MPBI dan IHCP Dukung Koordinasi Lokal Penanggulangan Bencana di Sumatra: Pelajari Praktik Baik dan Tantangan dari Banjir Pidie Jaya

in Steem SEA3 days ago

IMG_20251222_145240_173.jpg

Meureudu, Pidie Jaya– Dalam upaya memperkuat sistem koordinasi kemanusiaan yang berbasis lokal, Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), sebagai anggota Indonesian Humanitarian Coordination Platform (IHCP), melakukan kunjungan kerja dan pembelajaran ke Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif “Supporting Localised Humanitarian Coordination Through IHCP in the Sumatera” yang berfokus pada pendokumentasian praktik baik, inovasi lokal, serta tantangan koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten.

Rombongan MPBI yang dipimpin oleh Risma Sunarty, diterima langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pidie Jaya, Muhammad Nur, ST di kantornya yang berlokasi di Komplek Perkantoran Cot Trieng, Meureudu, pada Senin (22/12/2025). Turut bergabung dalam kunjungan ini perwakilan dari CYDC (Children and Youth Disabilities for Change), yang hadir untuk mendapatkan pengalaman langsung tentang respons bencana dan menyaksikan upaya penanggulangan dari dekat.

Dalam pemaparannya, Kepala BPBD Pidie Jaya, Muhammad Nur, secara rinci menjabarkan kronologi bencana banjir bandang yang melanda wilayahnya. Ia menjelaskan bahwa bencana diawali dengan hujan lebat yang tak henti-hentinya mengguyur selama seminggu penuh. Curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi panjang tersebut akhirnya memicu banjir yang disebutnya sebagai yang terbesar dalam seumur hidup masyarakat setempat.

“Dari awal mula hujan lebat tak henti-hentinya selama seminggu, hingga banjir terbesar yang terjadi selama seumur hidup masyarakat di sini, kami bersama semua elemen terus berupaya menanganinya,” jelas Muhammad Nur. “Hingga hari ini, proses penanganan dan pemulihan telah berjalan hampir sebulan. Kami berharap situasi dapat segera pulih kembali sepenuhnya, meski tantangan yang dihadapi cukup kompleks.”

Kunjungan dan dialog ini, menurut Risma Sunarty, memiliki nilai strategis yang tinggi. Tujuannya tidak hanya untuk melihat kondisi di lapangan, tetapi lebih dari itu, untuk mengekstrak pengetahuan dan pembelajaran langsung dari para pelaku penanggulangan bencana di tingkat tapak.

“Apa yang kami lakukan adalah bagian dari upaya sistematis untuk mendokumentasikan praktik baik dan inovasi yang lahir dari lokalitas, sekaligus mengidentifikasi tantangan-tantangan dalam koordinasi respons,” ujar Risma. “Dokumentasi ini akan menjadi bahan pembelajaran yang sangat berharga untuk memperbaiki sistem penanggulangan bencana kita ke depan, agar lebih cepat, tepat, dan terkoordinasi.”

Keikutsertaan anak muda dari CYDC dalam rombongan ini pun mendapat apresiasi. Kehadiran mereka diharapkan dapat menanamkan pemahaman dan kepedulian terhadap isu kebencanaan dan inklusivitas dalam respons kemanusiaan sejak dini. Mereka tidak hanya menjadi peserta pasif, tetapi juga diajak untuk menganalisis upaya penanggulangan bencana dari perspektif generasi muda dan kelompok rentan.

Inisiatif IHCP dan MPBI ini menekankan pentingnya pendekatan localised humanitarian action, di mana kapasitas dan kepemimpinan aktor lokal seperti BPBD didukung dan diperkuat. Pelajaran dari respons banjir Pidie Jaya, mulai dari kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga awal pemulihan, diharapkan dapat menjadi studi kasus yang memperkaya mekanisme koordinasi kemanusiaan di Sumatra dan Indonesia secara keseluruhan. Hasil pendokumentasian ini nantinya akan dibagikan kepada para pemangku kepentingan kebencanaan untuk menjadi refleksi bersama dan acuan perbaikan kebijakan.

Editor : CM Cek Mad

IMG_20251222_145230_860.jpg

IMG_20251222_145251_453.jpg

Sort:  
 3 days ago 

IMG_20251129_162512.png

Curated By: max-pro