Dilukai Oleh Orang Jauh Versus Dilukai Oleh Orang Dekat

Kalau anda ditampar oleh orang yang "tidak anda kenal", lalu dibandingkan dengan, kalau anda ditampar oleh orang yang "anda kenal sangat dekat". Mana di antara keduanya, yang memungkinan lebih "mengenai hati anda?". Meskipun kekuatan tamparan sama, saya yakin, yang akan lebih "kena" ke hati anda adalah, tamparan orang yang anda kenal dekat. Tamparan orang yang tidak anda kenal, sakitnya hanya pada di level fisik. Tamparan orang yang kenal dekat dengan anda, sampai pada level perasaan.

Mengapa apabila anda "dilukai" oleh orang yang anda cintai, rasanya luar biasa? Ya itu tadi, karena anda kenal sangat dekat. Memang, ada apa dengan kenal sangat dekat? Karena anda tidak mengira sama sekali. Anda tidak mempersiapkan apapun. Ketika anda berada dalam kerumunan orang yang tidak anda kenal, naluri anda secara alamiah adalah, waspada. Kalau anda berada dalam kerumunan orang yang anda kenal, anda bisa sama sekali tidak memasang kewaspadaan. Alias, tidak mempersiapkan apapun untuk defense.

Ketika anda mau saya pukul, lalu saya katakan, "ini aku pukul ya". Ketika anda tahu sejak awal mau saya pukul, anda waspada, secara mental dan fisik, anda mempersiapkan diri. Anda bisa menangkis, atau menahan napas. Berbeda dengan kalau kalau tiba-tiba anda saya pukul. Karena anda tidak mengira, anda tidak sempat menangkis atau menahan napas. Nah, perasaan juga sama. Ketika tidak mengira akan dilukai, maka perasaan tidak mempersiapkan dirinya sama sekali.

Ketika orang asing tidak jelas siapa, memaki anda, "kamu guoblok !!". Maka, tidak akan sekeras efeknya di perasaan anda, ketika yang mengatakan itu adalah orang yang anda cintai. Anda ditelikung teman dekat anda, anda dijegal sahabat anda, luka perasaannya bisa lebih menganga. Anda tidak mengira, anda tidak menyangka. Hampir semua kasus sulit melakukan pema'afan, trauma mendalam, kebencian yang intensif, adalah pesoalan dengan orang dekat. Bukan persoalan dengan orang jauh tidak dikenal.

Selain persoalan, tidak adanya kesiapan mempertahankan diri. Ketika persoalan terjadi dengan orang dekat, hantaman energi ke dalam diri, jauh lebih besar. Sebagian besar orang menahan dan menyimpannya di dalam. Kalau anda dikatain, "Bodoh" oleh bukan orang dekat, anda bisa meluapkan keluar, dengan mengatakan "bodoh" juga. Nah kalau orang tua anda pelakunya? Anda bisa jadi, tidak membuang ledakan energi ke luar. Anda membuatnya menghantam ke dalam.

Ketika energi menghantam ke dalam, siapa yang menghalangi energinya keluar? Ya anda, siapa lagi. Sehingga sebenarnya, anda telah menyakiti diri anda sendiri. Mbalik ke uraian sebelumnya. Siapa orang, yang paling anda kenal sangat dekat? Anda lah orangnya. Ketika anda melukai diri anda sendiri, diri anda tidak akan mempersiapkan diri. Anda tidak akan mengira, anda melukai diri anda sendiri. Bahkan, anda bisa saja tidak menyadarinya. Bisa saja, anda baru sadar, bahwa anda selama ini melukai diri anda sendiri, setelah membaca tulisan saya ini.

"Dilukai oleh orang yang sangat dekat, memang rasanya lebih sakit, daripada dilukai oleh bukan orang dekat. Tidak ada persiapan defensif sama sekali, tidak mengira, tidak menyangka. Karena orang sangat dekat itu, yang menjadi pelakunya, sebenarnya adalah diri kita sendiri".