The Diary Game [Tuesday, May 21, 2022] Dek Rafa Opens a Money Box to Buy a new Bike |

---

Dek Rafa membongkar tabungan untuk membeli sepeda baru.

---

Sudah lama Dek Rafa merengek minta membuka tabungannya. Setiap ada masalah, larinya pasti ke buka tabungan. Mulanya, dia ingin membeli motor kecil dari tabungan tersebut. Bersama Bang Atha, dia melakukan survei harga ke beberapa toko online. “Ada yang dua juta, Yah. Kalau kurang, Ayah tambahin, ya…?” pintanya dengan suara cadel.

Saya menyarankan jangan membeli motor karena bahaya dan tidak ada trek yang bisa dipakai. Alhamdulillah, akhirnya dia sendiri yang minta mau beli sepeda baru.

Meski di rumah sudah ada lima sepeda dan empat sepeda masih laik pakai, saya menyetujuinya. Sudah lama dia ingin membeli sepeda seperti Bang Atha, hanya dengan ukuran yang agak kecil.

---

Saya senang membaca pesan di bak belakang truk yang terkadang unik, lucu, bahkan terkadang juga galau.

---

Menghadiri pesta pernikahan alumni D-III Kesekretariatan FEB Universitas Malikussaleh.

---

Bersama Bundanya, mereka menghitung uang tabungan sepulang dari sekolah. Tabungannya mulai dari pecahan Rp100 ribu sampai Rp1.000. Bahkan koin Rp500 juga ada. Totalnya Rp1.240.000. Belum cukup untuk membeli sepeda dan dia minta ditambahin.

Setelah menyimpan hasil tabungan Dek Rafa, kami pergi ke tempat pesta alumni D-III Kesekretariatan di Blang Pulo. Kami sudah hampir sampai ketika baru ingat kado yang baru dibeli tertinggal di rumah. Akhirnya saya memutuskan balik kanan meski ada saran dari istri untuk menyerahkannya lain kali.

Dari pesta, saya isi BBM di SPBU Kota Lhokseumawe. Tidak ada persediaan Pertalite, jadi mau tak mau saya harus gunakan Pertamax. Dulu sebelum naik, saya memang selalu pakai Pertamax. Tapi karena perbedaan harga terlalu tinggi, saya turunkan grade ke Pertalite.

---

---

Mewawancarai Dr Laila Nazirah yang banyak membuat riset tentang benih padi.

---

Di SPBU, saya melihat sebuah truk dengan pesan cinta di bak belakang dan saya memotretnya. Banyak pesan unik dan menggelitik di belakang truk.

Pertama saya sudah membuat janji dengan Dr Laila Nazirah pukul 15.00. Tapi karena panasnya luar biasa, kami sepakat baru bertemu setelah salat Ashar. Wawancara berlangsung dengan lancar dan saya ingin memposting hasilnya di Steemit, nanti.

Hari ini saya mendapatkan berita duka ketika membaca running text di sebuah stasiun tv. Viryan Aziz, mantan Komisioner KPU meninggal dunia karena sakit. Saya ingat sosok ini karena pernah berdiskusi dan menyarankan KPU menggunakan teknologi blockchain dalam sistem kepemiluan. Di Kantor KPU RI di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, kami berdiskusi tentang keandalan teknologi blockchain yang bisa digunakan di masa saja, termasuk dalam mendukung sistem kepemiluan.

Innalilalilahiwainnailaihirajiun. Semoga Bang Viryan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan tabah.[]

---

Kaget mendapat kabar meninggalnya Bang Viryan Aziz, mantan Komisioner KPU-RI yang juga akrab dengan saya.