Internet Routing Gaps Bit the Bitcoin Users - Celah Routing Internet Bahayakan Pengguna Bitcoin
bitcoin-network.jpg
English :
In the Internet protocol based packet switching, routing is the main component. With the routing protocol, data packets can get to the correct destination. Only, the Internet is not prepared to face a world full of crime. The initial design of the Internet protocol relies on the honesty of everyone who participates in the Internet giant's network.
As reviewed by the Naked Security blog, BGP (Border Gateway Protocol) can be exploited for crimes targeting Bitcoin users. BGP is a protocol that tells the route between an AS (autonomous system) network with another US network. Although BGP has no effect on Internet users in general, but the role of BGP is crucial for Internet service providers (ISPs). BGP was designed in 1989 as a short-term solution to the rapid development of the Internet network at that time. BGP itself relies on every participant in the network to share routing information, and thus if there is only one party who shares the wrong routing information, then the false information can be scattered throughout the world's routing engine. This is what happened in 2008 when an ISP in Pakistan tried to block Youtube services on its network, but misconfiguration made incorrect routing information spread around the world, making Youtube service inaccessible from around the world.
The same problem haunts Bitcoin users. Anyone with access to BGP can work on the Bitcoin network, thereby making an attack on Bitcoin possible, mainly related to Sybil Attack. The scheme is like this. The attacker prepares one (or several) nasty Bitcoin nodes, whose block has been modified. With the control of the user packet routing, the request information on the transaction will be directed to the nasty nodes that are prepared, allowing the attacker to double spend on the coins. Delay (delays) intentional Internet access can also make double spending done even if the attacker does not prepare a special malicious node.
The Bitcoin network works with a peer-to-peer model where there is no central controller that governs how a transaction is confirmed to be a valid and valid transaction. Confirmation of transactions is done through a consensus method that requires the participation of many users that not only provide a consensus mechanism but also Bitcoin nodes. Bitcoin, like other Internet-based services, requires an "honest" Internet network to run properly.
Indonesian :
Dalam protokol Internet yang berbasis packet switching, routing adalah komponen utama. Dengan protokol routing, paket-paket data dapat sampai ke tempat yang dituju dengan benar. Hanya saja, Internet memang tidak disiapkan untuk menghadapi dunia yang penuh kejahatan. Desain awal protokol Internet mengandalkan kejujuran dari setiap orang yang berpartisipasi dalam jaringan raksasa Internet.
Seperti yang diulas oleh blog Naked Security, BGP (Border Gateway Protocol) dapat dimanfaatkan untuk kejahatan yang menyasar para pengguna Bitcoin. BGP merupakan protokol yang memberitahukan rute antara sebuah jaringan AS (autonomous system) dengan jaringan AS yang lain. Meski BGP tidak berpengaruh terhadap pengguna Internet pada umumnya, namun peran BGP sangat krusial bagi penyedia layanan Internet (ISP). BGP didesain pada tahun 1989 sebagai solusi jangka pendek menghadapi pesatnya perkembangan jaringan Internet saat itu. BGP sendiri mengandalkan setiap peserta dalam jaringan untuk berbagi informasi routing, dan dengan demikian jika ada 1 saja pihak yang membagikan informasi routing yang salah, maka informasi salah tersebut dapat tersebar ke seluruh mesin routing di dunia. Demikianlah yang terjadi pada tahun 2008 saat sebuah ISP di Pakistan berusaha memblokir layanan Youtube di jaringannya, namun kesalahan konfigurasi membuat informasi routing yang salah tersebar ke seluruh dunia, membuat layanan Youtube tidak dapat diakses dari seluruh dunia.
Problem yang sama menghantui pengguna Bitcoin. Siapapun yang memiliki akses terhadap BGP dapat mengerjai jaringan Bitcoin, dan dengan demikian membuat serangan terhadap Bitcoin dapat dilakukan, utamanya terkait dengan Sybil Attack. Skemanya seperti ini. Si penyerang menyiapkan satu (atau beberapa) node Bitcoin jahat, yang isi bloknya sudah dimodifikasi. Dengan dikuasainya routing paket pengguna, maka request informasi atas transaksi akan diarahkan ke node jahat yang disiapkan, membuat si penyerang bisa melakukan double spending terhadap koin yang dimiliki. Delay (penundaan) akses Internet yang disengaja bisa juga membuat double spending dilakukan meski si penyerang tidak menyiapkan node jahat khusus.
Jaringan Bitcoin bekerja dengan model peer-to-peer di mana tidak ada pengendali pusat yang mengatur bagaimana sebuah transaksi dikonfirmasi menjadi transaksi yang sah dan valid. Konfirmasi transaksi dilakukan melalui metode konsensus yang membutuhkan peran serta banyak pengguna yang tidak hanya menyediakan mekanisme konsensus tetapi juga node-node Bitcoin. Bitcoin, seperti halnya layanan berbasis Internet lainnya, membutuhkan jaringan Internet yang “jujur” agar sistem dapat berjalan dengan semestinya.!