Merancang sistem antikorupsi berbasis blockchain cakup pemilihan platform berizin untuk keamanan, pengembangan kontrak pintar yang mengotomatiskan aturan serta peringatan, integrasi sumber data yang aman, dan perancangan skema data demi analisis efisien
Merancang sistem blockchain merupakan tahap penting yang mengubah cakupan proyek menjadi kerangka kerja teknologi yang fungsional. Selama fase ini, keputusan teknis akan dibuat yang akan membentuk keamanan, efisiensi, dan skalabilitas sistem.
Pilih Platform Blockchain Berizin
Blockchain berizin berbeda dari blockchain publik seperti Bitcoin atau Ethereum karena merupakan jaringan tertutup di mana partisipan harus diverifikasi dan diautentikasi. Pilihan ini sangat penting bagi sistem antikorupsi, karena akan menangani data pemerintah yang sensitif.
Platform tersebut harus mencakup manajemen identitas untuk memastikan bahwa hanya lembaga pemerintah, lembaga keuangan, dan badan pengatur yang berwenang yang dapat mengakses dan berkontribusi data. Platform ini juga harus menyediakan skalabilitas, karena perlu menangani transaksi bervolume besar, seperti yang terlibat dalam pendaftaran tanah atau pemungutan pajak, tanpa mengalami perlambatan. Privasi merupakan fitur penting lainnya, yang memungkinkan informasi sensitif hanya terlihat oleh pihak terkait sambil tetap menjaga kekekalan dan transparansi dalam catatan transaksi.
Contoh platform yang memenuhi kebutuhan ini antara lain Hyperledger Fabric dan R3 Corda.
Mengembangkan Kontrak Pintar
Kontrak pintar adalah program yang dapat dijalankan sendiri yang mengotomatiskan aturan yang mengatur transaksi. Dalam sistem antikorupsi, kontrak pintar merupakan tulang punggung prosesnya.
Kontrak pintar dapat dikodekan untuk memvalidasi data secara otomatis dengan memeriksa informasi dari berbagai sumber berdasarkan aturan yang telah ditentukan. Misalnya, pengalihan hak atas tanah hanya akan diproses jika semua pembayaran pajak properti telah dilakukan. Kontrak pintar juga dapat memicu peringatan ketika suatu transaksi melanggar aturan yang telah ditetapkan atau menunjukkan pola yang mencurigakan, yang akan memberi tahu otoritas terkait. Selain itu, kontrak pintar mengelola izin akses, mengontrol siapa yang dapat membaca, menulis, atau mengubah data di blockchain, yang mencegah manipulasi yang tidak sah.
Mengintegrasikan Sumber Data
Efektivitas sistem blockchain sangat bergantung pada integritas dan kualitas data yang diterimanya. Untuk mencapai hal ini, koneksi yang aman dan andal dengan basis data institusional harus dibangun.
API (Antarmuka Pemrograman Aplikasi) yang aman dapat digunakan untuk menarik data dari berbagai sumber, seperti catatan tanah dari instansi pemerintah, data transaksi dari lembaga keuangan, atau laporan kepatuhan dari badan pengatur. Semua transfer informasi harus dienkripsi untuk menjaga keamanan dan melindungi dari intersepsi atau manipulasi.
Merancang Skema Data
Skema data yang terdefinisi dengan jelas diperlukan untuk mengatur dan menganalisis informasi yang tersimpan di blockchain. Skema ini menentukan bagaimana data terstruktur, yang memudahkan pencarian, pemrosesan, dan analisis.
Skema ini harus menstandardisasi format semua data yang masuk, memastikan interoperabilitas di seluruh basis data institusi yang berpartisipasi. Skema ini juga harus dirancang untuk penyimpanan yang efisien sehingga data tetap ringkas, menghemat ruang, dan meningkatkan kinerja. Terakhir, skema ini harus menyediakan auditabilitas penuh dengan menyertakan kolom-kolom penting seperti ID transaksi, stempel waktu, identitas partisipan, dan nilai transaksi.
Mpu Gandring ingin memberantas korupsi di Indonesia dengan teknologi blockchain! Anda ingin mendukung?
- Follow akun Mpu.
- Upvote dan resteem postingan Mpu.
- Share di Instagram, Facebook, X/Twitter dll.
- Biar pemerintah mendengar dan menerapkannya.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.