Di tempat pengungsian dan melihat kondisi air banjir di kawasan Dewantara

Salam hangat kepada semuanya yang ada di platform ini, semoga anda semua selalu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.

Setelah hujan deras tadi malam kini saya masih berada di tempat pengungsian, suasana pagi sudah mulai terlihat membaik daripada tadi malam yang cukup deras hujannya. Sebagai sarapan pagi saya menikmati satu pop mie dan ada sedikit nasi yang tersisa tadi malam lalu saya menikmati pop mie dengan masih tersebut sebagai sarapan pagi bersama keluarga saya.

Lalu saya memperhatikan suasana di jalan lintas medan banda aceh yang saat ini juga masih sangat lembab dan basah dari curah hujan semalam. Saya saat itu belum tahu kondisi air sudah di ketinggian berapa namun saya melihat beberapa pemuda desa dan para tentara sedang membuat perahu untuk mengevakuasi masyarakat yang masih terjebak di dalam rumah di bagian lorong-lorong yang ada di desa Tambon Baroh.

Sudah beberapa jam dari awal pagi hujan sudah mulai tidak terlihat lagi di kawasan tempat tinggal saya meskipun bekas air masih berada di hampir semua dusun, saya juga tidak bisa memastikan apakah nanti sore hujan akan terus berlanjut atau tetapi seperti suasana siang ini. Aku mengambil sepeda motor dan berkeliling untuk melihat kondisi air banjir di kawasan Dewantara. Aku berangkat dengan Afdhal.

Setelah menghidupkan sepeda motor saya dan afdhal pergi ke arah masjid Bujang Salim karena kebetulan saya juga ingin sholat dzuhur dulu. Kemarin sore jalan menuju ke masjid tidak bisa di lintasi lagi namun siang ini air sudah mulai surut sedikit.

Pada saat pulang saya berhenti di pinggir jalan rel kereta api karena melihat ada beberapa masyarakat ramai di sini, ternyata katanya ada yang masih terjebak di atab rumah karena air sangat tinggi, dan beberapa orang sedang melakukan evakuasi dengan perahu buatan.

Beberapa jam kemudian saya juga sempat berkunjung ke rumah tempat tinggal saya untuk melihat kondisi air. Saya melihat air sudah mulai surut sekitar satu jengkal tangan. Beberapa menit kemudian saya pun bergerak kembali ke tempat pengungsian setelah mengecek kondisi rumah.

Saya makan siang di tempat pengisian sekitar pukul 15 sore wib juga dengan menu makanan yaitu pop mie. Di tempat pengungsian saya berdiam dengan keluarga sambil istirahat dan membuka handphone. Saat itu listrik padam di semua daerah Aceh Utara bahkan hampir seluruh Aceh, jaringan internet juga hilang total, namun di tempat pengungsian saya ada sedikit jaringan meskipun sangat sulit.

Sekitar jam 16:50 saya menuju ke arah timur dengan sepeda motor untuk melihat kondisi air di depan gerbang PT Pupuk Iskandar Muda. Air di sana memiliki ketinggian lebih dua meter dan kendaraan roda dua ataupun roda empat tidak bisa lewat.

Saya menunaikan sholat magrib di masjid, hujan grimis mulai terasa kembali setelah selesai pelaksanaan ibadah magrib. Saat keluar ingin pulang saya mengalami kehilangan sandal di masjid, saya sudah melihat ternyata tidak ada lagi sandal saya benar-benar hilang saat itu. Dengan sedikit kecewa saya pulang mengendarai sepeda motor tanpa sandal di kaki hingga ke tempat pengungsian untung nya pada saat pulang hujan sudah tidak ada. Meskipun saat malamnya hujan kembali hadir di tempat kami.

Jadi itulah tulisan yang dapat saya bagikan dalam postingan hari ini. Terimakasih banyak untuk semua teman-teman yang sudah bersinggah di sini.

Salam @cymolan