Thediarygame, Sabtu, 20 Desember 2025 || From Tanjungpinang, stop in Batam, the next day to Medan
Usai sudah pengabdian dan penugasanku di Koarmada I. Penugasan yang sangat banyak kenangan di Kota Tanjungpinang. Kehidupan komunikasi dikantor nan elok. Suasana alam dan pemandangan yang indah. Karakter masyarakat yang santun dan berbudi pekerti ramah. Intinya, banyak nikmat kebaikan yang Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa berikan selama Aku berada dan bertugas di Negeri Segantang Lada.
Sejak menginjakkan kaki kota Gurindam XII, sekitar 19 April 2023, Nah, dipenghujung tahun, 20 Desember 2025 ( 2 tahun 8 bulan), dengan penuh keharuan dan keiklasan hati meninggalkan kota Tanjungpinang tercinta. Sekitar pukul 08.30 WIB, meninggalkan rumah tempat Aku berteduh. Rumah Komplek TNI AL Rajawali no. 10. Aku pernah tinggal berdua dirumah, yang merupakan rumah ditempati latingku, Letkol Laut (S) Bambang. Setelah beliau pindah ke Kolinlamil Jakarta, Aku tinggal sendiri. Selama ini dirumah, Aku ditemani oleh dua ekor kucing. Kucing putih bernama Fika dan si Belang kecil. Si Belang sekitar tiga hari Aku akan berangkat, entah kemana perginya seakan ditelan bumi tak tampak dirinya. Sudah berkelana entah kemana. Aku hanya pamit dengan si Fika kucing putihku sembari sejenak mengendongnya didepan rumah serta mengambil foto kenangan terakhir.
Mobil dinas Xenia plat 6415 - 01 yang dikendarai oleh Kld Rafi menjemput dan mengantarkan diriku ke Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang. Tak berselang lama, sekitar lima menit kami sudah tiba di pelabuhan kebanggaan masyarakat Tanjungpinang pada khususnya dan Kepulauan Riau (Kepri) pada umumnya. Sambil menuju pelabuhan, mataku menatap satu persatu pemandangan di lapangan Tugu Sirih. Tempat menghibur diri dengan berlari sore dan duduk diatas bebatuan tepi laut rehat sambil makan kacang, jagung dan plus air botol mineral. Tak terlewatkan kuabadikan kisah di pelabuhan dengan latar Pulau Penyengat dan kapal-kapal yang bersandar.
Waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB. Aku harus masuk kedalam perut kapal. Ada beberapa temanku yang bekerja di kapal, para orang tua, saling kami berjabat tangan sembari permohonan maaf kupinta jika banyak salah dan khilaf dalam berinteraksi. Senyum haru tampak dari wajah. Aku sudah duduk dikursi. Protokol yang mendampingiku telah kembali. Kapal yang Aku naik adalah Kapal Ferry MV Oceanna 1. Kapal tersebut jelas tampak sandar didermaga dengan tenangnya.
Setelah penumpang penuh dan tepat pukul 09.15 WIB kapal berlayar menuju kota Batam.
Aku duduk dikursi paling depan. Tapi hanya sejenak saja Aku duduki karena Aku memilih duduk diluar menikmati angin laut yang membelai kencang. Dari belakang kapal tampak jelas kota Tanjungpinang di pesisir pantai. Kelihatan pelabuhan, gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri, Tugu Sirih, kursi santai berpayung indah tempat warga santai menyeruput kopi dan makan nasi goreng dan lain sebagainya. Kenangan ini terlihat dari kapal ditengah lautan. Semakin lama kota Tanjungpinang hilang dalam pandangan. Tersisa laut yang menyertai keberangkatanku meninggalkan kota Melayu dengan alunan gelombang.
Setelah sekian menit kapal berlayar, sekitar pukul 10.30 WIB kapal tiba di pelabuhan Telaga Punggur kota Batam. Seluruh penumpang turun. Tak ada yang transit karena ini bukan perjalanan menggunakan pesawat terbang.. Aku dengan nyaman berjalan sembari memandang kapal yang Aku naiki bersandar di dermaga. Ini pengalaman terakhirku menjelajah laut Kepri. Laut yang kadangkala teduh dan seketika diterpa angin plus hujan lebat yang menyebabkan kapal bergoyang hebat.
Aku sudah dijemput oleh Pak Hendra. Beliau dinas di Kodaeral IV Batam. Orangnya agak gendut dan periang. Sama-sama orang Sumatera. Aku Aceh dan beliau Padang. Sama-sama kampung halaman di rundung musibah banjir bandang dan longsor. Sama-sama dalam suasana berduka. Mobil terus membawaku meninggalkan Pelabuhan Telaga Punggur Batam. Tujuannya adalah Eska Hotel yang terletak di lingkungan Kepri Malll (Batam Centre). Namun sebelum ke Hotel agendaku adalah menuju ke Rumah Makan Ranah Minang milik Bang Yusra. Bang Yusra, yang sering Aku panggil ketua awal berkenalan asbab bermain bola. Silaturahmi di lapangan hijau lanjut hingga dalam kehidupan sehari-hari. Aku diundang agar mampir ke tempatnya. Letaknya tak jauh dari Eska Hotel tempat nantinya Aku bermalam..
Dalam perjalanan menuju ke tempat Uda Yusra kita dapat menjumpai beberapa bangunan indah yang terdapat disepanjang jalan. Aku mengabadikan salah satu Masjid kebanggaan warga kota Batam, yaitu Masjid Agung Batam, yang kini namanya telah berubah menjadi Masjid Agung Raja Hamidah. Kita bisa melihat bangunan kembar empat menjulang tinggi ditengah kota. Ternyata bangunan tersebut adalah Pollux Habibie Apartemen yang terletak di jln. Ahmad Yani, Taman Baloi, Kec. Batam Kota, Kota Batam. Bangunan tersebut tampak gagah dan indah.
Tiba-tiba ada masuk pesan Whattaps dari temanku, Bang Dantez. "Kita nanti usai salat dhuhur pukul 12.30 WIB jumpa di Love Seafood Batam Centre." Pastilah ini ajakann makan siang. Makan enak. Semangat juga awak ni. Bang Dantez peduli dan tahu rekannya akan pindah maka silaturahmi terakhir. Aku meng-iya-kan. Namun terlebih dahulu Aku mampir ke Rumah Makan Uda Yusra. Sekitar pukul 11.30 WIB, rombongan kami tiba di RM Ranah Minang. Kemesraan yang terbina dalam bentuk silaturahmi kembali menguat disaat penghujung waktu Aku berada di Kepulauan Riau.
Kami dipersilahkan duduk dan dihidang makanan. Alhamdulillah, enak sekali lauk pauknya. Kami sambil makan saling menceritakan perkembangan sepak bola seputar usia senja (oldstar). Bahwa, sekitar beberapa bulan kedepan akan ada pertandingan game dengan tim luar negeri. Wah, pastilah seru sekali. Tak lama kami disana, karena Aku membagi waktu untuk berjumpa dengan latingku yang mengundang makan siang di Love Seafood. Aku pamit dan saling berpelukan sebagai tanda persahabatan bagaikan persaudaraan yang telah lama terbina namun harus berpisah.
Selanjutnya perjalanan menuju Eska Hotel untuk meletakkan barang terlebih dahulu. Tak jauh RM Ranah Minang dengan lokasi hotel. Sekitar lima belas menit perjalanan. Tentunya kami sudah sempatkan salat dhuhur di Masjid Bukit Indah Sukajadi. Ternyata tiba di hotel belum bisa chek in. Sekitar pukul 14.00 WIB baru boleh masuk kamar. Akibatnya, barang Aku titipkan kepada pihak penggelola hotel dengan satuan pengamanan (Satpam) yang bertanggung jawab menjaganya. Aku selanjutnya pergi ke Love Seafood Batam Centre.
Tak berselang lama tibalah di lokasi. Pak Hendra hanya mengantar saja dan kemudian pergi meninggalkanku. Memang ini ritmenya. Ntar balik ke Eska Hotel Bang Dantez yang berkenan mengantarnya. Rupanya saat tiba di Love Seafood, bukan Aku saja yang hadir. Bang Dantez memang top markotop dalam hal menyenangkan hati dan mempertemukan teman-teman. Hadir pada saat bersamaan adalah Bang Bambang plus istri, Bang Djoko Susilo plus istri, Bang Syarief dan Bang Dantez juga plus istri serta dua anak gadis tetangganya. Kami makan enak sambil banyak bercerita. Cerita hari ini dan massa lalu yang pernah terbuat cerita lucu. Ketiga rekan-rekanku akan menjadi pejabat di Kodaeral IV Batam. Luar biasa Pakar97 Angkatan Laut. Acara ini tentunya dapat dimaknai pelepasan kepergianku dari Negeri Segantang Lada dan penyambutan selamat datang kepada rekan-rekanku yang bertugas di Kodaeral IV Batam. Terima kasih Bang Dantez. Do the best sambil memberikan bintang kesuksesan dalam membangun silaturahmi dengan sesama kawan.
Tak berlangsung lama, kami pun berpisah. Aku diantar oleh Bang Dantez ke Eska Hotel. Kami sempatkan mampir ke Warung Mie Tarempa di Batam Center untuk membeli kue Luti Gendang.
Luti Gendang adalah kue roti goreng khas Kepulauan Riau (terutama Anambas) yang unik, berbentuk bulat kecil, dan diisi dengan abon ikan tongkol suwir berbumbu rempah yang gurih. Luti Gendang sangat terkenal. Bang Dantez ternyata beli kue ini dan diberikan untukku sebagai oleh-oleh agar dibawa pulang ke Medan. Rezeki anak soleh untuk kesekian kalinya. Kemudian kami lanjut menuju ke Eska Hotel. Waduh saat masuk ke lokasi Hotel seputar Kepri Mall (kini : K Square), jalannya macet dan butuh kesabaran. Perlahaan-lahan merayap dan akhirnya tiba juga dipintu lobi hotel. Aku turun dan pamit sembari menyampaikan ucapan terima kasih atas silaturahmi yang terbina dan tentunya oleh-oleh yang Aku terima juga. Kami berpisah dengan saling melempar senyum kebahagian.
Aku sudah memasuki hotel dan menuju tempat resepsionis. Kini kamarku sudah siap untuk ditempati. Kunci kamar no 321 diberikan dan secara bersamaan barang-barangku dibawa oleh Pak Satpam ke kamar. Untuk menuju kamar maka Aku menggunakan lift. Ada sih tangga namun tak kuat juga. Bisa habis nafas sembari ngos-ngosan. Pintu kamr sudah kubuka. Barang-barang semua sudah dimasukkan. Suasana kamar hotel cukup nyaman dengan satu spribed lebar. Kamar mandinya juga keren, ada kran pancuran dari atas dan yang diletakkan pada tembok. Toilet pun bagus dan bersih. Nah, ada satu bentuk tenpat mandi bulat bagaikan kapal kecil jika mandi kita bisa sambil tidur-tiduran. Semuanya serba putih. Intinya, lengkap.
Oh iya, terus terang bahwa alasanku kuat menginap semalam di kota Batam karena niatkan hati untuk dapat salat di Masjid Laksamana Cheng Ho. Ya, sebagai kenangan terakhir salat di masjid yang mempunyai sejarah dan dapat dijadikan destinasi wisata religi. Aku kesana nantinya akan di antar oleh ustad Marsyapwan yang diwakilahkan kepada Bang Dinda. Lama berkoordinasi karena signal terganggu maka mobil jemputan tiba menjelang salat maghrib. Sejatinya Aku ingin salat di waktu maghrib namun takdir berkata lain. Saat Bang Dinda jemput jalan masuk ke Eska Hotel macet total dikarenakan banyak warga yang berkunjung ke gedung eks Kepri Mall (kini K Square). Koordinasi cukup panjang dan akhirnya dapat menembus kemacetan menjelang sekitar lima belas menit azan maghrib berkumandang.
Mobil bang Dinda sudah didepan hotel. Aku naik dan ternyata ada dua orang asal dari Malaysia temannya ustad Marsyapwan ada didalam mobil. Sambil mobil berjalan kita saling berkomunikasi. Saat keluar dari Hotel dan masuk jalan besar, waduh, macetnya luar biasa. Dah, Aku bisa bayangkan untuk salat di masjid terdekat pun tidak bisa berjamaah. Pastilah tertinggal untuk berjamaah dengan imam. Kami berhenti salat di Masjid An-Nur KDA (Kurnia Djaya Alam). Memang kata Bang Dinda kita nanti akan berjumpa ustad Marsyapwan di masjid tersebut dan secara bersama-sama pergi untuk salat isya di Masjid Laksamana Cheng Ho.
Masjid An-Nur KDA, berlokasi di jalan Kutilang Raya No. 3 Kota Batam. Masjidnya indah dan nyaman saat salat didalamnya. Tenpat wudhuknya bersih. Karpetnya hijau dan empuk. Jamaahnya ramai. Dan, uniknya, masjid ini saat kita masuk pada pintunya kita hanya meletakkan tangan dan kemudian secara otomatis terbuka dan tertutup sendiri. Layaknya masuk dan keluar pintu mall. Aku salat bersama bang Dinda. Dan, benar adanya, Aku dapat berjumpa dengan Ustad Marsyapwan, yang kemudian saling bersalaman serta cipika cipiki penuh persaudaraan. Aku dengan Ustad Marsyapwan sangat jarang berjumpa. Awalnya berjumpa di Masjid Tanjak dekat Bandara Hang Nadim saat beliau memberikan khutbah jum'at. Sekali lagi berjumpa saat beliau bersama rombongan Pejuang Subuh Nongsa Batam dan mengisi ceramah di Masjid Al-Azhar, Pantai Impian, Kp. Baru, Kec. Tanjungpinang Barat, Kota Tanjungpinang. Aku ingat diberikan sorban hijau dan baju rompi Pejuang Subuh Nongsa Batam. Dan, terakhir, kami berjumpa di Masjid An-Nur KDA sembari bersama-sama menuju Masjid Laksamana Cheng Ho.
Ustad Marsyapwan pergi bersama keluarga dan Aku satu mobil dengan Bang Dinda, Dato Sri Dr. Hj. Mazlina dan Ustad Wahab Husin (Penang). Keduanya berasal dari negeri jiran, Malaysia. Kami meninggalkan Masjid An-Nur KDA, dengan kemampuan dan kecepatan penuh mobil yang dikendarai oleh Bang Dinda tiba di Masjid Laksamana Cheng Ho. Kami tidak terlambat dan sesaat berada di lokasi azan isya berkumandang. Luar biasa masjid bersejarah ini. Selain indah dengan arsitektur Tiongkok, masjid serba merah bermandikan cahaya. Cahaya penerang hati dan jiwa untuk mengerakkan insan salat di masjid ini. Memag jika melihat di lokasi Masjid, ada orang yang salat dan foto-foto. Ada yang tak salat namun foto-foto. Ada juga yang salat namun tak foto-foto. Tak kalah hebatnya, ada yang tak salat dan tak foto-foto. Silahkan kita ada dibagian mana pilihannya. Tentunya harapan insan, salat dan buat kenanga n foto-foto. Dan, itulah diriku sudah salat kemudian lanjutkan momen hadir pertama dan terakhir dengan mengabadikan diri. Aku berfoto dengan ustad Marsyapwan.
Alhamdulillah, salat dan ambil gambar selesai. Nah, apakah langsung pulang? Rupanya Ustad Marsyapwan mengajak makan dan minum disalah satu tempat orang berjualan. Ustad Marsyapwan dengan istri plus para anak-anaknya. Suasana gembira dan bahagia dikeluarga ustad terlihat jelas. Aku pun bahagia dan gembira bisa jumpa dengan Ustad sekeluarga, Bang Dinda dan tentunya saudara kita dari Malaysia. Minum, makan, sambil santai berbincang-bincang membuat waktu cepat berlalu. Tiba-tiba, ditempat yang sama berjumpa dengan Bang Yusra pemilik Rumah Makan Ranah Minang. Uda ternyata beli Luti Gendang satu kotak dan diberikannya untukku. Batam seakan sempit. Sudah siang berjumpa, malam pun tanpa janji juga bertemu. Aku memperkenalkan beliau dengan Ustad Marsyapwan dan tamu dari negeri Harimau Malaya (sebutan Timnas Malaysia). Suatu pertemuan yang tak disengaja, namun tak ada kebetulan disisi Allah SWT. Pertemuan yang penuh nilai rahmat. Pertemuan yang membawa faedah. Terima kasih Ustad Marsyapwan. Terima kasih Uda Yusra.
Malampun semakin meninggi. Alhirnya kami berpisah dengan tujuan yang berbeda. Ustad dengan keluarganya dan Aku diantar kembali ke Eska Hotel Batam. "Bahagia hati dapat salat di Masjid Cheng Ho dan niat tercapai," demikian Aku sampaikan kepada Dato Seri Dr. Hj. Mazlina. Kami telah tiba di Hotel dan sang Dato berkata,"main ke Malaysia jika ada waktu." Aku hanya tersenyum ringan seraya berkata lembut,"Insyaallah Dato." Beliau tidak tahu bahwa seorang prajurit TNI jika keluar negeri maka proses ijinnya harus ada. Tak boleh sembarangan melompat ke negeri luar. Begitulah aturannya.
Aku sudah turun dari mobil dan menuju kamar hotel. Hari itu cukup melelahkan namun juga membahagiakan. Terima kasih ya Allah atas semua nikmat yang Engkau limpahkan. Hari itu terasa singka. Rasa kantuk tak terbendung. Aku pun tertidur lelap dihiasi mimpi indah.***
Salam semangat dari kota Medan @hoesniy














