Mereka yang Berkepala Iblis
Mereka yang Berkepala Iblis
oleh: D. Prasetya
"Apa yang ada di kepala mereka adalah iblis-iblis yang hanya dibutakan oleh kepentingan dunia. Dan mereka tak berpikir bahwa tindakan biadabnya telah membunuh banyak nyawa yang tak berdosa! Apa yang ada di kepala mereka adalah iblis-iblis yang telah dibutakan oleh kepentingan dunia dan mereka tak punya moral agama karena itu mereka tak punya rasa takut dosa! Kepala mereka penuh dengan belatung yang mengerikan!" geramnya ketika ia melihat kejadian akhir-akhir ini dengan berbagai isu yang tak jelas sehingga menimbulkan banyak orang bertanya-tanya atas apa yang sedang terjadi.
"Ini kejadian yang tak biasa dan aneh. Coba kau lihat bagaimana sesuatu yang dikatakan sebagai sebuah virus namun tiba-tiba muncul dan menyebar begitu hebat dan cepat! Ada apa ini? Kemudian segala media terutama media sosial juga ada dalam cegekeraman para iblis itu untuk mengontrol segala kepentingan mereka. Dan yang lebih mengerikan hampir seluruh birokrasi negara di seluruh dunia dalam cengkeraman mereka untuk menekan rakyat mengikuti kehendak mereka!" katanya ketika ia melihat apa yang terjadi.
"Mereka kepalanya telah dirasuki oleh iblis-iblis yang mengerikan. Dan dengan modal yang mereka miliki kemudian bisa membuat merah hitamnya kehidupan. Saya kawatir apa yang dikatakan vaksin itu telah menjadi program mereka untuk bisa mengontrol kehidupan. Dan yang heran bagaimana sebuah negara terus saja mengikuti kehendak mereka yang berkepala iblis? Jika ada hal yang tak beres maka ini adalah tanggung jawab dari pemimpin tertinggi karena ini berarti mereka telah bertindak sembrono terhadap rakyatnya sendiri. Ini bisa menjadi dosa besar jika seorang pemimpin salah langkah dan tak mau mendengarkan suara rakyatnya namun hanya mendengar orang-orang yang ada di sekitarnya yang tak mempunyai rasa tanggung jawab? Mengerikan jika seorang pemimpin bertindak sembrono dalam cengkeraman kepentingan global ini! Mengerikan!" komentarnya dengan adanya berbagai silang sengkarut isu akhir-akhir ini.
Apalagi dengan adanya kebijakan pembatasan sosial dimana orang-orang kecil yang pekerjaan sehari-harinya untuk makan saja kesulitan namun dibatasi geraknya ketika mereka akan mencari makan. Sedangkan bantuan tidak bisa diandalkan. Bila hanya menggantungkan bantuan bisa jadi mereka akan mati duluan karena kelaparan.
"Ini akibat pikiran kita telah dimasuki perasaan takut yang memang telah mereka ciptakan. Dengan menciptakan ketakutan yang merupakan bagian dari propaganda mereka sehingga mereka bisa mengontrol semua orang. Ini tak jauh dengan ideologi kom dimana mereka menciptkan ketakutan kemudian ujungnya adalah mereka bisa mengendalikan orang banyak.
"Ini sungguh mengerikan di jaman apa yang dikatakan global ini. Kedaulatan negara kita sudah dalam cengkeraman mereka! Kita menjadi makanan empuk atas niat jahat mereka. Dan akhirnya yang menjadi korban ya rakyat!" geramnya ketika melihat apa yang terjadi akhir-akhir ini.
"Kukira ini adalah kerusakan yang paling parah yang telah dilakukan oleh para penjahat yang otaknya telah dipenuhi dengan iblis-iblis. Jelas mereka orang yang tak beragama dan mereka telah menuhankan keuntungan mereka sendiri!" hatinya semakin sedih dengan melihat keadaan dunia akhir-akhir ini.
Dunia seolah sudah ada dalam gengaman mereka. Entah apa yang akan terjadi kemudian jika kepala-kepala iblis itu telah mengontrol kehidupan. Orang-orang yang baik telah banyak yang menjadi korban? Apa yang akan terjadi dengan kehidupan jika kepala-kepala iblis itu terus saja membayangi kehidupan dunia?
"Saya hanya berdoa semoga para iblis itu segera mendapatkan laknat dari Tuhan atas tindakan kejahatannya yang telah memporak-porandakan kehidupan. Kasus Korna ini telah merusak segala lini kehidupan. Bahkan hampir dua tahun anak-anak tak bisa sekolah karena segala birokrasi telah dalam gengaman para iblis lewat kebijakan birokrasi negara. Apa yang akan terjadi bila nanti generasi bangsa kita semakin bodoh? Apa yang akan terjadi jika generasi kita telah kecanduan dengan HP yang dampaknya banyak yang buruk bagi kesehatan fisik dan jiwa mereka? Apakah kegilaan atas industri ketakutan yang mereka ciptakan untuk mengontrol kehidupan telah membuat mereka kemudian semakin congkak karena telah bisa menyetir kehidupan dunia? Apakah dunia ini akan dipegang oleh orang-orang yang berkepala iblis itu? Ini sungguh mengerikan?" Ia seperti tak habis pikir dengan segala kebijakan yang telah ada dalam cenkeraman para iblis itu.
Di bidang kesehatan pun seolah telah dalam cengkeraman para iblis. Rakyat jadi takut ke rumah sakit ketika mereka sakit karena kawatir mereka tidak sakit karena virus korna namun mereka kemudian divonis korna. Ini juga bisa menjadi bagian pembunuhan karakater dan psikologis terhadap seseorang. Bahkan ada tetanggganya yang hanya sakit karena stroke namun ketika si sakit itu dibawa ke rumah sakit kemudian difitnah dan divonis bahwa si sakit itu karena korna.
Dan ketika sisakit yang sebenarnya karena sakit stroke dan bukan karena korna itu namun karena adanya desakan pihak rumah sakit agar keluarganya mau menandatangani bahwa si sakit itu mati karena korna. Sehingga saat sisakit itu akhirnya meninggal, vonis korna itu sendiri telah membunuh psikologis mereka dan orang yang sakit dan ketika sisakit itu mati dan dikuburkan pun dibatasi oleh pihak rumah sakit dan tak boleh para tetanggganya untuk menghadiri pemakaman orang yang sebenarnya hanya sakit stroke namun diisukan korna.
"Ini dunia telah dikacaukan oleh orang-orang yang berkepala iblis itu! Segala birokrasi termasuk birokrasi kesehatan sudah dalam cengkeraman para iblis! Dunia sudah gila ini!" geramnya.
"Ini benar-benar aneh? Dan rumah sakit juga seperti sudah dalam cengkeraman para iblis yang meliputi segala birokrasi dunia? Ini ada apa? Kejujuran dan tanggung jawab moral seperti semakin hilang? Mereka seperti lupa Tuhan ketika mereka melakukan manipulasi namun mengikuti orang-orang yang berkepala iblis itu? Apa yang ada di kepala mereka ketika orang yang sudah dalam kesusahan namun justru dibuat lebih susah? Ini benar-benar kasus yang tak pernah diprediksi sebelumnya dimana penciptaan industri ketakutan itu telah berhasil masuk ke segala lini birokrasi untuk mengontrol kehidupan. Rakyat seperti kesulitan untuk bergerak. Demokrasi mati! Rusaklah kehidupan jika ini terus terjadi! Orang menjadi serba takut sehingga perasaaan takut itu sendiri juga sudah merupakan bagian dari pembunuhan secara pelan-pelan!" geramnya dan ia nampak bingung dengan segala kejadian dan isu akhir-akhir ini.
"Saya hanya berdoa, semoga orang-orang yang berkepala iblis itu segera mendapatkan laknat atas tindakan biadabnya yang telah merusak kehidupan! Yakinlah hukum karma itu akan segera datang karena telah banyak orang-orang tak berdosa yang telah menjadi korban. Semoga hukuman setimpal bagi orang-orang yang berkepala iblis itu akan segera datang!"gumamnya.(Hanya sebuah fiksi esai naratif, ditulis oleh D.Prasetya, Menjelang pagi, Pesisir barat, 27/7/2021)
Thanks