The diary game seasons 3 (25-maret-2021) (Martabak penghilang lapar))

Assalamualaikum wr wb
Selamat malam semua steemians,
Hari ini saya hampir tidak tau apa yang hendak saya bagi cerita di blog steemit tercinta ini. Sampai akhirnya, di saat hendak mau istirahat malam tadi, tidak biasanya perut terasa lapar. Istri saya menyarankan agar mencari makanan cemilan atau kue di luar. Saya terasa malas nampaknya keluar, karena jam sudah melewati jam 10 malam. Di pikiran saya yang ada cuma di kota baru ada yang cocok untuk dimakan. Rupanya rasa lapar saya mengalahkan rasa malas dan saya pun keluar rumah menuju ke kota untuk mencari sesuatu yang bisa mengisi perut.
Sampai di kota, saya pun terasa bingung mau beli apa. Disini banyak terdapat aneka jajanan kue yang cocok dengan isi kantong dan diterima isi perut. Tanpa berpikir panjang, saya menjatuhkan pilihan membeli kue Samarinda dengan isi durian atau kacang.
Saya berhenti di salah satu gerobak pembuat kue tersebut, tepatnya di depan bekas bioskop jaman dulu, entah bioskop Puspa namanya. Disaat saya ingin memesan kue disitu, ada yang berbeda dari martabak yang biasa saya beli. Rupanya disitu dijual dalamsatu martabak dengan varian rasa, lebih kurang 8 rasa. Saya heran dan bertanya sama penjual, martabak apa ini namanya, di jawab kalau ini namanya Martabak Terang Bulan. Martabak ini beda rasanya dengan martabak Samarinda,walaupun tepung adonannya hampir sama.
Proses pembuatannya agak terasa lama sedikit, ditambah lagi api kompornya tidak boleh terlalu besar. Setelah dibakar baru dioleh berbagai selai dan coklat, dan toping dan juga jagung. Setelah menunggu relatif lama, baru siap dibungkus. Disela-sela menunggu ada yang sedih juga dari penjual martabak ini, kalau selama ini penghasilannya menurun. Biasanya semalam dia mampu menghabiskan kue sampai 5 kilo perhari, semenjak awal tahun ini 3 kilo adonan roti masih tersisa. Dia bertanya sama saya, apa memang ini akibat Pandemi Korona yang tak kunjung selesai. Saya pun coba menjawab bisa jadi, tapi bisa jga kadang cobaan yang diberi Yang Maha Kuasa.
Setelah obrolan tersebut, saya pulang terus. Dia bilang bungkusan kue tersebut jangan sampai miring, harus terbaring agar tidak rusak bentuk kuenya. Sampai di rumah, saya dan istri saya menyantap dengan kue yang lezat ini. Dan pastinya, perut saya tidak lapar lagi.
Alhamdulillah.

Terima kasih