Jendela ku
PUISI KEHIDUPAN
Maka kuyakini engkau sebagai takdir; tempat segala desir mengalir-- hingga pemberhentian terakhir
Karena bagi musim air matamu adalah larik kesedihan, maka ijinkan aku menjadi setitik hangat bagi lebam lukaluka mu
karena engkaulah ombak bagi perahu sunyiku, menuntun kembara ini; menuju palung hatimu
halimun moksa di bukit rimba meninggalkan jejak embun, dan sebait kidung lirih tertinggal di basah daundaun
dan tenang malamku berhias debur rindu, serupa ombak yang meriak di kedalaman matamu
Dalam hening telaga pagi adalah altar suci, tempat doadoa menjelmakan diri; merupa puisi
Adalah pagi yang membisikkan embus doa pada geletar daun angsanaмaka kucinta engkau dengan seluruh asa--tanpa sisa
Adalah kau, sebuah pagi dengan hening paling sunyi; tempat aku meletakkan segenap nyeri
Aku menemukan kilau senja di matamu yang surga; merupa jingga juga merah saga--bertabur wangi cinta .
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.kompasiana.com/sigitpam/sajak-sajak-pendek-tentang-musim-hujan-dan-kenangan_551ac38f813311591a9de161