The Diary Game (17 Feb 2024) - Merayakan Pencapaian 85.000 SP Dengan Camping

Pagi ini usai bangun tidur saya menunaikan shalat subuh di masjid yang tidak jauh dari rumah, hanya berjarak sekitar 100 meter. Pulang dari masjid sempat jalan kaki mengelilingi kampung halaman bersama keluarga kemudian kembali ke rumah untuk sarapan. Sekitar jam 10 siang saya menuju ke Terminaltor Cafe untuk mengecek persiapan camping nanti sore bersama beberapa steemian Pidie Jaya. Untuk menyukseskan acara ini saya mencairkan 300 STEEM.

Di Terminaltor Cafe saat berembuk menentukan persiapan camping

Di Terminaltor Cafe kami menemukan menu untuk makan malam saat camping yang rencananya di kaki gunung pinggir aliran sungai. Kami memilih tempat yang tidak terlalu jauh mengingat kondisi cuaca yang rawan hujan. Usai merencanakan menu dan kegiatan saat camping, saat azan Zhuhur saya menuju ke masjid untuk menunaikan shalat zhuhur. Kemudian kembali ke rumah untuk makan siang dan beristirahat.

Di Terminaltor Cafe yang menjadi titik kumpul untuk berangkat camping

Setelah menunaikan shalat Ashar saya menuju ke titik kumpul yakni Terminaltor Cafe. Disini kami berkumpul untuk berangkat bersama-sama ke kaki gunung untuk camping. Bahan dan menu yang akan kami masak nantinya saat camping sudah disiapkan oleh tim lainnya. Setelah menunggu sekitar setengah jam kemudian kami menuju ke tempat camping. Setengah jam kemudian kami tiba di tempat camping dan mendirikan tenda.

Kari bebek yang menjadi menu makan malam

Usai menunaikan shalat Maghrib, dilanjutkan dengan memasak nasi dan kari bebek. Kami saling bahu membahu untuk menyiapkan makan malam. Ada yang menghidupkan api anggun untuk mengusir nyamuk dan juga sebagai penerangan. Sebagian lainnya mencari ikan "kerling" untuk kami nantinya dini hari. Setelah menunggu hampir dua jam, kari bebek sudah masak dan kami pun menikmati makan malam bersama-sama.

Saat berkumpul usai makan malam dan bercengkrama dengan berbagai hal

Usai makan malam kami berkumpul dan menceritakan banyak hal menghabiskan malam. Juga tidak lupa menyiapkan kopi sebagai penghangat tubuh malam ini. Kian lama cuaca semakin dingin dan kami semakin mendekat dengan api unggun untuk menghangatkan tubuh. Setelah cukup lama menghabiskan waktu di dekat api unggun sambil bercerita banyak hal, perut kami sudah terasa keroncongan.

Dini hari menyiapkan menu Ikan Asam Pedas "kerling"

Sejenak kemudian kami mulai lagi memasak ikan "kerling" dengan bumbu asam pedas khas Aceh. Hanya setengah jam saja menu tersebut sudah tersajikan dan kami kembali menikmati makan malam dini hari dengan menu ikan "kerling" tersebut. Vibesnya lebih terasa di momen ini karena menu ini termasuk susah untuk didapat. Sehingga semuanya melahap dengan puas. Malam semakin larut dan kami pun mulai ngantuk, satu persatu kami memasuki tenda untuk beristirahat.