Tentang Ciptaan Berkromosom XX ☕

in Steem SEA23 days ago (edited)

Di kampus, saya punya dua teman dekat, dua-duanya adalah lelaki. Saya merupakan tipikal manusia yang sulit sekali menjalin hubungan personal dengan orang lain, terutama dalam hal pertemanan. Sulit sekali menemukan seseorang (apalagi dua) yang bisa membagi ketertarikan yang sama dengan saya, terutama jika orang tersebut dilahirkan dengan kromosom XX.

Bukan satu atau dua kali saya menjalin persahabatan dengan orang berkromosom XX, dan sebagian besarnya berakhir tragis. Entah itu karena dikhianati, diperlakukan sebagai saingan, atau se-simpel memeras segala resources yang saya punya.

Kali ini, kasusnya agak sedikit berbeda. Saya memilih untuk berteman dengan laki-laki tidak berlandaskan trauma masa lalu yang saya alami, apalagi karena alasan yang lebih keterlaluan, pecicilan. Meskipun saya akui, di masa SMA, saya merasakan sempitnya ruang bergerak dan berpendapat yang ekstrem kala itu sampai-sampai saya harus mengubur isi pikiran saya dalam-dalam.

Bayangkan, berada di tengah-tengah lautan kromosom XX, dengan opini yang kerap melenceng dari common sense mereka. Itu sama mengerikannya dengan berada di dalam kandang singa.

Pandangan skeptis, ketidaksukaan bukanlah hal yang asing yang saya terima dari sesama ciptaan berkromosom XX. Dulu, saya yang bermental korban ini selalu bertanya-tanya, "Jangan-jangan aku yang salah, ya?" Sampai suatu waktu, ketika hubungan saya dengan salah dua di antara mereka mulai melewati tahap rekonsiliasi, saya beranikan diri untuk menguliknya.

Saya tanya, kenapa mereka sampai merefleksikan rasa kurang pede-nya pada seseorang yang mereka tidak kenal kehidupan pribadinya. Salah satu di antaranya menjawab karena wajah saya ngeselin, sementara satu lainnya bilang kalau dia dipengaruhi kawannya yang lain. WTF?!?!

Mana yang katanya women support women, ya? Mungkin pertanyaan barusan tidak akan tanyakan kembali jika sedari dulu membaca artikel yang berjudul, "Women who are critical of everyone but themselves usually display these 10 behaviors."

Tulisan yang dipublikasikan media Hack Spirit itu mengungkap bagaimana ciri-ciri perempuan yang menderita semacam perilaku yang dicirikan dengan suka mengkritik berlebihan (dengan kritikan yang menjatuhkan), kurangnya refleksi diri, atau suka playing victim.

We all know that one woman who seems to have a critique for everyone, but never turns that critical gaze onto herself. The difference between being constructive and being overly critical often comes down to self-awareness.

It might seem paradoxical, but often, women who are critical of everyone but themselves are actually dealing with deep-seated insecurities. Their constant criticism of others can be a way to divert attention from their own perceived inadequacies.

But here’s the twist: the more they focus on others’ faults, the more they reinforce their own insecurities. Instead of tackling their weaknesses head-on, they bury them under layers of criticism and judgment.

Baca selengkapnya di sini

Ada pula satu publikasi ilmiah yang baru saja saya baca malam ini. Publikasi tersebut berjudul, "Biobehavioral Responses to Stress in Females: Tend-and-Befriend, Not Fight-or-Flight." Ternyata, secara psikologis, alasan "Why Women Hate?" sudah dibahas jauh-jauh hari oleh Professor Shelley Elizabeth Taylor dkk., tepatnya di 24 tahun lalu (2000). Damn, publikasinya bahkan lebih tua dari saya sendiri!

Perhatikan kalimat yang saya highlight di bawah ini:

image.png

image.png
Gambar di atas merupakan hasil tangkapan yang saya ambil dari paper SE Taylor, dkk. Sumbernya dari sini

SE Taylor dkk. mengajukan suatu asumsi berdasarkan bukti sebelumnya dari penelitian tentang manusia dan hewan lain. Asumsi tersebut adalah bahwa betina cenderung membentuk dan menjaga hubungan sosial, terutama dengan betina lainnya, sebagai cara untuk menghadapi dan mengelola situasi yang menimbulkan stres.

Di bagian sebelumnya, secara eksplisit dijelaskan bagaimana respon neuroendokrin pada wanita mengancam pola nurturing. Sampai di sini, cukup masuk akal kenapa wanita suka bergosip, 'kan? Kami tidak seperti lelaki yang mengaktifkan respon fight-or-flight ketika menghadapi suatu masalah, sebaliknya, kami suka mengumpulkan massa untuk dipengaruhi. Wkwkwk.

Demikianlah sebagian dari perilaku pemilik kromoson XX yang dapat saya paparkan berdasarkan pengalaman pribadi, pun dengan secuil bukti-bukti ilmiah yang ada. Mungkin ini bisa membantu Steemian XY untuk menyesuaikan diri dengan kelakuan pasangannya, atau untuk teman-teman XX yang ingin menjalin hubungan yang sehat dengan sesama women.

Bonus: GIF meme "☕☕☕". Kalau tidak paham, berarti anda bukan Gen-Z. Kalaupun anda Gen-Z tapi masih tidak paham, berarti anda keterlaluan!

giphy.gif

Semoga bermanfaat!


Referensi:

Taylor, S. E., Klein, L. C., Lewis, B. P., Gruenewald, T. L., Gurung, R. A., & Updegraff, J. A. (2000). Biobehavioral responses to stress in females: tend-and-befriend, not fight-or-flight. Psychological review, 107(3), 411–429. https://doi.org/10.1037/0033-295x.107.3.411


haram untuk dicuri.png

Sort:  

Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.

 23 days ago 

It is something good to read, isn't it @wakeupkitty @patjewell ??

 22 days ago 

No way! This writing is nowhere near decent. You probably shouldn't be tagging those two veteran writers because I am still very much a rookie LOL


We support quality posts and good comments posted anywhere and with any tag.
Curated by : @patjewell

 21 days ago 

Thank you so much!

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.11
JST 0.031
BTC 67476.14
ETH 3776.09
USDT 1.00
SBD 3.52