Antara Keluarga dan karier
Tuntutan hajat hidup sering kali tanpa belas kasihan menghempaskan manusia dengan keras, sehingga banyak kita lihat manusia pontang panting dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sehari hari.
Segala lini kehidupan sekarang telah dirambah oleh laki-laki dan perempuan, saat ini tidak ada lagi istilah "ini pekerjaan kaum laki-laki", semua sama giat, semua sama gigih, demi mencapai cita-cita dan hajat hidup.
Dibalik fenomena kehidupan ini ada sebagian wanita bekerja bukan lagi demi kebutuhan nafkah lahiriah, tapi lebih kepada kepuasan batin. Semua kebutuhannya dan keluarganya telah lebih dari cukup dari penghasilan suaminya, tapi dia tetap bekerja, malah dengan jabatan dan posisi yang tidak tanggung tanggung, masihkah ini di sebut tuntutan hajat hidup atau sekedar pemuas dahaga nafsu yang tidak akan pernah puas?
Manusia diciptakan untuk saling memiliki dan mencintai, seorang istri memberi kasih sayang dan cinta kasih sepenuh hati kepada anak anak dan suaminya, mencintai keluarga dengan segenap hati, menikmatinya sepenuh jiwa, saat itulah kepuasan batinnya tercapai, saat melihat keluarganya bahagia.
Sebenarnya kebahagian memang sesuatu yang relatif, tergantung dimana kita meletakkannya serta mewujudkannya, saat karier yang di utamakan mungkin disitulah kebahagiannya bersemi, saat cinta keluarga yang menjadi prioritas, maka disitulah pula kebagian datang dengan segenap jiwanya, sekarang terserah kita memikih jalan yang mana, tapi yakinlah, saat kita berada disebuah persimpangan jalan serta memikih sebuah jalan, maka jalan yang satu lagi semakin lama semaki jauh.