Hutan Kopi
Hutan kopi?. Ya hutan kopi. Gayo adalah hutan kopi. Tercatat hampir 100 ribu hektar dikelola sebagai kebun kopi. Dan kebun kopi, sejatinya adalah hutan
Ketika negara masih berteori soal konservasi, reboisasi, kawasan hijau dll. Dengan nilai proyek trilyunan rupiah. Petani kopi gayo sudah menanam kopi hingga halaman, belakang, halaman samping kiri dan kanan. Kecuali halaman depan. Itupun karena untuk masuk rumah dan jemur kopi. Kalau ngak, pasti sudah ditanami kopi.
Kenapa disebut hutan kopi? Karena di kebun kopi, yang tumbuh bukan saja kopi. Ada alpukat, jeruk, pisang, kasmak, markisa, petai dll.
Dan kebun kopipun menggantikan fungsi hutan yang bernilai ekonomi.
Jika hutan pohonnya tumbuh tidak teratur, random atau acak. Nah, hutan kopi lebih asri dan berseni. Kopi tumbuh rapi. Baris yang teratur dengan tinggi yang seragam. Dipadu padankan dengan pohon naungan.
Menjadi bak permadani hijau yang menghiasi space bumi di Tanoh Gayo. Adakah yang lebih hebat dari ini? Soal penghijauan, kalian semua masih berteori dan berproyek demi kekayaan pribadi dan institusi. Enyahlah dari hadapanku!. Beta kedah.
Para petani adalah penyelamat dan pengabdi lingkungan sejati. Tanpa tahu teori tapi berpraktek, juga tidak pakai orasi hingga mulut berbusa.
Lahan - lahan yang kemiringannya diatas 40 derajat, dibiarkan ditumbuhi kayu tropis yang rimbun. Mereka jauh dari kata rakus karena bersahabat dengan alam. Manifestasi Hablumminal, 'alamin. Dalam praktek