Diary Game Dec 6, 2025 | Visiting coworkers in flood-affected areas
UPAYA pemulihan sejumlah infrastruktur yang rusak pasca bencana banjir terus berlangsung hingga hari ini (8/12/2025) khususnya di dua wilayah terparah yakni Aceh Tamiang dan Kabupaten Bireuen. Masyarakat provinsi yang dijuluki "Tanah Rencong" tersebut umumnya masih dalam kondisi memprihatinkan, bagaimana tidak! sebahagian besar masyarakat yang berdomisili di daerah / desa pedalaman hingga saat ini masih terisolasi sehingga sama sekali belum tersentuh oleh bantuan logistik karena akses terputus akibat bencana alam banjir dan longsor.
Menurut beberapa sumber media, jumlah masyarakat berdampak banjir Aceh totalnya mencapai 962 ribu orang. Kehilangan keluarga, tempat tinggal, kekurangan makanan dan obat-obatan seakan melengkapi penderitaan ribuan 14,7 ribu masyarakat yang saat ini masih berada tempat-tempat pengungsian.
Kenapa aku harus mengusik kisah diary ini dengan fenomena yang dihadapi masyarakat Aceh saat ini, karena aku termasuk salah seorang ASN yang dilibatkan sebagai piket posko utama penanganan bencana banjir khususnya di Kabupaten Aceh Utara. Kondisi Aceh Utara sendiri merupakan wilayah dengan pengungsian terbanyak diantara wilayah terdampak lainnya yaitu; 304 ribu orang (1.081 Ibu hamil dan 6.927 balita), atas kondisi tersebut semua pihak pun diharapkan penanganan cepat dan serius.

Anak-anak sekolah masih diliburkan. Sabtu pagi, selesai menikmati sarapan bersama keluarga aku keluar dari rumah menuju ke posko utama penanganan banjir di Pendopo Bupati Aceh Utara yang berlokasi di pusat kota Lhokseumawe. Beberapa rekanku dari instansi yang sama sudah berkumpul disana dan sebahagian lainnya terlihat mulai beraktivitas membantu mengangkat sejumlah barang makanan ke armada yang akan diberangkatkan ke sejumlah titik pengungsian.
![]() | ![]() |
|---|---|
Selesai membantu memuat barang (logistik) ke beberapa armada, selanjutnya kami keluar sejenak untuk menikmati segelas kopi di warung Sharif Delima di kawasan Pusong Lama.

Selesai ngopi kami kembali ke posko untuk kembali beraktivitas membantu memuat sejumlah logistik ke armada lainnya yang akan berangkat ke lokasi berbeda dalam kabupaten Aceh Utara. Sebelumnya kami juga telah merencanakan untuk menjenguk rekan kerja kami yang terimbas banjir di Kecamatan Baktiya. Jadi disaat aktivitas kami di posko mulai digantikan oleh staf dari instansi lain, kami mempergunakan kesempatan tersebut untuk berangkat ke Kecamatan Baktiya.

Sekitar pukul 12.30 wib kami mulai bergerak menuju kecamatan Baktiya atau tepatnya di desa matang redep menggunakan minibus Innova. Desa matang Redep peta lokasi merupakan salah satu dari 43 desa di kecamatan Baktiya terdampak banjir menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara.
Armada kami melaju dengan kecepatan sedang karena akses mulai dapat dilalui dengan aman meskipun badan jalan di beberapa titik seperti kecamatan Keude Punteut dan Keude Geudong kecamatan Samudera masih dalam kondisi licin karena dipenuhi bekas lumpur akibat banjir bandang.
![]() | ![]() |
|---|---|
Tiba di kota Lhoksukon kami berhenti sejenak untuk membelikan Snack dan makanan ringan sebagai oleh-oleh atau buah tangan untuk kami bawa kepada keluarga rekan kami. Kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan seraya berharap semoga kondisi rekan kami dalam keadaan baik-baik saja.

Terlalu banyak kondisi memilukan untuk diabadikan selama dalam perjalanan, namun aku mengurungkan niat tersebut karena tidak ada yang dapat kami nikmati kecuali kesedihan dan rasa iba, bagaimana tidak! hampir tidak ada satupun isi rumah yang terselamatkan ketika musibah banjir datang seperti kenderaan roda empat, sepeda motor, padi (gabah), pakaian dan barang-barang berharga lainnya. Kondisi bangunan, harta benda dan masyarakat terdampak banjir tidak beda jauh dengan kondisi saat musibah Tsunami Aceh tahun 2004 lalu.

Sekitar pukul 14.40 wib armada yang kami tumpangi mulai memasuki jalan pedesaan sebagai akses utama menuju desa yang kami maksud, tentunya kami melaju dengan perlahan karena jalan yang kami lalui tidak lagi utuh dan mulus seperti sebelum banjir, banyak lubang dan amblas, juga dijadikan sebagai tempat menjemur gabah yang basah terendam banjir.
...Akhirnya kami tiba di kediaman rekan kerja kami dan mengucapkan Alhamdulillah karena ia dan keluarganya dalam keadaan sehat.. meskipun kenderaan roda dua dan beberapa barang berharga seperti perabotan dan barang elektronik tidak luput dari amukan genangan air yang mencapai hingga mencapai 200 cm.


Ia menuturkan bahwa banjir bandang datang secara tiba-tiba setelah hujan deras mengguyur seluruh wilayah di provinsi Aceh, banyak warga setempat benar-benar panik dan ketakutan karena tidak biasanya hujan deras menyebabkan arus air yang deras dan tinggi. Akibatnya warga lebih mengutamakan untuk menyelamatkan diri mereka dan keluarganya ketimbang harta benda...
Semoga musibah banjir tidak lagi terulang, juga sebagai pelajaran berharga bagi pemerintah untuk menindak serius pelaku / oknum perusakan hutan khususnya di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), karena banjir bandang bukan hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi tapi ulah manusia atas pembalakan liar.
Sekian... Terima kasih banyak atas kunjungan dan mungkin anda membacanya..
salam,
@ridwant





https://x.com/peephotnews/status/1998060191418556502?t=LSBPelLuCofOIPoQee1z6A&s=19
https://x.com/peephotnews/status/1998060191418556502?t=LSBPelLuCofOIPoQee1z6A&s=19
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Thank you @adeljose 🙏