Polusi Disebabkan oleh Pabrik Kertas

Polusi kertas mengacu pada pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh produksi, penggunaan, dan daur ulang kertas. Polusi kertas menyebabkan efek buruk yang parah pada kualitas udara, air, dan tanah. Kertas yang dibuang merupakan komponen utama dari banyak lokasi TPA. Pendaurulangan kertas juga merupakan sumber polusi karena lumpur yang dihasilkan selama minum.

image

Jumlah kertas dan produk kertas yang digunakan sangat besar sehingga dampak lingkungan dari pencemaran yang diakibatkannya juga sangat signifikan. Oleh karena itu, upaya-upaya besar diperlukan untuk memastikan bahwa lingkungan dilindungi selama produksi, penggunaan dan daur ulang / pembuangan volume besar bahan ini.

Pulp dan kertas adalah pencemar industri terbesar ketiga di udara, air, dan tanah di Amerika Serikat, dan penelitian menunjukkan bahwa ia melepaskan lebih dari 100 juta kg polusi beracun setiap tahun.

Komponen utama dari pencemaran terkait pabrik pulp adalah bahan berbasis klorin dan klorin, sulfur, hidrogen sulfida dan sulfur dioksida. Klor dan senyawa klorin digunakan dalam pemutihan pulp kayu, terutama pulp kimia yang dihasilkan oleh proses kraft atau proses sulfit. Tanaman yang menggunakan unsur klorin menghasilkan jumlah dioksin yang signifikan yang merupakan polutan organik persisten yang merupakan salah satu polutan yang paling beracun yang dibuang manusia.

Air proses yang digunakan dari pabrik pulp mengandung banyak bahan organik seperti lignin dan bahan organik lainnya dari pohon, termasuk bahan organik terklorinasi. Kehadiran zat-zat organik ini menghasilkan permintaan oksigen biologis yang tinggi (BOD) dan karbon organik terlarut (DOC).

Senyawa berbahan dasar sulfur digunakan dalam proses kraft serta proses sulfit untuk membuat pulp kayu. Pelepasan sulfur dioksida menjadi perhatian khusus karena larut dalam air dan merupakan penyebab utama hujan asam.

Emisi udara hidrogen sulfida, metil mercaptan, dimetil sulfida, dimetil disulfida, dan senyawa sulfur mudah menguap lainnya adalah penyebab karakteristik bau dari pabrik pulp memanfaatkan proses kraft. Bahan kimia lain yang dilepaskan ke udara dan air dari kebanyakan pabrik kertas termasuk karbon monoksida, amonia, nitrogen oksida, merkuri, nitrat, metanol, benzena, senyawa organik yang mudah menguap, dan kloroform.

Nitrogen dioksida (NO) sulfur dioksida (SO) dan karbon dioksida (CO) dipancarkan selama pembuatan kertas. Semuanya menyebabkan hujan asam dan CO adalah gas rumah kaca utama yang menyebabkan perubahan iklim. Gas-gas beracun ini berkontribusi pada polusi udara.

Air limbah yang dibuang dari pabrik bubur kertas dan kertas mengandung padatan, nutrisi dan bahan organik terlarut yang bila ada dalam air tercemar tingkat tinggi. Nutrisi seperti nitrogen dan fosfor dapat menyebabkan atau memperburuk eutrofikasi tubuh air tawar seperti danau dan sungai. Bahan organik yang larut dalam air tawar mengubah karakteristik ekologis dan dapat menyebabkan kematian semua organisme hidup yang lebih tinggi. Air limbah juga dapat tercemar dengan senyawa organoklorin. Beberapa di antaranya terjadi secara alami di dalam kayu, tetapi pemutihan klorin dari pulp menghasilkan jumlah racun yang jauh lebih besar untuk dilepaskan.

Delignifikasi pulp kimia melepaskan sejumlah besar bahan organik ke lingkungan, khususnya ke badan air. Deinking pulp kertas daur ulang menghasilkan bubur limbah yang dapat dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) telah menemukan bahwa kertas daur ulang menyebabkan 35% lebih sedikit polusi air dan 74% lebih sedikit polusi udara daripada membuat kertas perawan. Pabrik bubur kertas dapat menjadi sumber polusi udara dan air, terutama jika mereka memproduksi pulp yang diputihkan. Daur ulang kertas mengurangi permintaan untuk pulp murni sehingga mengurangi jumlah polusi udara dan air secara keseluruhan yang terkait dengan pembuatan kertas. EPA bertujuan untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dengan mengurangi rilis polutan beracun ke udara dan air. Untuk mendorong lebih banyak lagi pengendalian polusi, ia menetapkan Program Insentif Teknologi Lanjutan Sukarela untuk mendorong pabrik-pabrik untuk melampaui batas-batas air awal. Ini juga mengatur standar emisi nasional untuk polutan udara berbahaya untuk produksi pulp dan kertas.