The Diary Game (Des 15, 2025) | Attending the initial meeting to identify Post Hydrometeorological Impacts & other routines

in Hot News Community2 days ago

Struktur bangunan panggung yang menjadi hunian andalan masyarakat Aceh zaman dulu perlahan mulai ditinggalkan oleh generasi baru. Rumoh Aceh atau Kroeng Bade yang berpenghuni kian sedikit bahkan hampir tidak ditemukan di permukiman modern, kecuali rekontruksi bangunan yang dijadikan ikonik kekayaan budaya untuk daya tarik para wisatawan di musium-museum.

Bangunan bertiang dan beratap anyaman daun rumbia ini terkesan sederhana dan tampak biasa-biasa saja, seolah tidak perlu alasan sejarah dan filosofis yang harus diketahui tentang bentuk dan manfaatnya sebagai rumah atau tempat ternyaman untuk sebuah keluarga.

Bukan tanpa alasan! Tapi sebuah adaptasi cerdas orang-orang terdahulu di Aceh terhadap kondisi alam (iklim dan cuaca) hingga membangun sebuah tempat tinggal di atas tiang-tiang atau berstruktur panggung yang bermanfaat terhadap mitigasi alami untuk ancaman banjir, gempa, binatang buas dan terhindar dari kelembaban tanah. Meskipun tidak cukup kokoh untuk menghadapi longsor, abrasi, Lisus dan Siklon Tropis.

1000141259.jpg
sumber Wikipedia

Anggap saja tulisan di awal postingan ini sebagai pengantar lisan untuk diary gameku pada 15 Desember 2025, dimana aku sempat mengikuti rapat tentang Identifikasi Tanah Dampak Pasca Hodrometeorologi yang berlangsung sejak pukul 13.00 - 15.30 wib di ruang rapat ka toe pertanahan Aceh Utara. Kenapa isu ini penting? Karena perubahan iklim dan cuaca di Indonesia kasus yang berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat, terjadinya pergeseran bahkan kehilangan batas tanah/lahan milik masyarakat seperti musibah banjir bandang dan longsor beberapa hari lalu.

Bukan tentang kegiatan rapat! Namun substansi dari pertemuan tersebut membuktikan bahwa struktur bangunan "rumah adat" Aceh merupakan solusi arsitektur tradisional yang efektif dan adaptif terhadap cuaca ekstrem yang melanda provinsi yang berada di ujung barat pulau Sumatra serta beberapa provinsi lainnya.

1000141079.jpg
1000141085.jpg
Saat pertemuan berlangsung
Peserta sekaligus notulensi rapat

Sebelumnya.., aku telah memulai aktivitas pagi di ruang kerjaku setelah mengantar anak-anak ke sekolah pada pukul 07.30 wib. Beberapa jam disibukkan dengan mengetik laporan perencanaan pengadaan tanah untuk lokasi pembangunan SMA unggul di Desa Buket Seuntang Kecamatan Lhoksukon. Aku dan sejumlah rekan kerja lainnya tidak dapat kembali ke rumah karena hujan ringan masih mengguyur wilayah Kota Lhokseumawe dan sekitarnya.

1000141060.jpg
Pengetikan Buku laporan Perencanaan pengadaan tanah SMA

Kepala bidang pengadaan berinisiatif memesan makan siang gratis untuk seluruh staf sebelum mengikuti pertemuan Identifikasi Tanah Dampak Pasca Hodrometeorologi sebagaimana penjelasan saya di atas.

1000141077.jpg
Kondisi saat hujan ringan depan kantor pertanahan (dok, sebelum rapat dimulai)

Rutinitas selanjutnya...
Setelah mengikuti pertemuan tersebut, aku masih harus melanjutkan aktivitas pengetikan menggunakan labtob, mengetik notulensi, menyiapkan photo dokumentasi dan absensi rapat. Meskipun hujan masih belum reda sepenuhnya namun waktu tidak memungkinkanku untuk melanjutkan pekerjaan lainnya hingga selesai.

Setelah melakukan presensi pulang kantor pada pukul 16.40 wib aku meninggalkan gedung kantor dan kembali ke rumah. Sebelum memasuki gang kecil menuju ke kediaman, aku meluruskan perjalanan menuju swalayan Sabana yang berlokasi di Jl. Listrik untuk membeli steik Naget ayam dan susu Dancow sachet untuk putriku di rumah.

1000141124.jpg
1000141125.jpg
Saat memilih naget
kondisi swalayan Sabana

Selesai berbelanja di swalayan Sabana saya juga singgah di Cafe Mie Aceh di jalan yang sama atau berjarak sekitar 20 meter dari swalayan Sabana. Setiba disana aku memesan dua bungkus mie Aceh seharga Rp.10.000 per bungkus atau totalnya Rp.20.000 untuk dua porsi (tanpa isian daging atau seafood), harga per bungkus mie Aceh serata dengan 9 Steem (harga saat konversi).

Jika anda berdomisili dalam wilayah kota Lhokseumawe anda bisa singgah di untuk mencicipi Mie Aceh dalam beberapa sajian seperti goreng, tumis dan rebus (mie kuah), lokasi: google maps. Kenapa saya berani mempromosikannya untuk anda, karena rasa lezatnya serta ragam isian didalamnya yaitu daging sapi, udang, cumi (seafood) serta kepiting. Tentu saja harganya juga bervariasi sesuai isian yang dipilih.

Setelah menunggu beberapa saat aku pun kembali kerumah untuk beristirahat serta menikmati mie Aceh bersama keluarga...

Sekian... Terima kasih banyak atas kunjungan dan mungkin anda membacanya..

salam,
@ridwant

Introduce myself

Sort:  
 2 days ago 

Thank you @mvchacin 🙏

Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.