MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR PADA ANAK DI USIA DINI
Manusia adalah seorang pembelajar atau guru sejati dimana dia akan selalau mempelajari lingkungannya terlebih dahulu baik secara formal maupun nonformal sebagai bekal dia beradapatasi kedepannya dan pembelajaran ini dimulai dari hal yang sederhana, Seperti mendengar, melihat, dan merasakan.
Akan tetapi kebanyakan orang tua masih belum mengerti bahwa pendengaran, penglihatan itulah lah membuat mereka pengen mengetahui atau rasa ingin tau dan ingin Mencobanya, ketika dia ingin mencobanya Karena penasaran maka banyak orang tua yang mengatakan jangan atau tidak boleh kepada sianak karena mereka kurang percaya terhadap kemampuan anaknya sendiri.
Ketika sudah bisa berbicara Dan mulai bertanya jawaban yang didapatpun tidak dapat diterima oleh mereka karena kita sering berbohong, bahkan cenderung untuk percaya kalau itu jawaban yang benar. Mungkin ini salah satu faktor kelalaian atau rasa capek ketika pengasuh si anak dengan kelelahan saat menjelaskan penjelasan yang berulang ulang.
Ketika si anak melihat sesuatu yang berbeda dan tidak dapat diterima oleh pikirannya diapun memegang dan mengulang-ulang pertayaan tersebut, namun jawaban orang dewasa tetap dengan tidak atau jangan memegang nanti bisa pecah atau bisa rusak. Maka dari itu dia malas mencaritau sesuatu hal yang belum dia ketahui.
Jika seorang anak memang menyukai sesuatu hal dengan berat maka diapun akan menjelajahi supaya dia dapat mengetahui dari mana asal usul hal tersebut. Dengan begitu berarti dia bukan bodoh hannya saja dia kurang tertarik terhadap pelajaran yang telah ditentukan tersebut.
Tentu ini perlu diberi respon yang benar sehingga tidak mendapatkan perlawanan dan bisa membuat anak semangat untuk belajar tahap pertama perbaikan, hal adalah dari orang tuanya terlebih dulu. Untuk anak sekecil itu, orang tuanya memegang peran penting dalam masa tumbuh kembangnya si anak serta membantu untuk mengatasi masalah anak. Dengan berkomunikasi yang baik dan sopan terhadapnya diapun akan meniru kebaikkan kita kepada orang lain.
Kita selaku orang tuanya wajib memberikan perhatian yang lebih kepada sianak. Ketika anak pulang sekolah, tanyakan kepada dia apa saja hal yang menyenangkan hari ini. Otomatis anak akan mencari hal-hal tersebut mugkin dia menyukai sekolah dan secara tidak langsung membentuk messeg anak bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan. Belajar sama menyenagkan dengan bermain.
Ini salah satu bentuk hedonis positif pada anak.Jelaskan dengan materi pembelajaran yang sedang dikerjakan. Sesuaikan penjelasan dengan materi anak, seperti belajar menghitung , maka anak dapat menghitung jumlah koleksi mainannya atau menghitung sendiri harga barang yang dijual pedagang kaki lima dan membandingkannya dengan harga di toko dan supermarket lainnya.
Ketika anak tidur masukan pendapat positif dengan mengatakan bahwa belajar adalah sekolah tempat yang menyenagkan.
Jika di sekolah mintalah kepada guru untuk sering mengatakan bahwa anak kita adalah anak pinter anak hebat dan luar biasa. Pujian tulus dan memacu semangat anak untuk belajar lebih giat dan penting dari pada diajari macam-macam teknik cara belajar.
Mintalah bantuan keluarga atau orang sekitar untuk meningkatkan rasa percaya diri sianak.Bila sianak masih kecil dan masih suka tidur dalam ayunan, maka pastikan dia berada dalam posisi yang aman dan nyaman.Tujuannya supaya anak dapat menghubungkan sensasi dengan orang tuanya.
Tahapan untuk memberi semangat belajar kepada anak Intinya adalah kerjasama berbagai pihak dalam menyuntikan rasa percaya diri untuk anak dalam batas wajar. Karena jika dilakukan secara berlebihan justru akan berdampak yang tidak baik untuk anak. Lihat perkembangan pembelajarannya sehingga bisa disesuaikan.