#ReviewBook2: Of Mice and Men, Novel Sastra Peraih Nobel yang Kaya Kritik Sosial
Buku ini saya beli saat grand opening (go) Gramedia di Banda Aceh, atas rekomendasi seorang teman. Beruntung, isinya bagus dan alurnya juga tak biasa.
Novel sastra dengan judul Of Mice and Men, menceritakan tentang perjalanan dua kerabat; George Milton dan Lennie Small. Karakter keduanya amat berbeda, George berpostur pendek dengan otak cerdas. Sedangkan Lennie bertubuh besar namun-boleh dikatakan seperti mengidap kelainan mental.
Hubungan keduanya aneh, dimana George selalu saja jengkel dan marah terhadap Lennie. George menganggap Lennie biang masalah. Sering sekali George mengulang-ulang kekesalannya dengan menghardik; "dasar kau sinting, Lennie!".
Tapi, di lain sisi, entah mengapa George terus saja menjaga Lennie sedemikian rupa. Bahkan acap kali George menjadi tameng bagi Lennie yang kelainan. Ia selalu menjaga agar Lennie tak salah dan sembarang berkomunikasi dengan orang lain. Ia khawatir; 1. Lennie mengamuk dan serta merta dapat mencederai orang lain, 2. Orang lain tak akan sanggup memahami Lennie sebagaimana ia paham terhadapnya.
Perjalanan mereka diawali masalah tatkala Lennie dituduh melakukan pemerkosaan hanya karena dia memegang gaun seorang gadis. Padahal, Lennie hanya suka kelembutan. Sontak saja, orang lain berpikir bahwa ada upaya pelecehan seksual. Dengan tangan Lennie yang -maaf- dekat dengan area terlarang gadis tersebut.
Singkatnya, keduanya berlari ke suatu tempat. Untuk menyambung hidup mereka berkerja di sebuah peternakan Soledad, California. Mereka bertugas sebagai pengangkut jelai gandum.
Di tempat mereka berkerja, mereka dipertemukan dengan teman-teman baru. Seperti:
Selama berkerja di pertemanan tersebut, penulis banyak mengangkat krisis sosial pada masa itu. Bagaimana rasisme sangat kental, orang kulit hitam dipandang hina. Pemilih peternakan bisa sesuka hati. Hingga bagaimana para pekerja hanya bisa mengulang-ulang tugasnya layaknya robot.
Dari karakter satu persatu teman George, penulis mewakili apa saja realitas di masa lalu. Menurut beberapa literatur yang ada, novel ini menggambarkan realitas kultur di masa-masa depresi Amerika serikat. Latar persahabatan dengan perbedaan sosial yang kentara menjadi daya tarik sekaligus kelebihan buku ini.
Tak heran, penulis buku ini John Steinbeck menjadi pemenang The Putlizer Prize, sebagai yang terbaik di katagori sastra. Buku Of Mice and Men menjadi pemenang pada tahun 1937. Setelah dua buku lainnya karangan Steinbeck juga menang di tahun 1939 dan 1952.
Novel klasik kontemporer ini layak dibaca. Selain kelebihan yang telah disebutkan di atas, novel ini menghadirkan ending tak diduga-duga. Agar teman-teman penasaran, saya tak mengulasnya lebih lanjut.
Sedap bg
Rio baru baca sedikit. Walaupun buku tipis..tapi tak habis-habis jua..
Duh, saya juga butuh waktu agak lama untuk mengkhatamkan ini buku bang. Paksa dikit, selesai itu!