Inilah Proses Pendinginan Hasil Tangkapan Ikan di Kapal

in #fishing2 months ago

frankfurt-photographer-DrUNq8RE5-s-unsplash.jpg

Kualitas ikan setelah ditangkap sangat bergantung pada proses pendinginan yang dilakukan di atas kapal. Tanpa pendinginan yang tepat, ikan akan cepat mengalami pembusukan. Oleh karena itu, sistem pendinginan hasil tangkapan menjadi elemen penting dalam menjaga mutu dan kesegaran ikan selama berada di laut. Teknologi pendinginan juga menjadi bagian vital dalam kegiatan operasional fishing vessel crew untuk mempertahankan nilai ekonomi hasil laut hingga sampai ke konsumen. Pendinginan dilakukan untuk memperlambat proses pembusukan dan mempertahankan kesegaran ikan selama penyimpanan. Prinsip utamanya adalah menjaga suhu ikan mendekati titik beku tanpa membuatnya membeku sepenuhnya. Proses ini melibatkan media pendingin seperti es, air laut dingin, atau udara bertekanan rendah.
Dalam operasional kapal penangkap, sistem ini menjadi bagian dari standar kerja yang diterapkan oleh fishing vessel crew agar mutu hasil tangkapan tetap stabil hingga sampai ke pelabuhan. Keberhasilan sistem pendinginan dipengaruhi oleh suhu lingkungan, jenis ikan, dan durasi penyimpanan.

Prinsip Dasar Pendinginan Ikan

Pendinginan ikan memiliki prinsip ilmiah yang berkaitan dengan suhu, enzim, oksidasi, dan kelembapan. Tujuannya bukan hanya mendinginkan, tetapi juga menjaga struktur daging dan aroma alami ikan agar tetap segar sampai proses distribusi.

Pendinginan Tangkapan Ikan

Proses pendinginan dilakukan segera setelah ikan ditangkap agar suhu tubuh ikan turun dari sekitar 25–30°C menjadi mendekati 0°C. Penurunan suhu ini penting karena aktivitas mikroba penyebab pembusukan menurun drastis pada suhu rendah. Saat suhu tubuh ikan turun cepat, jaringan daging tetap kenyal dan tidak mudah rusak. Proses ini biasanya menggunakan es curah atau air laut yang didinginkan dengan sistem mekanik. Semakin cepat penurunan suhu dilakukan, semakin baik kualitas daging yang dihasilkan. Dalam beberapa kapal modern, proses pendinginan ini dilakukan otomatis melalui tangki air laut berpendingin.

Menghentikan Proses Enzimatik

Setelah ikan mati, tubuhnya masih mengalami reaksi enzimatik alami yang dapat mengubah tekstur dan rasa. Pendinginan membantu menghentikan proses tersebut agar tidak mempercepat pembusukan. Suhu rendah memperlambat kerja enzim yang menyebabkan daging menjadi lembek. Proses ini juga mengurangi kehilangan cairan yang terjadi saat pembusukan berlangsung. Dengan pengendalian suhu yang baik, ikan tetap memiliki warna cerah dan tekstur alami meski disimpan beberapa jam di kapal.

Mencegah Oksidasi

Ikan laut mengandung lemak tak jenuh yang mudah teroksidasi jika terkena udara panas. Pendinginan yang cepat dapat mencegah proses oksidasi lemak dan menghindari munculnya bau tengik. Selain itu, suhu rendah menjaga kandungan gizi terutama asam lemak omega-3 tetap stabil. Dengan mengatur sirkulasi udara yang tepat, oksidasi dapat ditekan sehingga mutu ikan tetap prima hingga proses penjualan.

Mengatur Sirkulasi Udara

Sistem pendinginan yang baik selalu memperhatikan sirkulasi udara agar suhu di ruang penyimpanan tetap merata. Udara yang mengalir lancar membantu menjaga kelembapan ikan sehingga tidak mengering di permukaan. Kelembapan yang terlalu rendah dapat membuat kulit ikan pecah, sementara kelembapan berlebih memicu pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, kapal modern menggunakan sistem ventilasi khusus agar suhu tetap stabil di seluruh ruang pendinginan.

Konsep Cold Chain

Cold chain atau rantai dingin adalah sistem berkelanjutan untuk menjaga suhu ikan tetap rendah dari laut hingga ke pasar. Proses ini melibatkan berbagai tahap seperti pendinginan di kapal, penyimpanan di gudang berpendingin, hingga transportasi dengan kontainer dingin. Tujuannya agar suhu ikan tidak berubah drastis selama perjalanan. Jika rantai dingin terputus, kualitas ikan bisa turun dengan cepat. Oleh karena itu, manajemen suhu menjadi faktor penting dalam industri perikanan modern.

Sistem Pendinginan Hasil Tangkapan Ikan

Beragam metode pendinginan digunakan di kapal penangkap ikan tergantung pada kapasitas, jenis ikan, dan peralatan yang tersedia. Berikut beberapa sistem pendinginan hasil tangkapan ikan pada fishing vessel:

Pendinginan Dengan Es

Metode ini paling umum digunakan karena mudah dan efisien. Es balok atau es curah ditempatkan di antara lapisan ikan untuk menurunkan suhu secara bertahap. Kelebihan sistem ini adalah biaya murah dan mudah diterapkan pada berbagai jenis kapal. Namun, kelemahannya adalah kebutuhan ruang penyimpanan es yang besar dan potensi pencairan yang cepat di cuaca panas. Agar efektif, jumlah es harus seimbang dengan volume ikan. Biasanya perbandingan ideal adalah satu bagian es untuk dua bagian ikan agar pendinginan optimal.

Pendinginan dengan Air Laut

Metode ini menggunakan air laut yang telah didinginkan melalui sistem mekanis dan disirkulasikan di tangki penyimpanan. Air laut dingin memiliki kemampuan pendinginan yang cepat karena kontak langsung dengan seluruh permukaan ikan. Sistem ini cocok untuk kapal besar yang menangkap ikan dalam jumlah banyak. Pendinginan air laut dingin juga membantu menjaga kelembapan alami ikan sehingga teksturnya tidak kering.

Pendinginan Mekanik

Sistem ini bekerja dengan mesin kompresor yang menurunkan suhu udara di ruang penyimpanan ikan. Pendinginan mekanik sering digunakan pada kapal modern karena mampu menjaga suhu secara stabil tanpa perlu tambahan es. Walaupun investasi awalnya tinggi, metode ini efisien dalam jangka panjang karena tidak bergantung pada pasokan es dari darat. Sistem mekanik juga memudahkan pengaturan suhu sesuai jenis ikan yang disimpan.

Pendinginan dengan Udara Dingin

Metode ini menggunakan aliran udara bersuhu rendah untuk mendinginkan ruang penyimpanan ikan. Udara dingin dialirkan melalui pipa atau ventilasi yang tersebar di seluruh ruang penyimpanan. Sistem ini menjaga kelembapan stabil dan mencegah kontak langsung antara ikan dengan air, sehingga cocok untuk ikan bernilai tinggi seperti tuna. Selain itu, pendinginan udara lebih higienis karena mengurangi risiko kontaminasi dari air pendingin.

Proses Pendinginan Setelah Penangkapan

Setelah ikan ditarik ke atas kapal, proses pendinginan harus dilakukan secepat mungkin. Tahapan ini menentukan seberapa lama ikan bisa tetap segar sebelum dibawa ke pelabuhan.

Pencucian Ikan

Begitu ikan dinaikkan ke kapal, pencucian cepat dilakukan untuk membersihkan sisa lendir, darah, dan kotoran laut. Proses ini penting agar bakteri tidak berkembang di permukaan ikan. Air laut bersih digunakan agar suhu tubuh ikan tidak meningkat drastis. Pencucian juga membantu menjaga tampilan ikan agar tetap segar.

Pendinginan Awal

Setelah pencucian, ikan segera dimasukkan ke dalam wadah berisi es atau air laut dingin untuk menurunkan suhu awal. Tahap ini disebut pre-cooling dan berfungsi memperlambat proses kimia di dalam tubuh ikan. Pendinginan awal yang cepat memastikan daging ikan tetap padat dan tidak lembek.

Penyimpanan di Ruang Khusus

Ikan yang sudah didinginkan selanjutnya disimpan di ruang atau tangki dengan suhu stabil mendekati 0°C. Sistem penyimpanan ini dirancang agar suhu merata di seluruh bagian ruang. Kapal besar biasanya memiliki tangki pendingin terpisah untuk setiap jenis ikan.

Pengecekan Suhu Rutin

Suhu di ruang pendingin harus dipantau secara berkala untuk mencegah ikan terlalu beku atau hangat. Perubahan suhu kecil dapat mempengaruhi tekstur dan aroma ikan. Oleh karena itu, termometer digital digunakan untuk memastikan suhu selalu dalam rentang aman.

Pemisahan Ikan

Ikan dengan ukuran dan jenis berbeda membutuhkan waktu pendinginan yang tidak sama. Karena itu, pemisahan dilakukan agar tekanan fisik antar ikan bisa dihindari. Ikan kecil lebih cepat dingin, sementara ikan besar memerlukan waktu lebih lama. Pemisahan ini menjaga keseragaman suhu dan mencegah kerusakan fisik akibat tumpukan berat.