Fenomena nasi padang//
Selamat malam para penggemar media massa
Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari namanya makan, karna ada kata terdahulu makan untuk hidup atau hidup untuk makan dari kata kata ini kita bisa mengetahi maknanya.
Indonesia memiliki keanekaragaman kuliner, salah satu yang sangat terkenal ialah Nasi Padang, kuliner yang sudah tersohor ke seluruh nusantara
Namun di balik Nasi Padang timbul beberapa spekulasi atau fenomena tersendiri.
Apakah anda tidak heran atau bertanya-tanya dengan nasi padang? Kalau di bungkus nasinya lebih banyak ketimbang makan di tempat
Nah sekarang saya akan sedikit memberi ulasan menganai pertanyaan di atas yang sudah saya baca di beberapa media massa.
*Pendapat pertama
Disini saya mencoba menjelaskan secara logika mudahan masuk dalam pikiran jernih kita mengenai pertanyaan di atas,
Pemilik rumah sangat mengetahui bahwa nasi yang di bungkus atau dibawa pulang di saat sampai di rumah tidak akan di makan sendiri pasti mereka akan berbagi dengan keluarga, karna itu nasi yang di bungkus akan di lebihkan atau lebih banyak dari makan di tempat, mereka (pemilik warung) sudah mematokan berapa centong untuk nasi yang di bungkus dengan harga sama seperti makan di tempat
*pendapat kedua
Pendapat yang ini cukup berbeda dengan pendapat atau pandangan di atas,
Persoalan kenapa nasi padang kalau di bungkus lebih banyak? Hal ini memiliki sejarah tersendiri yang mengacu pada zaman penjajahan Belanda, karna yang menikmati nasi padang di tempat iyalah mereka yang orang orang elit atau bangsawan dan kolonial belanda jadi makanannya tidak banyak-banyak.
Akan tetap pemilik warung nas padang juga menginginkan orang-orang pribumi merasakan juga kenikmatan nasi padang atau makan khas daerahnya karna dengan itu nasinya di perbanyak agar bisa di bagi dengan teman atau keluarga yang lain
English
Human life is never separated from its name to eat, because there is a previous word eat to live or live to eat_ from this word we can know its meaning.
Indonesia has a variety of culinary, one of which is very famous is Nasi Padang, a culinary that has been famous to the entire archipelago
But behind the Nasi Padang arise some speculation or phenomenon of its own.
_Do you not wonder or wonder with rice paddies? _ If the pack of rice more than eat in place
Well now I will give a little review of the above questions that I have read in some mass media.
First opinion
Here I try to explain logically hopefully enter in our clear mind about the question above,
Homeowners are very aware that the rice is packed or brought home at the time of arriving at home will not be in their own food they will share with the family, because the rice in the pack will be in more or more of eating in place, they (the owner of the shop ) have pegged how many letters to the rice in the wrap with the same price as eating on the spot
- second opinion
This opinion is quite different from the opinion or view above,
The problem why rice paddies if the wrap more? It has its own history which refers to the Dutch colonial era, because who enjoys the rice paddies in which they are the people of the elite or noble and colonial Dutch so the food is not much.
Will still the owner of the padang war stalls also want the indigenous people feel also the pleasure of rice fields or eating typical of the region karna with it rice in perbanyak to be shared with friends or other families
Terima kasih sudah menghabiskan waktu untuk membaca semoga bermanfaat