Fenomena Wanita Bercadar Kain Tenun NTT
Wanita bercadar tenun NTT
Fenomena cadar akhir-akhir ini menjadi perhatian publik. Laman media cetak maupun elekteonik, baik lokal maupun nasional dihiasi oleh berita tentang cadar.
Ada apa dengan cadar???
Mengapa sampai jadi trending topic di tanah air belakangan ini???
Tentu saja publik sudah tau dan sobat steemian skalian juga sudah tau itu.
Adalah berawal dari sebuah aturan.
Siapa yang buat aturan itu?
Untuk apa aturan itu dibuat?
Bagi siapa aturan itu ditujukan?
Berbagai Pertanyaan muncul ketika hal ini menjadi viral di media sosial. Beramai-ramai orang angkat bicara. Makin banyak orang, makin banyak dan beragam pula pendapat atau pandangan masing-masing. Mungkin sobat steemian juga punya pendapat masing-masing.
Lalu banyak pula yang bertanya-tanya:
"Apakah ini sebuah keharusan atau pilihan pribadi?". Apakah ini aturan agama atau sebuah budaya di daerah tertentu yang kemudian menjadi trend lalu diikut oleh orang lain"?
Publik Pasti sudah tau karena begitu gencarnya pemberitaan, ulasan-ulasan di media sosial maumpun elektronik.
Di sini saya tidak ingin menjadi guru atau narasumber yang akan memberi jawaban atas berbagai pertanyaan yang muncul berkaitan denga cadar.
Namun pada kesempatan berharga ini saya ingin mengangkat sebuah budaya di salah satu tempat di NTT persisnya di pulau Palue-Maumere, Flores tengah.
Inilah kisahnya kawan
Pada jamam dahulu, para wanita di pualu ini adalah orang yang pekerjaannya di "belakang'. Tidak mengambil bagian sejajar dengan laki-laki. Berpendapat atau bersuara pun tidak menjadi perhitungan. Bahkan ketika makan, para lelaki makan terlebih dahulu kemudian kaim perempuan dan makanpun di dapur. Istri sekalipun demikian. Wanita tidak diikutkan dalam perkumpulan para pria karena dianggap tabuh.
Ketika tampil di muka umum, wanita harus mengenakan kain sarung tenunan mereka (Tama). Cara memakainya pun tidak seperti biasanya yang sobat steemian pernah lihat sehari-hari. Kain Tenun yang sudah dijahit dengan ukuran panjang kurang lebih 2 meter dipakai sejajar mata kaki sampai menutupi kepala dan sebagian wajah. Hanya ada celah untuk mata. Tanganpun dalam sarung, yang muncul hanya ujung jari untuk menahan sarung persis di bawah dagu. Tidak ada jarum penahan atau dijahit dengan model tertentu seperti cadar.
Tradisi ini juga berlaku ketika datang melayat orang mati. Warna kain tenun pun harus berwarna motif hitam putih dengan corak geometris sebagai tanda turut berkabung.
Selain itu berbusana seperti ini untuk menutupi tubuh agar tidak menjadi konsumsi mata para lelaki.
Cara mengenakan kain seperti ini dinamakan "NGGOWO" dalam bahasa setempat.
Ini menjadi tradisi yang menarik karena hingga kini masih berlaku walapun tidak menutup seluruh tubuh, hanya sampai bahu. Dan kalaupun ditutup semua kalau dalam upacara adat atau perkabungan. *
Laluuuuuuuuuuuuuuuuuuuu Apa Hubungannya dengan CADAR yang fenomenal itu?
Saya tidak ingin membuat perbandingan kesamaan atau perbedaan di antara kuduanya. Namun di sini saya mencoba untuk melihat adanya kebutuhan dalam sebuah kebudayaan atau tradisi dan seni dalam berbusana.
Terdapat sebuah model baru setelah melihat fenomena ini yang tidak biasanya, terlepas dari pro dan kontra di tengah masyarakat adalah CADAR BERMOTIF TENUN KHAS NTT. Saya mencoba untuk memposisikan diri sebagai seniman yang tertarik terhadap tenunan NTT, lalu membaca sejarah tentang fungsi pakai yang mirip dengan wanita Timur Tengah atau yang heboh di Jogja baru-baru in, lalu mendesain Cadar Tenun NTT. Sudah dikenakan Oleh beberapa model seperti dalam foto di atas. Juga Terdapat sajadah tenun dan Kopiah Tenun seperi dalam foto di bawah ini.
Jika sobat steemian tertarik, bisa hubungi saya. Saya bukan mau berbisnis melaui media esteemit yang mulia ini (Maaf kalau ini mencederai asas dalam esteemit ini) tapi sebagai bentuk kecintaan saya terhadap budaya menenun sehinggga saya ingin berbagi.
081393790551
Terima kasih sudah mau membaca.
Jangn lupa upvote, Karena tanpa upvote rasanya sperti malam mingguan tanpa kekasih hati. Hehehehhe
Congratulations @regi! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes
Award for the number of upvotes received
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
ribuan manfaat di balik cadar, hanya sang penciptalah yang tahu
Salam
@janvanhoess
Betul skali kawan. Hanya orang berpikiran sempit yang tidak melihat Manfaat Dan sejarah dari cadar.
⠀
Barangkali ini ekspresi spiritual. Tapi saya pikir dengan melihat mata dan cadar, ini juga bentuk dari ekpresi seni yang luar biasa, dan bukan merupakan penindasan dalam gaya baru. Tulisan yang bagus.
Terima kasih atas postingnya. Memperluas wawasan. Mungkin bisa sering-sering menulis ulasan tentang budaya daerah. Sangat penting untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa dalam mutunya dan bervariasi jenisnya.
Congratulations @regi! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of comments
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP