KHODAM ASMARA
Saat ini aku tahu, kaubiarkan mata hatiku menatapmu
Pesonamu membuatku hampir tak kusadarkan diri
Auramu terpancar menerpa jiwaku
Melumerkan sendi-sendi khayalanku
Aku terperangah takjub
Ketika kulihat sosok jiwamu dalam
sepasang mata batinku
Kemudian, wewangian pemikat sukma luruh, tergolek pasrah di basah hasratku
Aku akan menjelma sebagai rindu dalam wujud kristal yang bergulir dari sudut netramu
Kasih
Engkau adalah bayangan yang akan selalu berkelebatan dalam anganku
Dan kepada jarak yang bersembunyi dalam keheningan rongga
Ada genderang yang paling berdebar tercipta di dadaku
Namamu telah hadir terwujud segala yang mengalir dalam sukmaku
Menyelami lautan harap menuju keindahan alam
Mengarungi waktu yang melenggang bersaka kedewasaan
Mahkota dan harum-harumanmu begitu indah dan merekah
Tatapan teduh akan kuberikan kala badai menerjang hatimu
Taringku akan mengoyak kala insan lain hadir mengganggu
Aumanku akan membentak kala aura jahat datang mendekat
Cakarku akan mencabik-cabik tubuh masa lalumu
Kepadamu kekasih, aku lah khodam pendamping hidupmu
Selamat malam teman yang baik, saya melihat bahwa dia memiliki bakat dan inspirasi untuk puisi dan jujur saya belum pernah membaca puisi dalam bahasa Indonesia sejak saya berbahasa Spanyol. Tetapi saya mengucapkan selamat kepada Anda dan mendorong Anda untuk mendedikasikan bakat Anda kepada pencipta seluruh alam semesta karena dia telah memberikannya kepada Anda.