The diary game // kegiatan saat mati lampu pada bencana alam banjir bandang di aceh utara
Hallo steemian semuanya, apa kabarnya hari ini semuanya,semoga kita semua baik baik saja. malam itu menjadi salah satu malam yang paling diingat oleh masyarakat aceh utara ketika banjir bandang datang secara tiba-tiba. hujan lebat yang mengguyur sejak sore membuat sungai meluap dan air dengan cepat masuk ke pemukiman warga. belum sempat banyak orang menyelamatkan barang, listrik langsung padam. mati lampu di tengah bencana membuat suasana semakin mencekam. kegelapan menyelimuti rumah-rumah, suara arus air terdengar jelas, dan warga hanya bisa mengandalkan cahaya lilin serta kebersamaan untuk bertahan.
beberapa remaja yang sedang menikmati makanan seadanya dalam keadaan mati lampu. mereka duduk bersama di satu sudut rumah dengan cahaya redup dari lilin atau senter ponsel. makanan yang mereka santap sangat sederhana, namun suasana kebersamaan terasa hangat. para remaja ini mencoba tetap tenang, saling bercerita, dan berbagi makanan agar rasa takut tidak terlalu terasa. dalam kondisi seperti ini, kebersamaan menjadi penguat utama di tengah keterbatasan dan kecemasan.
ibu-ibu yang sedang memasak di dapur dengan ditemani lilin-lilin sebagai penerang. api lilin yang kecil menjadi satu-satunya sumber cahaya untuk melihat peralatan masak. mereka bekerja dengan penuh kehati-hatian agar masakan tidak tumpah dan api tetap menyala. meskipun kondisi sangat sulit, para ibu tetap berusaha memasak demi memastikan keluarga dan warga sekitar tidak kelaparan. keteguhan dan kesabaran mereka menjadi gambaran nyata peran penting kaum ibu saat bencana melanda.
masyarakat harus mengungsi ke menasah dalam keadaan mati lampu. menasah dipilih karena letaknya lebih aman dari genangan air. warga datang membawa anak-anak, selimut, serta barang penting seadanya. dalam kegelapan, mereka saling membantu, ada yang menuntun orang tua, ada yang menggendong anak kecil. meski lelah dan khawatir, kebersamaan membuat proses pengungsian terasa lebih ringan. menasah pun berubah menjadi tempat berlindung dan berkumpulnya harapan.
ibu-ibu bersama bapak-bapak yang sedang mencari solusi agar warga tidak lapar. di tengah keterbatasan bahan makanan dan peralatan, mereka bermusyawarah dengan tenang. ada yang mengusulkan pembagian bahan makanan secara merata, ada pula yang bersedia membantu memasak. semangat gotong royong sangat terasa, karena semua menyadari bahwa bencana ini harus dihadapi bersama. tidak ada perbedaan peran, semua bekerja sesuai kemampuan masing-masing.
suasana dalam kegelapan ketika bapak-bapak dan ibu-ibu memasak nasi dan mie dengan ditemani telur sebagai lauk sederhana. proses memasak dilakukan bergantian dengan cahaya lilin yang redup. aroma nasi dan mie yang matang menjadi penghibur di tengah malam yang gelap dan dingin. makanan sederhana tersebut kemudian dibagikan kepada warga, terutama anak-anak dan orang tua. meski tidak mewah, makanan itu menjadi sumber tenaga dan penguat semangat.
mati lampu saat banjir bandang di aceh utara bukan hanya memadamkan cahaya listrik, tetapi juga menguji ketahanan dan kepedulian sosial masyarakat. dari peristiwa ini terlihat bahwa dalam kondisi paling sulit sekalipun, nilai kebersamaan, saling tolong menolong, dan rasa peduli tetap hidup. lilin-lilin kecil yang menyala di tengah kegelapan menjadi simbol harapan. pengalaman ini mengajarkan bahwa kekuatan sejati masyarakat terletak pada persatuan dan keikhlasan untuk saling membantu menghadapi bencana.
Best Regard @rahmat20
