Filsafat Aceh, Review Acehnologi (III :16)

in #acehnologi6 years ago

Assalamualaikum wr, wb. Kali ini saya akan melanjutkan review buku Acehnologi karya bapak KBA volume 2 bab 16 tentang Filsafat Aceh. 

Filsafat Aceh adalah kesadaran menemukan jati diri di kalangan orang Aceh untuk meluapkan rasa ingin tahu dari hal-hal yang paling hakiki untuk diketahui oleh manusia yaitu Tuhan, alam, dan manusia itu sendiri. Dapat dipahami bahwa filsafat Aceh membentuk karakter dan ciri khas orang Aceh yang memiliki kesadaran pada titik-titik kemajuan berpikir di dalam suatu ruang dan waktu untuk membuktikan bahwa ada keinginan pada diri orang Aceh agar dapat bertahan sebagai suatu entitas peradaban di dunia ini. 

Untuk mengetahui filsafat Aceh, maka perlu dilakukan: pertama, perlu dilihat kembali tradisi berpikir orang Aceh sejak dulu kala sampai sekarang. Dalam studi Acehnologi, dijabarkan bagaimana tradisi dan corak berpikir model Aceh. 

Kedua, tidak boleh menafikkan adanya pertemuan ilmu dan ideologi orang Aceh dengan sumber-sumber pengetahuan yang ada di luar Aceh. Di Aceh suka atau tidak, ideologi memainkan peran inti di dalam setiap episode sejarah. Ideologi merupakan gagasan-gagasan yang sudah melekat pada diri seseorang, sehingga dia memegang ide tersebut sampai dia mampu bergerak atau memiliki standar tingkah laku orang Aceh.

Ketiga, tidak boleh diabaikan pula pola pendidikan orang Aceh yang sudah melebarkan diri mereka, dari proses mengenali diri sendiri hingga mendapatkan sebanyak mungkin materi. Proses perubahan cara berpikir tersebut tentu saja dilandasi oleh suatu wawasan mengenai kehidupan yang dijalani oleh orang Aceh sendiri. 

Keempat, tidak dapat diabaikan pula kemampuan untuk mendeskripsikan identitas ke-Aceh-an di tengah sekumpulan identitas yang ada di Nusantara. Persoalan identitas di Aceh merupakan salah satu masalah yang mengantarkan cara pandang orang Aceh sebagai bangsa teuleubeh. Artinya, perasaan superior yang kemudian diikat oleh inferiotas identitas keindonesiaan, juga memberikan dampak di dalam memahami falsafat Aceh. 

Cukup sekian review dari saya mengenai bab ini, masih ada bab selanjutnya yang akan saya review, semoga teman-teman semua tidak bosan membacanya, wassalamualaikum wr, wb.