Memilih Cermin

Jika kita mampu menilai diri, seperti apakan diri kita dulu dan sekarang?
Dan apakah orang-orang akan mengenang kita nanti?

Nah yg jadi pertanyaannya apa kita seperti yg kita harapkan? Yg mungkin mengharap d kenang sbg orang yang baik,atau pintar, atau dermawan,atau justru tidak lebih dr seorang yg menyebalkan... Naudzubillah...

Itu lah kenapa kita butuh bercermin dari orang2 d sekitar kita dengan bertanya dan mau mendengarkan pendapat.
Ya...memang itu bukan hal mudah buat beberapa orang. Mendengar pendapat apa lagi kritik pasti sedikit membuat gerah, terlebih jika pendapat itu d luar harapan kita, meskipun kita cukup paham bahwa itu yg kita butuhkan.

Ketidak siapan kita mendengarkan pendapat membuat kritikan terasa menyebalkan, dan semakin kita tidak siap, semakin sulit kita berubah menjadi lebih baik.

Bagai mana mungkin kita menanamkan perspektif yg baik pada diri kita tanpa mau mengetahui seperti apa kita d lingkungan sekitar kita.

untuk berubah itu kita harus interospeksi diri dengan bercermin seperti apa diri kita...

Tp gimana klo cerminnya ternyata front kamera hp yg pake aplikasi beauty plus? (*baca:penjilat/munafik)

Atau cermin yg kita pake ada filternya (baca:gengsi,ego,nafsu)

Atau tempat kita bercermin hanyalah genangan air keruh (*baca:org yg ingin kita hancur)

Ternyata...sebelum bercermin pun kita perlu pilih2 cermin ya...heheh😅😅😅

Tulisan ini d buat bukan untuk menjadilan kita orng yg terlalu sibuk memikirkan anggapan orang lain terhadap kita tapi untuk sekedar menyadarkan tentang seperti apa kita selama ini dan seperti apa kita akan di kenang kelak.

Pilihan ada d tangan kita masing2...
So...kira2 kalian akan d kenang seperti apa kelak?