Momentum hari meugang

Hari meugang penuh dengan kebingungan bagi sebagian orang karena belum tahu dimana cari daging, meugang dua hari membuat pikiran berputar tujuh keliling, apapun alasan daging satu kilo harus dapat, artinya keresahan dalam hati bisa terbantah karena rasa solidaritas mampu menyelesai persoalan yang di hati, tentu saja kebiasaan mengutang daging sudah dibentuk bagi orang yang tidak mampu. Tidak ada yang harus di perdebatkan dan membuat pikiran kacau untuk memenuhi satu tumpuk daging.

Lebih menarik lagi dalam hal meugang di barengi dengan musim politik, untuk memenuhi kebutuhan dahur orang yang tidak mampu diberikan solusi oleh kontestan politik biarpun dalam bentuk sirup dan gula. Kondisi ekonomi masyarakat saban hari makin terjepit, ini dapat memberikan manfaat walau sedikit.

Tentu saja dalam politik ada kepentingan, namun harus di lihat dalam kontek keiklasan dan tidak di seret keranah yang lain sehingga membuat bantuan yang diberikan bersifat ria, pandangan setiap orang tentu saja berbeda dalam kontek memberikan bantuan karena ada kandidat yang memberikan dan ada juga kandidat tidak memberikannya akibat tidak ada logistik.

Paling penting dalam menyalurkan bantuan kepada masyarakat tidak menimbulkan keresahan antar pendukung masing-masing kandidat, harus di ingat bahwa ada masyarakat yang tidak mampu membeli satu kilo gula dan sebotol sirup dalam rangka menyambut bulan suci ini.

Beda halnya, apabila ada tim sukses bingung mencari uang untuk membeli daging, kamudian di lahirkan rasa prihatin terhadap orang tidak mampu sehingga membuat rasa ego pribadi, walau dalam kondisi semua orang membutuh satu kilo daging, ada juga yang mencari manfaat pada momen pilkada untuk menghasut dan mengadu domba satu sama lain.