EKSISTENSI HIDUP
EKSISTENSI HIDUP
Oleh: Darju Prasetya
Bagaimana sebenarnya eksistensi hidup manusia ini? Pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya telah lama diajukan oleh para filsuf, pemikir, rohaniawan sejak jaman dahulu. Keberadaan setiap manusia di dunia ini dan terutama setelahnya adalah menjadi sebuah misteri besar yang sering menjadi pertanyaan manusia.
Bagaimana Tuhan menciptakan manusia untuk tujuan-Nya melalui penciptaan (Gnosis: Pengetahuan Ilahi). Manusia diciptakan sebagai makhluk rasional dan dia diberi “kecerdasan internal” untuk membuatnya mampu memahami Penciptanya dan tujuannya di bumi dan bahkan di luarnya!
Manusia yang keberadaannya sebagai makhluk rasional, prinsip pertama dari segala sesuatu adalah akal yang berarti menggunakan akal untuk memahami sesuatu dari dalam dan luar diri sendiri (Al-Khidr: Seorang mukmin besar yang memiliki iman dan pemahaman dan kebijaksanaan)
Akal adalah bagian dari sifat Tuhan atau yang disebut dengan kata Arab taqlid (Imam Ghazali menggunakan istilah ini: Taqleed al-Kashf – Meniru wahyu). Mustahil bagi-Nya untuk tidak memiliki rasionalitas karena Dia sempurna dan lengkap.
Karena dengan akalnya ini manusia kemudian selalu menanyakan akan eksistensinya hidup di dunia ini. Karena ketika manusia hidup masih ada ganjalan pertanyaan tentang alam kematian. Ini adalah misteri besar yang dirahasiakan Tuhan dan manusia hanya diberi pengetahuan yang sedikit. Dengan akal dan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi pun belum bisa mengungkap akan misteri tentang kematian. Sehingga kematian adalah hal yang banyak ditakuti oleh manusia dengan akal yang mereka miliki.
Kematian dianggap sebagai bencana besar karena semua hal baik yang telah kita lakukan tidak akan pernah terlihat lagi dalam kehidupan setelah kematian kita, dan juga, kerabat kita tidak akan melihat kita lagi jika kita mati dini pada usia muda, . di depan kita ketika kita sedang melakukan beberapa tugas, jadi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada anggota keluarga atau teman kita yang masih hidup setelah kematian kita kecuali dia sendiri yang meninggal atau menyaksikannya sendiri atau diberitahu oleh orang lain yang menyaksikannya? Untuk alasan ini, kebanyakan orang berpikir bahwa kematian sangat berbahaya bagi mereka karena mereka tidak dapat mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka setelah kematian mereka, dan bagi mereka yang mencintai, mereka ingin diberitahu tentang kematian orang yang mereka cintai setelah kematian mereka.
Karena sedikitnya informasi tentang kematian kemudian manusia terus mencari dan mencari sejak jaman dahulu tentang misteri kehidupan ini. Hingga akhirnya datanglah para Nabi Yang menjadi utusan Allah untuk sedikit menginformasikan rahasia tentang hidup dan kematian lewat firman Allah yang disampaikan lewat Kitab Sucinya.
Kitab-Kitab Wahyu hanyalah kumpulan ilmu-ilmu yang ditulis oleh para Nabi dari Tuhan yang hidup pada zaman dan generasi yang berbeda dalam hal-hal seperti; orang-orang Yahudi, Kristen, Muslim, dll., yang mereka gunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang mereka sehingga mereka dapat dididik oleh mereka tentang kebenaran kehidupan setelah kematian sehingga orang-orang tidak akan menggunakan paganisme dan takhayul sebagai sistem kepercayaan melainkan berdasarkan satu berdasarkan bukti dan akal, dan di sisi lain mereka juga harus tahu bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Dialah yang menciptakan segala sesuatu dari tidak ada kemudian Dia membimbing Anda menuju perbuatan baik.