Korban Sosial Media #Perkenalan Manis Yang Berujung Tragis
Selamat sore sahabat steemian dimanapun kalian berada. Setelah sekian lama saya vakum di jagat sosial media ini, kini saya hadir kembali dengan mengungkapkan sebuah kisah yang sangat memprihatinkan. Cerita ini sebetulnya sudah terjadi beberapa waktu yang lalu, namun saya baru sempat menceritakannya sekarang.
Kisah tragis ini dialami oleh salah satu sahabat terbaik saya, sebut saja nama Marcel (nama samaran), keren kan namanya, hehe. Dia sekarang bekerja di Singapura.
Ceritanya begini, kira-kira dua minggu yang lalu, Marcel menghubungi saya via WhatsApp. Awalnya kita berbincang-bincang ha biasa seputaran steemit. Kemudian tanpa saya mengerti awalnya, si Marcel katanya punya mimpi yang terwujud. Oleh si Marcel, dia meminta saya untuk mencari tau atau menelusuri mimpinya itu. Awalnya saya tidak begitu paham arah pembicaraannya kemana.
Namun setelah si Marcel menjelaskan duduk perkaranya, saya mulai paham mimpi apa yang dia maksud. Ternyata mimpi yang dia maksud adalah seorang perempuan misterius yang dia kenal lewat akun sosial media Instagram beberapa waktu sebelum lebaran tiba. Melalui akun media sosial itulah mereka saling mengenal satu sama lain hingga akhirnya si Marcel mulai jatuh hati kepada sang gadis misteriua tersebut yang bernama Tesya Nurmila dengan akun instagramnya tesya_96.
sumber
Menurut pengakuan gadis tersebut, dia beralamat di Panton Labu Aceh Utara. Menurut cerita dia juga, dia adalah Mahasiswa semester akhir di salah satu Universitas yang ada di Kabupaten tersebut. Singkat cerita, si laki-laki sahabat saya itu akhirnya menaruh hati kepada si perempuan misterius itu yang ternyata hanyalah fiktif belaka.
Awalnya, sahabat saya itu tidak ada kecurigaan sama sekali terhadap si perempuan yang mengaku namanya Tesya Nurmila itu. Rasa percaya dan sayang dari sahabat sahabat saya itu muncul ketika beberapa hari menjelang lebaran, si perempuan itu memposting sebuah postingan di akun sosial medianya. Dalam postingannya, dia menulis caption "Saya sangat sedih, dua hari lagi lebaran tapi saya tidak ada uang untuk beli baju lebaran buat adik-adik saya".
Membaca postingan tersebut, di situlah hati sahabat saya terenyuh, karena si perempuan itu mengaku bahwa dia anak yatim dan dia merupakan tulang punggung keluarga. Lalu sahabat saya mengatakan kepada perempuan itu, "kalau memang tidak ada uang untuk beli baju lebaran buat adik, biar saya yang kirim uang". Nah, mulai dari situlah si perempuan itu memanfaat situasi tersebit untuk melancarkan niat jahatnya.
Tanpa berlama-lama, si perempuan itu sudah mulai berani meminta sahabat saya untuk mentransfer uang ke rekeningnya. Tanpa rasa curiga sedikitpun, sahabat saya itu mengirim uang bertubi-tubi hingga mencapai nominal 10 juta. Luarrrr biasa. Alasan sahabat saya berani mengirim uang dalam jumlah yang banyak karena selain rasa sayang karena pengakuan perempuan itu anak yatim, sahabat saya juga dijanjikan bakalan mau jadi isteri sahabat saya nantinya.
Melihat gerak-gerik si perempuan itu yang saban hari meminta dikirimi uang, sahabat saya itu akhirnya mulai menaruh curiga. Kecurigaanya makin memuncak ketika setiap kali diajak berbiacar lewat telepon atau video call, perempuan itu selalu menolak dengan berbagai alasan. Dari situlah sahabat saya mulai panik, hingga akhirnya dia meminta saya untuk menyelidikinya.
Berdasarkan alamat rumah, tempat dia kos, dan nomor rekening yang dia pakai untuk menerima transferan, akhirnya saya mencoba melakukan penyelidikan saya. Memang, nomor rekening yang digunakan bukan atas nama Tesya Nurmila, tetapi atas nama Ti Hawa Abububakar. Berkat bantuan sahabat saya yang bekerja di salah satu Bank yang linear dengan rekening tersebut, akhirnya identitas si pemilik rekening dapat saya kantongi.
Langkah pencarian saya selanjutnya adalah mendatangi alamat kos yang pernah dia ceritakan kepada sahabat saya. Setelah saya mendatangi alamat tersebut, alamatnya memang ada tetapi di rumah tersebut tidak pernah disewakan kepada anak kos. Lalu keesokan harinya, saya mendatangi alamat rumahnya di Panton Labu. Lagi-lagi nihil. Alamatnya memang ada, tetapi tidak ada perempuan yang bernama Tesya Nurmila di kampung itu. Warga setempat juga tidak mengenali foto perempuan yang saya tunjukkan.
Saya beserta sahabat saya makin emosi dibuatnya. Hingga akhirnya kamipun melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.
Bersambung......