50% Payout to @steem.amal || Betterlife || The Diary Game || Denin 15 Juni 2021 || Ganteng Itu Pilihan, Bukan Takdir

in Steem SEA3 years ago

Assalamu’alaikum Steemians...
Apa kabar ?
Cukup jawab dihati pas baca tulisan ini

Pagi ini, tepat di jarum jam mengarah pada angka 6:30 saya terbangun. Tidak dibangunkan oleh alarm karena alarm sudah dari jam 5:30 berdering, sudah jadi kebiasaan dengan mata masih tertutup saya langsung mematikan alarm dan tidur kembali. 6:30 sudah menjadi standar saya untuk bangun dan bergegas ke kamar mandi. Ritual berlama-lama di kamar mandi adalah kenikmatan yang tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun dan dalam keadaan apapun. Kalau kata pejuang jaman dulu “harga mati”.

Sekitar pukul 8 lebih sedikit waktu Aceh bagian timur, saya berangkat ke kantor menggunakan jalan yang sama saban hari. Langit terlalu cerah untuk hari ini yang meniadakan mendung dihari-hari sebelumnya, semoga tidak ada yang bersedih hari ini, kalaupun ada anggap saja itu bagian dari kehidupan yang harus dijalani. Semangat untuk para pengejar mimpi.

Tak terasa saya telah tiba di halaman kantor, memarkirkan motor dan bersegera menuju ruangan tempat saya berkerja, memeriksa berkas-berkas untuk direvisi atau sekedar membubuhkan paraf untuk bisa diverifikasi. Rutinitas pekerjaan yang sudah saya geluti sejak tahun 2019 lalu. Saban hari seperti itu, kadang saya sudah merasa menjadi robot yang diremote untuk mengerjakan itu saja setiap hari, tetapi begitulah dunia pekerjaan, mengulang dan terus berulang sampai tak terbilang lagi.

Sedang asik-asiknya memeriksa berkas-berkas yang harus di koreksi, tiba-tiba seorang teman masuk keruangan saya dengan membawa berita duka, dia mengabarkan bahwa baru saja Pak Fahmi Meninggal dunia di RS PTP, Pak Fahmi dulunya adalah atasan saya. Baru diawal tahun 2021 beliau naik jabatan menjadi Kepala Biro.

BEFED7EA-C82E-426E-870A-FAC0AF59A056.jpeg

Innalilahi wainna ilaihi rajiun, segala sesuatu akan kembali kepadaNya. Semoga surga Allah menjadi tempat almarhum tinggal untuk selama-lamanya. Aamiin

Menghentikan segala aktivitas pekerjaan, saya dan beberapa rekan kerja bergegas menuju rumah duka Almarhum di Lr D, desa Paya Bujok Tunong. Sesampainya kami disana rumah duka sudah dipenuhi oleh orang-orang yang datang untuk melayat, begitu cepat kabar duka ini tersebar, begitu banyak orang yang datang melayat, begitu dekat kita dengan kematian.

“Kematian adalah masa depan, mengingatnya segala maksiat menari indah di pikiran, semoga tobat bukan hanya kata-kata tetapi merupakan perbuatan” pesan untuk diri sendiri.

Selesai melayat, tak terasa jarum jam sudah berada di angka 11. Kembali kekantor nanggung karena sebentar lagi akan memasuki waktu istirahat siang. Pilihan yang paling tepat adalah menuju warkop, ngopi dan makan siang. Segera, saya dengan kawan-kawan kantor menuju warung kopi “HOPE Coffee” yang berada di jalan Ahmad Yani. Meskipun saya penikmat kopi ini pertama kalinya saya duduk di HOPE Coffee setelah hampir dua tahun saya berada di Langsa. Seperti ditakdirkan saya duduk disini. Jadi teringat akan sebuah ungkapan lama

“setelah kematian selalu ada harapan”.

Kebiasaan diwarung kopi, waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah jam 2 siang saja. Berhenti dengan semua celoteh-celoteh kehidupan yang kebanyakan adalah saling menertawakan teman atau berbagi informasi seputar dunia maya tentang apa yang lagi tranding.

5F86AF3F-4CF3-4DA8-9E27-A84B9CA64D7E.jpeg

“Kadang saya berfikir warung kopi merupakan tempat para kaum lelaki untuk bergosip.”

Kembali dengan rutinitas setelah makan siang, mengulang koreksi yang tadi sempat tertunda. Larut dalam dunia pekerjaan sampai tak memperhatikan jam lagi. Sedang sibuk-sibuknya dengan berkas, tiba-tiba teringat ada janji untuk sedikit memperganteng diri di Barbershop langganan. Untung belum lewat jadwal janji, segera merapikan berkas kerjaan dan beranjak pergi untuk sedikit menenangkan diri dalam ritual memperganteng diri.

4345AC5D-FB5D-427A-B00F-8AC6EBB8318F.jpeg

Sesampai di ”Kick Barbershop” tepat pukul 16:00 WIB, sesuai dengan jadwal booking saya segera saja duduk dikursi untuk memulai ritual memperganteng diri. Orang yang saya percaya untuk memegang kepala saya adalah seorang lelaki yang bernama Adam. Ntah kenapa sejak kecil saya memang sangat selektif dalam memilih orang-orang yang akan menangani permasalahan rambut saya, bisa di hitung sejak kecil sampai sekarang baru 4 orang yang memegang kepala saya dalam hal perambutan. Dua orang dikampug halaman, satu orang di Banda Aceh dan yang terakhir adalah Adam.

Satu jam berlalu, saya sempat tertidur ketika Adam melakukan pekerjaannya. Ritual selesai, kata ucapan terima kasih saya sampaikan, dan seperti biasa Adam selalu membalas dengan ucapan “ganteng bukan takdir, tetapi pilihan”. Dengan perasaan puas saya menuju kasir untuk menyelesaikan aktivitas di “Kick Barbershop”.

36059633-DF43-4FA6-93F9-1C9702C0DDEA.jpeg

Keluar dari Barbershop saya menuju warkop “Benu Coffee” yang hanya berselang beberapa toko dari Barbershop. Duduk disana, memesan segelas esspresso dan berselancar didunia maya.

01488278-10FD-4860-9412-B8A097179273.jpeg

Salam literasi
@hendrasusoh

Sort:  

"Setelah kematian selalu ada harapan”.
Harapan masih bisa ngopi dengan ganteng di dimensi berbeda

Bahaya di dimensi berbeda wak 🤣

Gassssss, abes ni jgn kasi kendor lagi pak..

Siap pak

memang jelas pilihan kata-kata yang di aduk menjadi kalimat, chef juna-nya literasi hana lawan

Hahhahahahahhaa, yang penting vote dak 😂

 3 years ago 

Kalau bapak ini, tanpa memilih pun emang sudah ganteng dari sono nya...
Tak naik pikir kita kalau soal itu...

 3 years ago 

Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.

Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.

Anroja

Terima kasih bang @anroja dan @steemcurator08 🙏

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.030
BTC 67689.07
ETH 3801.39
USDT 1.00
SBD 3.55