Membersihkan sampah dan material banjir

in Nature & Agriculture2 days ago

IMG20251225174912.jpg

div.png

Hagoe's Village: Dec, 25th 2025

Hari ini kami membersihkan parit di depan rumah ibu kami yang dipenuhi oleh material banjir berupa sampah-sampah dan juga kayu-kayu dari berbagai ukuran yang dibawa oleh air saat bencana ekologis terjadi pada bulan yang lalu.

Hari ini adalah hari libur dalam rangka Hari Natal sehingga kami para ASN tidak harus masuk kantor seperti biasa. Dan ini merupakan kesempatan bagiku untuk melakukan berbagai kegiatan di rumah maupun di luar rumah.

Pemerintah memberlakukan libur pada acara peringatan hari-hari besar keagamaan termasuk Hari Natal untuk memberikan kesempatan kepada umat agama masing-masing untuk merayakan hari keagamaan mereka.

Selain menerapkan hari libur, pemerintah juga memberikan Cuti bersama selama atau sesudah hari raya keagamaan yang biasanya berlangsung satu atau dua hari.

Dan pada tahun ini pemerintah memberikan Cuti bersama pada esok hari tanggal 26 Desember, dan dengan demikian kami memiliki waktu libur yang lebih panjang karena berlanjut dengan libur akhir pekan.

IMG20251225092357.jpg

Sarapan pagi

Sebelum melakukan aktivitas, aku sarapan terlebih dahulu di rumah dengan menu sarapan yang telah disiapkan oleh istriku.

Setelah selesai sarapan rencananya aku akan membersihkan parit yang ada didepan rumah orangtua kami yang dipenuhi oleh sampah-sampah dan kayu yang dibawa oleh air banjir beberapa waktu yang lalu.

Sebenarnya hari ini kami akan kembali bergotong royong untuk membersihkan endapan lumpur yang masih ada di bagian dapur rumah ibu kami.

Dan di WA grup keluarga tadi malam, kami sudah membicarakan tentang rencana kegiatan ini, akan tetapi tidak dapat terlaksana karena ada anggota keluarga kami yang tidak bisa ikut karena sedang banyak kegiatan tugas.


IMG20251225103117.jpg

Membersihkan parit

Karena tidak mungkin bergotong royong membersihkan endapan lumpur di dapur ibu maka aku akan membersihkan sampah-sampah dan kayu yang memenuhi parit di depan rumah ibu kami.

Meskipun banyak pihak menyangkal bahwa bencana ekologis di akhir bulan November kemarin adalah karena deforestasi, tetapi fakta di lapangan menunjukkan bukti bahwa penyebab banjir kemarin adalah betul-betul karena akibat deforestasi yang diperparah dengan adanya siklon senyar di wilayah kami.

Material yang dibawa oleh banjir adalah endapan lumpur dan juga kayu-kayu gelondongan dari berbagai ukuran termasuk kayu-kayu biasa (bukan gelondongan).

Di beberapa tempat malah ditemukan ribuan ton kayu gelondongan ilegal yang memiliki nomor seri, yang artinya kayu-kayu tersebut pasti dimiliki oleh perusahaan yang menjalankan perkebunan kelapa sawit atau komoditi lainnya.

Perusahaan perkebunan kelapa sawit akan melakukan pembersihan lahan (land clearing) dengan memotong kayu-kayu yang ada di hutan agar nantinya bisa menanam kelapa sawit pada lahan yang dikuasainya.

Jadi mereka mendapatkan keuntungan ganda karena kayu-kayu tersebut akan dijual dan mereka bisa menanam sawit di lahan tersebut.

Tetapi masyarakat luas yang mengalami kerugian akibat kerusakan hutan dan juga terjadinya bencana ekologis, karena area yang dirambah dan dilakukan deforestasi adalah di bagian hulu.

Ketika musim penghujan tiba dan diperparah oleh kondisi cuaca seperti halnya siklon senyar maka masyarakat yang berada di bagian hilir akan merasakan dampaknya.

Aku membersihkan parit di depan rumah ibu kami pada hari ini bersama anak laki-laki kami dan juga adik kandungku yang memiliki kesempatan hari ini.


IMG20251225122344.jpg

Kayu bakar

Aku memilih dan memilah sampah-sampah dan kayu dengan berbagai ukuran agar nantinya kayu-kayu ini bisa dijadikan kayu bakar untuk persediaan di rumah.

Aku perlu melakukan ini karena berdasarkan pengalaman bencana ekologis kemarin, kami bisa survive karena memiliki stok kayu bakar di rumah dan kompor tanah sehingga ketika di kepung banjir selama seminggu dan kami kehabisan gas, kami masih bisa memasak dengan menggunakan kompor tanah dan kayu bakar yang manis tersisa.

Untungnya selama ini aku sudah membiasakan diri dan mempraktekkan cara hidup sederhana dan alami dengan kondisi yang ada seperti memasak dengan menggunakan kayu bakar dan lain-lain.

Sehingga ketika musibah datang dan kami harus hidup dalam kondisi serba keterbatasan maka aku akan bisa menyesuaikan diri dan tetap survive.


IMG20251225122607.jpg

Barang bantuan banjir

Menjelang siang hari aku mendengarkan pengumuman dari TOA musholla atau Menasah di desa kami yang meminta agar para warga desa mengambil barang bantuan banjir.

Desa kami termasuk wilayah yang terdampak oleh bencana ekologis beberapa waktu yang lalu, tetapi bantuan yang kami terima sangatlah sedikit.

Tetapi walau bagaimanapun kami tetap bersyukur karena kerusakan yang terjadi di desa kami tidak begitu parah dibandingkan dengan desa-desa lain yang luluh lantak oleh terjangan banjir bandang.

Aku meminta istriku dan ponakan agar mengambil barang bantuan tersebut di Meunasah desa kami sesuai dengan pengumuman barusan.


IMG20251225123004.jpg

Makan siang

Siang ini aku makan siang dengan menu Kuah Pliek yang dibelikan istriku di sebuah lapak penjualan menu siap saji di kawasan Parang Sikureueng karena istriku belum sempat memasak.

Istriku terlalu letih saat membereskan pakaian-pakaian kami pasca bencana ekologis pada akhir bulan November kemarin.

Aku hanya istirahat saja di rumah setelah makan siang dan melaksanakan sholat Zuhur. Kemudian aku hanya menonton beberapa film dan podcast di aplikasi YouTube.


IMG20251225162616.jpg

Di toko herbal

Sekitar pukul 03 sore istriku mengajakku untuk membeli bahan-bahan herbal di sebuah toko herbal yang berlokasi di pasar Keude Geudong.

Istriku ingin membeli secang yang akan dijadikan sebagai minuman herbal, karena secang memiliki manfaat bagi kesehatan kita, dimana kayu secang memiliki kandungan antioksidan dan antibakteri. Secang juga bisa membantu meredakan peradangan, nyeri sendi, diare, serta menjaga kesehatan kulit dan jantung.

Selain itu secang juga bisa membantu menstabilkan gula darah, meningkatkan daya tahan tubuh, dan memperlancar sirkulasi darah kita.

Kami baru pertama kalinya berkunjung ke toko herbal yang dimiliki oleh seorang warga keturunan India atau Pakistan ini. Itupun karena aku melihat informasinya di media TikTok.

Sebelumnya kami selalu membeli bahan-bahan herbal di toko Taj Mahal yang berlokasi di Kota Lhokseumawe.


IMG20251225172034.jpg

Hangout di Cafe Bandara

Sepulang dari membeli bahan-bahan herbal di Keudee Geudong, si kecil Alvira ingin makan mie Aceh dan kemudian kami menuju sebuah warung mie Aceh di kawasan Malikussaleh Geudong.

Tetapi ternyata warung mie tersebut tidak buka sehingga kami segera meluncur ke arah jalan pulang ke rumah, dan kemudian singgah di sebuah cafe di kawasan bandar udara di Point-A Nibong.

Si kecil Alvira dan bundanya memesan mie bakso ayam serta teh hijau dan nutrisi dingin sedangkan aku hanya memesan segelas kopi espresso panas tanpa gula.


IMG20251225174021.jpg

Kucing sedang berkelahi

Ketika kami sedang hangout di cafe ini tiba-tiba ada dua ekor kucing jantan yang akan berkelahi di dekat tempat duduk kami.

Banyak pengunjung cafe yang tadinya sedang santai sambil menikmati makanan dan minuman mereka akhirnya memilih untuk beranjak dan pindah ke bagian dalam cafe karena terganggu oleh suara kucing yang sedang berkelahi.

Kami memilih untuk tetap berada di tempat duduk kami dan aku hanya mengusir kucing-kucing itu agar menjauh dari tempat duduk kami.


IMG20251225174857.jpg

Suasana sore di sekitar bandara. w3w.location

Sebenarnya Cafe ini banyak dikunjungi oleh para pengunjung yang ingin menikmati suasana dan pemandangan serta aneka makanan dan minuman yang disediakan di cafe ini.

Tetapi karena ada gangguan dari kucing ini mereka lebih banyak yang pindah ke bagian dalam cafe, dan tentu suasana serta pemandangannya akan sangat berbeda bila berada di bagian depan cafe yang langsung bersebrangan dengan bandar udara.

Saat bencana ekologis terjadi beberapa waktu yang lalu, lokasi bandara dan cafe ini juga tergenang oleh banjir. Tetapi saat ini bandaranya sudah dibersihkan. Begitu pula dengan cafe ini yang sudah bisa beroperasi setelah dibersihkan.


IMG20251225180324.jpg

Berbelanja

Kami berada di cafe ini sampai kira-kira pukul 6 sore. Kemudian kami segera beranjak dari lokasi menuju arah pulang ke rumah kami di desa Hagu Matangkuli.

Suasana sudah menjelang magrib dan kami pun singgah sebentar di kawasan Simpang Rangkaya untuk membeli beberapa macam belanjaan untuk kebutuhan kami.


IMG20251225181248.jpg

Di tempat bidan praktek

Setelah selesai berbelanja di Simpang Rangkaya kami menuju praktek bidan di Desa Mee, karena istriku ingin mendapatkan layanan kontrasepsi dari bidan tersebut.

Kami tidak berlama-lama di tempat praktek bidan ini dan segera pulang ke rumah karena sebentar lagi akan tiba waktu sholat magrib untuk wilayah kami.


Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!

Regards

@ alee75

Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti - Jalaluddin Rumi

We invite you to support @pennsif.witness for growth across the whole platform through robust communication at all levels and targeted high-yield developments with the resources available.
Click Here