Mesjid Raya Baiturrahman dari Masa ke Masa
Mesjid Raya Baiturrahman adalah mesjid kebanggaan masyarakat Aceh yang terletak di jantung kota Banda Aceh. Mesjid tersebut dibangun pada masa Kesultanan Aceh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 M/ 1022 H.
Mesjid yang berdiri megah tersebut sudah beberapa kali mengalami renovasi. Saat Belanda menyerang kesultanan Aceh tanggal 10 April 1873 M, Mesjid Raya Baiturrahman habis dibakar oleh serdadu Belanda yang dipimpin oleh Jenderal van Swieten. Hal tersebut membuat salah satu putri terbaik Aceh, Cut Nyak Dhien, sangat marah dan berteriak dengan sangat lantang tepat di hadapan Mesjid Raya Banda Aceh. "Wahai sekalian mukmin yang bernama orang Aceh, lihatlah! Saksikan sendiri dengan matamu! Mesjid kita dibakarnya. Mereka menentang Allah SWT. Tempatmu beribadah dibinasakannya! Nama Allah dicemarkannya! Camkanlah itu! Jangan lupakan budi si kafir yang serupa itu! Masih adakah orang Aceh yang suka mengampuni dosa si kafir itu? Masih adakah orang Aceh yang suka menjadi budak kafir Belanda itu?" (Szekely Lulofs, 1951:59).
Untuk meredam kemarahan rakyat Aceh tersebut, maka pemerintah Belanda membangun kembali Mesjid Raya Baiturrahman pada tahun 1877 M. Saat itu Kesultanan Aceh dibawah pemerintahan Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat, yang merupakan Sultan Aceh yang terakhir.
Pada tahun 1935 M Mesjid Raya Baiturrahman kembali direnovasi untuk perluasan bagian kiri dan kanan Mesjid dengan penambahan dua kubah Mesjid. Pekerjaan ini selesai pada tahun 1936 M.
Mesjid Raya Baiturrahman kembali mengalami perluasan pada tahun 1960-an, dengan penambahan dua kubah dan dua menara disisi utara dan selatan Mesjid. Pekerjaan ini selesai pada tahun 1967 M.
Pada tahun 1991-1993 M, Mesjid Raya Baiturrahman kembali dilakukan perluasan. Di bawah kepemimpinan Gubernur Dr. Ibrahaim Hasan, Mesjid Raya Baiturrahman mengalami perluasan dan renovasi besar-besaran. Berkat perluasan tersebut, Mesjid Raya Baiturrahman memiliki 7 kubah, 4 menara dan 1 menara induk, serta dapat menampung 9000 jamaah.
Kini, Mesjid kebanggaan masyarakat Aceh kembali berdiri gagah dan megah. Pasca musibah gempa dan tsunami tahun 2004 M, Mesjid Raya Baiturrahman mengalami beberapa kerusakan. Namun sejak tahun 2015, Pemerintah Aceh dibawah pimpinan Zaini Abdullah menggelontorkan anggaran triliyunan rupiah untuk proyek pemugaran Mesjid Raya Baiturrahman.
Proyek pemugaran mesjid tersebut mengadopsi arsitektur Mesjid Nabawi Madinah dengan konsep pemasangan payung elektrik yang berjumlah 12 unit, tempat wudhuk bawah tanah, basement bawah tanah, dan penanaman pohon kurma di area samping Mesjid.
Pekerjaan tersebut selesai dikerjakan pada tahun 2017 dan diresmikan oleh Wakil Presiden Drs. H. Jusuf Kalla pada tanggal 13 Mei 2017. Kini Mesji Raya Baiturrahman menjadi destinasi wisata religi Aceh yang tak boleh ditinggalkan.
Menara Mesjid Raya Baiturrahman
Bagi Anda yang belum berkunjung silakan ajak keluarga dan kerabat semua untuk menikmati keindahan dan kemegahan Mesjid Raya Baiturrahman.
tetap fokus pada Mesjidnya... ;-)
Terus ikuti kami di @yusuf2018. Nantikan postingan kami selanjutnya. Dan tentunya jangan lupa upvote, saran dan kritikan dari pembaca semua. Terima kasih