Upacara Peusijuek
Tradisi peusijuek merupakan sebagian dari ritual adat yang bertujuan menghormati persaudaraan dan persahabatan dengan memohon kepada Allah yang maha kuasa agar hidup bahagia, sejahtera, sakinah mawaddah, rahmah, segala usaha bejalan lancar, jauh dari mara bahaya serta bencana.
Adat-alat dan bahan-bahan yang dipergunakan dalam upacara peusijuek tidak mengandung unsur-unsur yang betentangan dengan ajaran Islam (halal semua) dan penuh dengan lambang-lambang (filosofi) nya.
1). On Naleung Sambo
Akarnya kuat sekali (kong that ukheue) dan melambangkan teguh istiqamah dan teguh iman. Diibaratkan (geuboh ibarat) lagee labang donya.
2). On Sisijuek (sidingin)
Leupie bukon lee geuboh keutamsé hate bek gôga.
3). Ôn Manèk Manoe
Bungong sibadan tanda hai rakan makmue seujahtera.
4). Breuh-Padé (beras padi)
Sipreuk breuh padé peu krue seumangat.
Tanda hoereumat deungon mulia.
5). Bunga (bungong)
Campur dalam beras padi dan air.
Lambing keharuman dan kebersamaan. Semoga kalau mennggal dunia dengan izin Allah akan meninggalkan nama baik dimata masyarakat dan Allah.
6). Air.
Disiram/dipercik dengan ikatan daun-daun yang tiga macam tadi, agar telapak tangan dll, menjadi sejuk / dingin sehingga segala usaha lancar dan kehdupan mereka bahagia.
7). Bu leukat (nasi ketan)
Diletakkan di atas telingan kri kanan.
Alat pemersatu
Mengikat bathin
8). Teupong taweue
(air putih dicampur dengan sedikit tepung beras)
Dipercikkan ke badan
9). Teumeuntuk (Uang)
Lambang giat dalam berusaha.
Upacara peusijuek didahului dengan ucapan “Bismillah” dan selawat kepada nabi dengan niat meminta keselamatan, kesehatan dan berbagai niat lainnya yang diridhai oleh Allah SWT, semata-mata diharapkan dari ALLAH SWT (Poteu Allah, Potallah)
By @suhaimiaceh