BAHAYA MEMBENCI SESAMA ISLAM Oleh Tgk. Amri Zainal Abidin, S.Pd, M.Pd (Pengurus Sirul Mubtadin Ranting Tangse)

in #benci4 months ago

BAHAYA MEMBENCI SESAMA ISLAM
Oleh
Tgk. Amri Zainal Abidin, S.Pd, M.Pd*

  • Pengurus Sirul Mubtadin Ranting Tangse. Dewan Guru Yayasan Dayah Syamsul Ma’rifah Al-Aziziyah Tangse. Kabid Himpunan Ulama Dayah (HUDA) Kecamatan Tangse.
    Pengurus Partai PAS Aceh MPC Tangse. Anggota Nahdatul Ulama (NU) Pidie
    Serta Alumni Pasca Sarjana IAIN Lhokseumawe, Aceh Utara, Indonesia.

A. Mukaddimah

  1. Kenapa Pentingnya Tulisan ini Bagi Publik?
    Benci merupakan suatu penyakit yang menjangkiti sebagian masyarakat kita khususnya di Aceh dan di Nusantara umumnya. Ianya bukan penyakit jasad / tubuh yang bisa dicarikan obat di Apotek atau Rumah Sakit. Ia bersifat abstrak yang bertengger di hati seseorang. Ia perlu di obati, jika tidak jiwa akan gersang yang mengakibatkan ganguan hati dan mental disorder. Jika hati telah dikuasai oleh dunia yang luas akan terasa sempit.
    Ada sebuah kisah yang bisa diambil Pelajaran yang sangat berharga, yaitu kisah ulama terdahulu yang bernama Al-Imam Khalil Bin Ahmad Al-Farahidi sekitar tahun 150 hijriah. Didatangi oleh seorang murid yang dicintainya karena kepandaian ilmu agamanya, bernama Al-Imam Al-Ashma’i, setelah memberikan salam dan dibukakan pintu oleh tuan gurunya, Al-Imam Al-Ashma’i merasa haru dengan kondisi di dalam rumah tuan gurunya yang sangat zuhud itu. Dimana hanya ada tikar Jerami berukuran lebih kurang 80 cm x 80 cm sebagai alas rumahnya. Beliau Al-Imam Khalil Bin Ahmad Al-Farahidi mempersilahkan muridnya masuk dan duduk di tikar itu berdua beginilah dialognya:
    قال الأصمعي: دخلتُ على الخليل وهو جالس على حصيرٍ صغير, فقال لي: تعالَ اجلِسْ ‏فقلت: أُضيِّقُ عليك, ‏فقال: مَهْ! الدنيا بأَسرِها ما تَسَع مُتباغِضَين, وإنّ شِبرًا في شِبرٍ لَيَسَع مُتحابَّين
    Artinya: (Imam) al-‘Asma’i berkata: “Aku berkunjung masuk ke rumah Imam Khalil, dan dia sedang duduk di atas tikar jerami yang kecil. Dia berkata kepadaku: “Kemarilah, duduk di sini.” Aku menjawab: “Maaf, aku membuat tempat dudukmu sempit.” Imam Khalil berkata: “Ah, kau ini! Luasnya dunia akan terasa sempit atau tidak cukup luas bagi dua orang yang saling membenci. Namun, sejengkal tanah akan terasa luas bagi dua orang yang saling mencintai.” Hal ini diceritakan dalam kitab Al-Bashâ’ir wa al-Dzakhâ’ir karangan Al-Imam Abu Hayyan al-Tauhidi cetakan Beirut, Dar Shadir: 1988 M, juz III, halaman 127.
    Dalam kisah di atas dapat diambil pelajaran yang sangat berharga bahwa orang yang saling mencintai karena Allah, walaupun tempat sempit tetapi hati mereka luas karena cinta. Tetapi sebaliknya jika seluar dunia yng menjadi tempatnya jika hati dipenuhi oleh kebencian kepada sesame manusia, luasnya dunia ini menjadi sempit bagi orang tersebut.
  1. Fakta Pembenci
    Salah satu jurnal Universitas Islam Indonesia Daerah Istimewa Yogjakarta yang berjudul Ujaran Kebencian di Kalangan Penguna Media Sosial di Indonesia : Agama dan Pandangan Politik, hasil karya bersama Muhammad Aulia Ash-Shidiq dan Ahmad R Pratama, setelah mengadakan penelitian secara intent sejak tahun 2018 sampai 2020 sebanyak 9,6 Juta orang pengujar kebencian di media sosial. Jumlah yang sangat meresahkan, mayoritas masyarakat kita terkena penyakit ini. Dan ini sangat amat serius, jika dibiarkan akan berdambak kepada individu tertentu tetapi juga menimbulkan perseteruan dan mengganggu hubungan internasional.
    Pengujar kebencian ini tidak pandang status sosial dalam melakukan aksinya, bahka orang nomor satu Indonesia tidak luput dari terkena ujaran kebencian ini, seperti yang dimuat dalam artikel Kompas.Tv online yang berjudul : Ujaran Kebencian di Sesial Media, Jokowi : Saya Tahu Ada yang Bilang Saya ini Bodoh. Di terbitkan pada tanggal 16 Agustus 2023. Saat menyampaikan pidato kenegaraan di Gedung Nusantara beliau berkata ada ujaran kebencian yang ditujukan kepada dirinya. “Saya tahu ada yang mengatakan Saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Fir’aun, tolol. Ya nda apa, sebagai pribadi saya menerima saja” ujarnya.
  2. Apa Tujuan Penulisan ini?
    Penulis ingin menberikan sedikit kontribusi dalam perspektif islam untuk dunia keilmuan khususnya bagi penulis sendiri dan juga bagi pembaca sekalian, walaupun ini hanya berupa separuh air dalam mulut burung pipit yang ingin memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim AS oleh Namrud Laknatullah. Penulis hanya memohon kepada Allah semoga tulisan ini memberikan manfaat dunia dan akhirat bagi penulis dan pembaca. Harapan, semoga nantinya dapat memberikan obat bagi penyakit yang kita deritai, dan Allah berikan kesembuhan yang nyata. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

B. Pembenci Pemicu Melanggar Hukum Allah dan Sunnah Rasulullah SAW.
Bagaimana tidak, pembenci sangat dilarang dalam islam sehingga Allah melarangnya dalam berbagai kutipan ayat – ayat suci Al-Qur’an diantaranya sebagai berikut:

  1. Dalil Al-Qur’an
    ۗوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْاۘ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
    Artinya
    Janganlah sekali-kali kebencian(-mu) kepada suatu kaum, karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya. (Al-Maidah : 2)
    وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
    “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya.” [QS. Al-isra’:36]
    اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۚ فَقَدْ اٰتَيْنَآ اٰلَ اِبْرٰهِيْمَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاٰتَيْنٰهُمْ مُّلْكًا عَظِيْمًا
    Terjemah Kemenag 2019
  2. Ataukah mereka dengki kepada manusia karena karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah menganugerahkan kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim dan Kami telah menganugerahkan kerajaan (kekuasaan) yang sangat besar kepada mereka. (An-Nisa : 54)
    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
    Terjemah Kemenag 2019
  3. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik699) setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim. (Hujarat : 11)
  1. Panggilan fasik adalah panggilan dengan menggunakan kata-kata yang mengandung penghinaan atau tidak mencerminkan sifat seorang mukmin.
    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
    Terjemah Kemenag 2019
  1. Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. (Hujarat : 12)
    ۞ لَىِٕنْ لَّمْ يَنْتَهِ الْمُنٰفِقُوْنَ وَالَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ وَّالْمُرْجِفُوْنَ فِى الْمَدِيْنَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لَا يُجَاوِرُوْنَكَ فِيْهَآ اِلَّا قَلِيْلًا
    Terjemah Kemenag 2019

  2. Sungguh, jika orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah tidak berhenti (dari menyakitimu), pasti Kami perintahkan engkau (Nabi Muhammad untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak lagi menjadi tetanggamu (di Madinah), kecuali sebentar (Al-Hujarat: 60)
    وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
    Terjemah Kemenag 2019

  3. Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa (dasar) pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. (Al-An’am: 108)
    وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ
    Terjemah Kemenag 2019

  4. Celakalah setiap pengumpat lagi pencela (Humazah: 1)
    وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍۢ بِنَمِيْمٍۙ
    Terjemah Kemenag 2019
    Janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah lagi berkepribadian hina, suka mencela, (berjalan) kian kemari menyebarkan fitnah (berita bohong), (Al-Qalam : 10-11)

  5. Dalil Hadis

“Terkadang seorang hamba mengucapkan suatu kalimat tanpa ia perhatikan dampaknya, ternyata mengakibatkan dirinya terjerumus ke dalam neraka sejauh jarak antara timur dan barat”[HR. Bukhari dan Muslim]
وقد قيل له: إنّ استِفساد الصديق أهون من استصلاح العدوّ, قال: نعم كما أنّ تخريقَ الثّوب أهون من نسجه
Artinya, “Telah dikatakan kepadanya: ‘Sesungguhnya merusak pertemanan jauh lebih mudah daripada memperbaiki permusuhan.’ (Imam) Khalil menjawab: ‘Betul, sebagaimana merobek kain jauh lebih mudah daripada menenunnya.’” (Al-Tauhidi, 1988 M: III/127).

C. BAHAYA MEMBENCI
Membenci bisa menjadi suatu hal yang merugikan baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat timbul dari rasa benci:

  1. Stres dan Kesehatan Mental: Membenci seseorang atau sesuatu dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dengan menyebabkan kecemasan, depresi, atau bahkan gangguan tidur.

  2. Kehilangan Keseimbangan Emosi: Membenci seseorang bisa mengubah pola pikir dan reaksi emosional seseorang secara negatif. Ini bisa membuat seseorang menjadi lebih mudah marah, sensitif, atau bahkan memicu perilaku agresif.

  3. Hubungan Sosial yang Rusak: Perasaan benci dapat merusak hubungan dengan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ini bisa menyebabkan isolasi sosial atau konflik yang berkepanjangan.

  4. Menghalangi Perbaikan Diri: Fokus pada perasaan benci terhadap orang atau situasi tertentu dapat menghalangi seseorang untuk berkembang dan memperbaiki diri sendiri. Ini bisa menghambat kemampuan untuk memaafkan, belajar dari pengalaman, atau menyelesaikan masalah.

  5. Siklus Negatif: Membenci seseorang cenderung menciptakan siklus negatif di mana perasaan tersebut diperkuat dari waktu ke waktu. Ini bisa menjadi hambatan besar dalam mencapai kedamaian dan kebahagiaan pribadi.

Membenci adalah emosi yang alami, tetapi penting untuk dikelola dengan cara yang sehat. Memahami sumber kebencian dan mencoba mencari solusi atau cara untuk meredakan perasaan negatif tersebut adalah langkah pertama untuk menghindari bahaya-bahaya yang mungkin timbul.

D. SOLUSI SUPAYA JANGAN MEMBENCI
Tentu, berikut adalah beberapa solusi untuk mengatasi perasaan benci atau menghindari benci terhadap seseorang atau situasi:

  1. Mengasah Empati: Cobalah untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Memahami latar belakang, pengalaman, dan perasaan mereka bisa membantu mengurangi konflik dan meningkatkan empati.

  2. Memaafkan: Memaafkan bukan berarti menyetujui perilaku yang menyakitkan, tetapi lebih kepada melepaskan beban emosional dan memungkinkan diri untuk melanjutkan hidup tanpa membawa kebencian.

  3. Berbicara dengan Terbuka: Bicaralah secara terbuka dan jujur dengan orang yang Anda benci jika memungkinkan. Kadang-kadang, komunikasi yang baik dapat membuka jalan untuk memperbaiki hubungan atau setidaknya menciptakan pemahaman.

  4. Bersikap Bijaksana dalam Menanggapi: Daripada merespons dengan emosi yang berlebihan, pertimbangkan untuk merespons secara bijaksana dan tenang. Hal ini dapat membantu menghindari konflik yang lebih besar.

  5. Menjaga Jarak: Jika perlu, berikan diri Anda waktu dan ruang untuk mendamaikan perasaan. Ini bisa berarti mengurangi interaksi dengan orang atau situasi yang memicu perasaan benci sampai Anda merasa lebih siap untuk menghadapinya dengan tenang.

  6. Fokus pada Diri Sendiri: Alihkan perhatian dan energi pada pengembangan diri sendiri, minat, dan aspirasi. Hal ini dapat membantu mengurangi kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada perasaan benci.

  7. Cari Bantuan Profesional: Jika perasaan benci sangat mengganggu atau sulit untuk diatasi sendiri, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang terapis atau konselor. Mereka dapat membantu Anda menjelajahi akar perasaan tersebut dan menemukan cara-cara untuk mengelolanya secara efektif.

Mengelola perasaan benci memang tidak mudah, tetapi dengan langkah-langkah ini, Anda dapat membangun kedamaian dalam diri sendiri dan menjaga hubungan yang lebih sehat dengan orang-orang di sekitar Anda.

E. SIKAP KITA TERHADAP PEMBENCI

Menanggapi seseorang yang membenci kita atau memiliki perasaan benci terhadap kita bisa menjadi situasi yang menantang. Berikut adalah beberapa sikap yang bisa dipertimbangkan dalam menghadapi orang yang membenci kita:

  1. Tetap Tenang dan Terkendali: Penting untuk tetap tenang dalam menghadapi orang yang membenci kita. Mengendalikan emosi kita sendiri dapat mencegah konfrontasi yang tidak perlu atau memperburuk situasi.

  2. Berusaha Memahami: Cobalah untuk memahami alasan di balik perasaan benci mereka. Mungkin ada sesuatu yang telah terjadi atau ada kesalahpahaman yang perlu dijelaskan.

  3. Jaga Batas-batas: Meskipun penting untuk memahami, tetaplah menjaga batas-batas pribadi Anda. Jika interaksi terlalu mengganggu atau tidak sehat, mungkin lebih baik membatasi atau menghindari interaksi tersebut.

  4. Beri Contoh Sikap yang Positif: Tetaplah berperilaku dengan sopan dan menghargai mereka meskipun mereka membenci kita. Memberikan contoh sikap yang baik dapat membantu meredakan ketegangan dan mengubah persepsi mereka terhadap kita.

  5. Tetap Fokus pada Tujuan: Hindari terlibat dalam perdebatan atau konfrontasi yang tidak produktif. Lebih baik fokus pada tujuan dan hal-hal yang dapat Anda kendalikan.

  6. Menawarkan Memaafkan: Jika memungkinkan, menawarkan maaf atau mencari jalan damai dapat membuka pintu untuk rekonsiliasi dan perdamaian.

  7. Berpikir Positif: Tetaplah berpikiran positif dan jangan biarkan perasaan benci dari orang lain merusak kebahagiaan atau kesejahteraan Anda sendiri.

Sikap yang positif dan empati dapat membantu mengubah dinamika hubungan dengan orang yang membenci kita, meskipun proses ini mungkin memerlukan waktu dan kesabaran.

F. KESIMPULAN
Kesimpulan tentang artikel ini yang berjudul Bahaya membenci sesama muslim / islam adalah:

  1. Seseorang yang berstatus islam harus menjaga lidah / perkataan mengeluarkan kata kata hujatan kebencian sesama manusia. Dan juga tidak dengan sikap dan bahasa tubuh yang ditujukan untuk menyindir membenci sesama islam dan ummat manusia secara umum.
  2. Tebarkankan kasih sayang dan cinta, bukankan rasululah saw sangat menyarankan kepad aummatnya untuk mengutamakan akhlak yang baik. Dan beliau adalah manusia yang paling baik akhlaknya sehingga mendapat pujian dalam alquran sebagai manusia terbaik akhlaknya dan beliau diutuskan untuk memperbaiki akhlak manusia. Bagaimana prakteknya sebagai mana diperintahkan oleh baginda nabi muhammad sallahu alaihi wasaalam. Sayangilah yang kecil diantara kamu dan hormatilah yang besar / yang lebih tua diantara kamu.
  3. Jangan berurusan dengan pembenci, tetapi do’akanlah kepada supaya Allah berikan taufik kepada kebaikan dan meninggalkan kebencian. Tidak rugi mendokan saudara kita sesama muslim walaupun yang menyaikti kita dengan doa kebaikan, karena malaikan akan mendoakan kebaikan kepada kita pendoa dan diaminkan oleh malaikat. Bukankah mereka para malaikat doanya tidak ditolak, mereka selalu dalam keadaan taat dan tidak pernah mendurhakai Allah walau sekelip mata juga. Mereka sangat taat pada Allah.
  4. Semoga tulisan ini memberikat siraman ilmu buat penulis dan mengamalkannya serta pencerahan kepada para pembaca dalam menghadapi saudara kita yang masih membenci dan semoga berkuranglah orang yang membenci dan berubah menjadi orang yang saling menghargai mencintai sesama islam rukun damai dalam suasana ikatan bersaudara sesama islam. Ini yang namanya syurga sebelum masuk kedalamnya.
  5. Penulis ini mengutip satu kata hikmah : Jadilah diri sendiri, bagaikan mentari yang menyinari bumi, berbuat tanpa mengharap gaji, tetapi semata mata karena ilahi. If you're looking for a quote about a heater, here's one:

"Wherever you go, no matter what the weather, always bring your own sunshine." - Anthony J. D'Angelo

This quote can be interpreted metaphorically to suggest that regardless of external conditions (like cold weather that might require a heater), it's important to maintain a positive outlook or bring your own warmth and comfort wherever you go.

Wallahu’alam
Tangse, 07 Muharram 1446 H

Tgk. Amri Zainal Abidin, S.Pd, M.Pd