar bonus atlet dan pelatih PON XXI serta Peparnas. Makanya, wajah cerah dan ceria itu menjadi "keringat" bahagia bagi para atlet.
Tentu saja, bonus bukan sekadar uang. Ini adalah bentuk penghargaan atas usaha, keringat, dan pengorbanan mereka selama mempersiapkan diri untuk PON. Lebih dari itu, bonus sering kali menjadi sumber segala mimpi. Dengan bonus itu mereka mewujudkan impiannya.
Bagi Aceh sebagai tuan rumah PON, pencairan bonus juga merupakan cerminan komitem pemerintah dalam memberikan apresiasi. Bukti bahwa keberhasilan atlet tak hanya disoroti saat ajang, tetapi juga diakui secara material.
Saya sudah memantau lokasi sejak petang hari. Meliha suasana dan tata letak lokasi. Sebab, acara ini sendiri bukan di bawah kendali KONI Aceh. Tapi, langsung ditangani Dispora Aceh. Makanya, pada moment berharga ini tidak banyak dihadiri pegiat olahraga.
![]() | ![]() |
|---|
![]() | ![]() |
|---|
Malam Penuh Senyum
Malam itu Anjong Monmata, Banda Aceh memang bermandikan cahaya. Tempat di desain cukup apik, penuh nuansa olahraga dan tentu saja sesuai dengan tema besarnya. Malam makin lengkap dengan hiasan senyum semringah para atletnya.
![]() | ![]() |
|---|
Suasana luar (sore) dan suasana dalam ruangan pada malamnya
Momen hangat bersama lifter nasional Nurul Akmal

saya bersama Nurul Akmal dan Jurnalis senior Imran Joni
![]() | ![]() |
|---|
Meski acara terkesan megah, tapi tetap saja ada celah salah. Penyelenggara kegiatan yang digelar Event Organizer (EO) itu terkesan tak profesional. Kecewa itu diungkapkan Nurul Akmal. Lifter Aceh yang kini menjadi atlet nasional. Ia kecewa, karena ketika dipanggil tampil ke depan, papan yang terima bukan atas namanya dan bukan juga atlet PON, tapi Papernas.
"Kelihatan sekali tidak becus. Kalau foto itu beredar, kan malu saya. Saya altet pelatnas. Peraih medali emas PON, tapi terima penghargaan medali perunggu di Papernas pula. Ini memang simbolis, tapi dokumentasi kan tak kenal simbolis. Ketika salah, yang viral barang yang sudah salah," gerutu wanita yang akrab disapa Amel itu panjang lebar.
Kita sadari, pencairan bonus PON XXI bukan hanya soal uang, tetapi simbol penghargaan bagi para pejuang lapangan. Jika proses ini berjalan mulus, senyuman mereka bisa berlanjut, pasalnya tiga tahun lagi bakal ada PON XXII di NTT-NTB.
Terima kasih sudah membaca postingan saya. Mohon dukungannya
| Photographer | @munaa |
| Device | Samsung Galaxy A14 5G |












Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Terima kasih atas dukungannya...