The Diary Game, Senin 22 April 2024 / Tak terbantahkan

Setiap hari Senin aku menjadi petugas piket, tugas yang biasanya dilakukan oleh petugas piket yaitu berdiri di pintu pagar sampai semua siswa-siswi masuk ke dalam pekarangan sekolah dan ini berlaku sampai pukul 07.45. sisanya bagi yang telat mereka akan berdiri di luar sampai upacara bendera selesai.

Begitu bel masuk berbunyi aku dan beberapa rekan yang lainnya langsung bergerak ke arah yang sudah biasa kami jalankan yaitu menertibkan anggota didik atau peserta didik untuk mengarahkan mereka ke lapangan upacara. Tapi hari ini aku harus naik turun untuk memeriksa lokal bila ada siswa-siswi yang masih berada di dalam kelas, sampai-sampai aku harus memukul mereka dengan lidi agar mereka mau turun dan membuat barisan di lapangan.

Petugas upacara bendera untuk hari ini itu adalah anggota paskibra, tapi tidak seperti yang direncanakan, anggota paskibra ini tetap melaksanakan tugasnya tapi tidak semua karena mereka belum mempersiapkan diri. Seharusnya mereka itu sudah siap tapi karena ada miss komunikasi makanya mereka tidak jadi tampil hari ini dan rencananya mereka akan tampil hari Senin depan.

Walaupun tampil dengan pasukan seadanya namun penampilan mereka hari ini sangat bagus dan memukau semua peserta upacara bendera. Selesai upacara aku mengambil absen di dalam kantor lalu masuk ke dalam kelas IPS, rencana awalnya seperti itu tapi begitu aku keluar dari kantor ternyata anak-anak IPS sudah berkumpul di depan dan mereka meminta bola sepak. Aku suruh mereka untuk tunggu sebentar karena aku harus melakukan beberapa pekerjaan sebab aku hari ini adalah petugas PK jadi pekerjaannya agak sedikit banyak harus dilaksanakan.

Sebelum ku beri bola kepada mereka aku mengabsen dulu siapa-siapa yang hadiah hari ini. Lalu mereka pun ku izinkan untuk bermain bola dan melakukan pertandingan dengan anak kelas 10. Lalu aku kembali lagi ke meja piket hanya untuk memeriksa dan menertibkan anak-anak yang kadang-kadang mereka keluar tanpa sepengetahuan guru. Dan di sini aku tidak banyak bekerja aku hanya melihat HP dan sekali aku berbincang dengan tamu yang datang dengan berbagai keperluan di sekolah.

Pukul setengah satu siang aku minta ijin sebab aku harus menjemput imam di sekolah. Tapi begitu aku tiba di sekolahnya imam, ternyata dia sudah pulang dengan ojek, sedangkan aku sudah menunggu dia lama sekali disini. Aku tahu dia sudah pulang ketika aku berada di rumah dan melihat dia sudah berada di rumah.