HabaFOOTBALL | Laga Nostalgia di 16 Besar Liga Champions Eropa
Hasil undian babak 16 besar UEFA Champions League 2018-2019 ternyata melahirkan beberapa laga nostalgia. Delapan partai yang akan berlangsung nanti (kandang-tandang) cukup untuk menghadirkan kenangan bagi sejumlah pemain. Meski tidak semua laga akan kental dengan aroma reuni, tapi paling tidak bisa dikaitkan kalau setiap laga di babak 16.besar punya kenangan khusus. Memang ada yang kental nuansa nostalgianya ada juga yang hanya sekilas munculnya nuansa kenangan itu. Coba baca sedikit uraian di bawah ini :
Schalke 04 vs Manchester City
- Siapa tidak kenal pemain muda paling berbakat Jerman yang tidak dibawa ke Piala Dunia 2018 oleh Joachim Loew. Ya, Leroy Saneboleh jadi akan memiliki kenangan indah saat klubnya sekarang, Manchester City akan saling berhadapan dengan mantan klub yang membesarkannya, Schalke 04. Jasa The Royal Blues memang cukup besar dalam mengangkat karir Sane. Dari belia hingga senior dia merasakan gemblengan Schalke, meskipun sempat berpindah ke Bayer Leverkusen. Sampai kemudian berlian dalam diri anak berdarah Senegal dan Jerman ini tercium oleh Pep Guardiola dan memboyongnya ke Etihad Stadium.
Matija Nastasicmenjadi pemain lain yang akan meraskaan nostalgia karena kembali bertemu dengan teman-teman lama, tapi di sisi yang berseberangan. Nastasic adalah mantan *** Manchester City*** yang didatangkan oleh Roberto Mancini dari Fiorentina dan mengikat kontrak selama lima tahun (2012-2017). Namun di tengah jalan dia dijual ke Schalke 04 oleh Manuel Pellegrini pada musim dingin 2015. Bek tengah tim nasional Serbia inj sekarang cukup bahagia di Schalke karena sudah masuk dalam skema tim asuhan Domenico Tedesco.
Pep Guardiola sendiri juga punya kenangan laga ini karena pernah menangani klub Bundesliga, Bayern Munchen selama tiga musim. Pertemuan klubnya sekarang, Manchester City dengan Schalke 04 dibabak 16 besar UCL, pasti membangkitkan nostalgia Pep pada laga-laga menghadapi klub asal lembah Ruhr tersebut.
Atletico Madrid vs Juventus
Keberadaan Cristiano Ronaldo di skuat Juventus menjadikan laga ini penuh nostalgia. CR7 bisa jadi adalah momok bagi Atletico Madrid sejak merumput di klub rival sekota, Real Madrid. Fakta tidak dapat dipungkiri, dalam 31 partai, 22 gol telah disarangkan pemain yang identik dengan nomor.punggung 7 ini ke gawang Los Rojiblancos. Termasuk di pertandingan final Liga Champions 2013-2014 dan 2015-2016, juga hatrik pada semifinal 2016-2017. Sepak terjang CR7 sungguh tidak mudah dilupakan Diego Godin Cs. Inilah kesempatan untuk memberikan hadiah kekecewaan bagi salah satu Raja Liga Champions itu.
Kemudian ada sosok Mario Mandzukic yang sebelum berseragam Juventus adalah mantan penyerang Atletico Madrid. Meski hanya semusim, striker andalan Kroasia ini cukup produktif. 12 gol dari 28 pertandingan, itulah catatan Mandzukic selama berseragam Atleti.
Manchester United vs PSG
Punggawa Paris Saint Germain, klub asal kota Paris, Angel Di Maria adalah salah satu pemain yang punya hubungan batin dengan Manchester United. Pemain sayap asal Argentina ini pernah merasakan atmosfir Old Trafford selama satu musim.
Anthony Martial, penyerang Setan Merah juga punya benang merah terhadap klub yang akan dihadapinya di babak 26 besar UCL musim ini. Pemain berdarah Guadeloupe ini adalah mantan pemain Liga Prancis, AS Monaco sebelum bergabung dengan Manchester United tiga tahun lalu.
Tottenham Hotspurs vs Borussia Dortmund
Tidak ada pemain antara kedua tim yang punya nostalgia langsung. Kalau pun mau diambil, ada Shinji Kagawa, gelandang berkewarganegaraan Jepang yang sempat bermain di Liga Inggris selama dua musim. Dipastikan Kagawa sangat paham dengan Tottenham Hotspurs, calon lawan Borussia Dortmund di babak 16 besar nanti.
Satu lagi pemain yang dianggap memiliki nostalgia dengan laga ini adalah Son Heung-Min. Pemain timnas Korea Selatan berusia 26 tahun ini memang bertumbuh kembang di Bundesliga sehingga ada memori panjang dengan The BVB. Klub tua *** Hamburg SV*** dan Bayer Leverkusen adalah dua klub yang pernah berjasa mengangkat reputasinya sebagai salah satu pemain asal benua Asia yang berprestasi di Bundesliga. Sebelum kemudian berlabuh di London, Tottenham Hotspurs pada awal musim 2016-2017.
Olympique Lyon vs Barcelona
- Samuel Umtiti merupakan pemain hasil binaan akademi Olympique Lyon yang sekarang menjadi centre back paling kokoh milik Barcelona selain Gerard Pique. Kalau bisa kembali dari cedera panjangnya, pemain kelahiran Yaounde, Kamerun kembali akan bersua dengan para penyerang Lyon, bekas kawan setimya dulu semisal Clement Grenier dan Nabil Fekir.
Roma vs Porto
- Di dalam skuat AS Roma saat ini ada nama Iván Marcano, bek veteran asal Spanyol yang cukup lama merumput bersama Porto. Pemain berusia 31 tahun ini bergabung ke Stadio Olimpico di awal musim ini. Kita tunggu bagaimana Marcano menghadapi klub yang sudah dibelanya lebih dari 100 partai.
Ajax vs Real Madrid
Klaas-Jan Huntelaar bisa jadi adalah pemain yang antusias untuk menyambut laga Ajax melawan Real Madrid. Huntelaar pasti ingin melampiaskan kekecewaannya karena gagal total saat bermain untuk Los Marengues. Datang dari Ajax dengan harapan tinggi pada jendela transfer musim dingin 2018, The Hunter enam bulan kemudia dilepas ke AC Milan karena dianggap gagal. Sama dengan nasib pelatihnya saat itu, Juande Ramos.
Kemudian ada juga Kiper utama Ajax, André Onana sempat menuntut ilmu selama lima tahun di La Masia Barcelona sebelum pindah ke Akademi Ajax pada musim 2015-2016. Meski tidak pernah tampil di bawah gawang utama Barcelona, paling tidak Onana pernah merasakan hawa pertandingan El Classico antara klubnya dengan Real Madrid.
Liverpool vs Bayern Munchen
Pertemuan Liverpool dengan Bayern Munchen akan menjadi spesial bagi Xherdan Shaqiri. Klub Bavaria inilah yang pertama kali memberi pemain timnas Swiss keturunan Albania ini kesempatan untuk merasakan panasnya salah satu liga besar Eropa. Didatangkan dari klub Swiss, FC Basel pada musim 2012-2013. Shaqiri memang tidak cukup bahagia selama dua musim setengah di Allianz Arena. Dia hanya sering duduk di bench. Pada transfer window II 2015, pemain Muslim ini dilego ke klub Italia, Inter Milan.
Matt Hummels juga punya kenangan tersendiri dengan laga kedua tim yang punya warna kebesaran, merah ini. Jurgen Klopp yang sekarang menukangi The Reds adalah mantan mentornya saat dia masih berkostum Borussia Dortmund. Klopp lah yang mengangkat kualitas permainannya sehingga menjadi andalan di depan gawang timnas Jerman. Meski kemudian Klopp kecewa kepadanya karena memilih untuk berpindah ke klubnya sekarang. Tapi Hummels tetap respek karena Klopp adalah gurunya.
Itulah sejumlah kenangan alias nostalgia bagi beberapa pemain yang akan tampil di dua laga home & away babak 16 besar Liga Champions Eropa musim 2018-2019. Sama-sama kita tunggu aksi mereka!
Saleum,
@yoesrizalrusli
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by yoesrizalrusli from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.