Under Cover

Istilah Under Cover atau penyamaran tentunya tidak asing dalam dunia intelijen. Penyamaran dilakukan untuk memudahkan mendapatkan informasi dalam pengungkapan kasus tertentu. Seorang intelijen profesional tidak pernah terungkap modus penyamarannya. Jika bocor, maka dia dianggap gagal dan harus segera meninggalkan lokasi atau wilayah kasus yang sedang ditangani.

Banyak bentuk penyamaran yang dilakukan, namun penyamaran yang sempurna adalah berperan menjadi sebuah profesi yang ditekuninya. Misalnya, dia seorang dosen, maka terus berperan sebagai dosen dalam kerja intelijennya.

Pola persekutuan intelijen ada juga dengan mengincar profesi tertentu, misalnya dari kalangan wartawan, guru, pedagang, dan banyak profesi lainnya. Menyamar pada profesi yang ditekuninya akan memudahkan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Misalnya, pedagang keliling akan mudah masuk ke kampung-kampung wilayah kasus. Seorang wartawan jika akan mendapatkan kondisi yang sama, dimana dia akan cukup mudah memperoleh informasi kasus.

Sebaliknya, seorang intelijen jika menyamar bukan pada profesi yang ditekuninya, maka memiliki potensi besar akan gagal mendapatkan informasi. Misalnya, tidak punya pengalaman menjadi sales, maka akan terlihat kalau atau janggal saat dia menyamar sebagai sales, begitu pula dengan bentuk penyamaran lainnya.

Dalam ilmu penyamaran, penyamaran harus dilakukan secara total. Mulai dari fisik, kemampuan, penampilan, hubungan sosial, serta komunikasi. Semua itu harus disiapkan dan dilakukan secara total dan sempurna, jika tidak maka akan berpotensi terbongkar modus penyamarannya.

Selain di dunia intelijen, modus penyamaran juga kerap dimainkan oleh organisasi yang membidangi advokasi kasus. Dalam mencari data dan informasi lapangan, tim advokasi kerap juga dihadapkan pada kondisi yang memaksa melakukan penyamaran. Biasanya dalam kerja investasi, jika tidak maka dampak negatif akan terjadi pada tim investigasi organisasi tersebut.

Mencari data dan fakta lapangan dalam kasus Kehutanan misalnya, seorang investigator dituntut untuk mampu mendapatkan data dilokasi kasus yang berada di hutan. Maka seorang investigator harus mampu menyamar sesuai kondisi lapangan. Misalnya, menyamar sebagai pencari rotan, pemburu, pencari ikan di sungai, atau menyamar sebagai pelaku kasus. Sepertinya dalam mengungkap kasus ilegal logging maka dia menyamar sebagai pelaku ilegal logging, kasus penambangan liar maka dia menyamar sebagai pembeli atau pekerja penambangan.

Resiko tentu ada dan besar. Butuh kemampuan dan pengaruh jam terbang untuk mampu menjadi seorang investigator profesional.