Terjebak Cerita-Cerita

in #life7 years ago

Nyatanya sampai hari ini kita masih sangat sering disuguhi cerita-cerita kejayaan para nenek moyang di masa silam dan tentu juga membacanya di berbagai laman. Bahwa bangsa kita adalah bangsa penakluk yang digdaya. Nenek moyang kita berdarah sultan dan mereka adalah orang-orang yang berwibawa serta disegani oleh setiap bangsa. Kita adalah anak cucu yang bermartabat, berdaulat. Sejarah mencatat. Dan kita ternyata terpengaruh betul sehingga larut dalam genang kenangan kejayaan mereka.
Bang Pengko.jpg

Mengapa larut? Sebab lumrahnya kita juga punya hasrat ingin meniru pencapaian tersebut. Ingin terlihat perkasa, terhormat, dan dianggap luar biasa. Atau kita punya rasa "mbong" yang berlebihan atas harta dan tahta warisan. Entah untuk apa itu semua. Namun yang pasti, nun di lekuk hati kita semua punya keinginan menjadi pahlawan. Menyelamatkan bangsa, barangkali. Atau agama juga.

Dan memang nyata, kisah-kisah heroik itu bisa bikin mabuk dan candu. Terbukti hingga pada masa kini, kisah-kisah kepahlawanan itu selalu seolah menjadi peluru yang bisa menyelamatkanmu dari musuh bernama keterpurukan masa lalu. Hanya saja sekarang ini namanya menjelma baru. Tidak lagi disebut sejarah atau kisah teladan, namun diubah nama menjadi kisah inspiratif atau kisah motivasi. Bisa jadi dalam bentuk tulisan, bisa juga dalam bentuk ujaran. Ada kisah nyata hidup seseorang dijadikan novel, ada yang orang tersebut diajak berbicara di seminar-seminar keren beken. Kita suka. Setelah membaca atau mendengarnya seketika di dasar hati kita berjanji akan mengikuti jejak pencapaiannya. Namun kenyataan kemudian, beberapa hari setelah membaca cerita mereka kita akan kembali membuana sesuai ingin hati dan jiwa. Setelah mendengar kisah mereka seminggu kemudian kita pulang menjadi sedia kala.

Tidak ada yang bisa menyelamatkan hidupmu kecuali engkau sendiri, paham! Setiap orang memiliki ruang keberhasilan masing-masing. Tak perlu silau dengan terang cahaya suluh hidup orang lain. Tak perlu meniru, jangan terjebak dalam kisah-kisah orang lain yang belum tentu kebenarannya itu. Kau harus menemukan cara untuk lunas dari keburukan hidupmu pribadi. Atau jangan-jangan kau memang sudah beruntung, hanya saja kurang bersyukur. Buang buku motivasi itu. Jangan lemah. Tak perlu cerita keberhasilan orang. Kita punya takdir yang digariskan. Punya nasib yang bisa diselamatkan jika memang ingin diselamatkan.[]

Sort:  

Hahaha gemes yah! Kita harus bisa memotivasi diri sendiri dan mengalahkan diri sendiri untuk menang. Percuma ikut2an karena yang paling tahu diri kita ya diri kita sendiri. Jadilah diri sendiri dan beranilah jadi diri sendiri, jangan jadi kerumunan tanpa kepribadian tapi jadi pribadi sajalah di kerumunan.

Tepat, mbak @mariska.lubis. Kita harus bergerak sesuai keinginan hati. Mimpi kita tidak sama dengan mimpi orang lain. Jalan kita berbeda juga.

Sering kudengar Cerita itu di warung kopi, terjebak kejayaan masa lalu, hingga lupa akan ke kinian :)

@kakilasak, kadang aku berpikir, bagaimana kalau sebenarnya kisah kejayaan itu cuma dongeng?

Nah..ini poinnya , gmn kalau semuanya dibumbui sesuatu yang lebih menarik, ditambahi macam2..atau malah dongeng semua.

Duh.. kasian yg masih terlena di kejayaan masa lalu

@rahmanovic aku masih sulit percaya penuh pada cerita-cerita motivasi dan dongeng-dongeng usang itu. ehehehe

i love this comment! perfect! keep writing.

ok2.jpg

Wow, Mari sama-sama kita turunkan tensi "Mbong" Kejayaan masa lalu, Tulisan yang sangat asyik untuk dibaca @gulistan

Saleum Apache 13 :D

Terima kasih, brader @dilimunanzar. Orang-orang tertentu masih taklik buta sama cerita-cerita begituan.

Ha ha ha ha..Tidak cukup "Peunutus" Makanya Beraduk dia :D

Ahahahhaha. Berpusing-pusing di sana-sana saja.

Keraasss..... Lanjutkan kawan.

Mestinya lebih keras lagi, der @dsatria. Mestinya. ehehe

Pada kenyataannya memang begitu. Saya akan terus bercerita tentang itu. Dari sana lahir cerita-cerita heroik lain - jadi rujukan - dengan sedikit bumbu-bumbu imajinasi.

Sedemikian nistakah sejarah nenek moyang untuk dikenang?

Nope. Tentu tidak dilihat seperti itu dan sesempit itu, brader @teukumukhlis. Mengenang lalu mengambil iktibar, berbuat demi menghasilkan sejarah baru, itu sangat-sangat baik. Tapi semata mengenang untuk "mbong" lalu meneguk kopi, kembung, pulang ke rumah buang hajat, menghayal, kemudian kembali seperti sediakala, itu yang salah.

Semua punya "mbong". Melihat cermin, kita lupa kejujuran. Saya juga punya "mbong" itu. Kadang-kadang saya harus "mbong", agar tidak ada kaki-kaki usil yang menginjak di sini.

Kajayaan sejarah bermanuver pencapaian harus diciptakan minimal mendapat tokoh yang patut dicontoh, bahasa kerennya inspiratif. Tapi kebanyakan dari kita terjebak dalam dimensi bayangan, persepsi atas mimpi pada nasib yang sama. Setuju membuang segala suntikan motivasi tapi sangat manusiawi bila kita selalu butuh suntikan dan terapi kejut hidup agar zona nyaman tidak memanipulasi akal.

Dengan catatan tidak berkehendak mencontek, abangda @masripribumi kan?

Yups, plagiat sama membajak dua sejoli dalam kejahatan.

Terima kasih sudah menggunakan #indonesia tag.
Jangan lupa join di discord indonesia https://discord.gg/k5brbX7 (#nsc)

Saya suka dengan kata-kata mbong.
Singet bek meruah jet

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62763.51
ETH 2579.20
USDT 1.00
SBD 2.72