Merancang privasi data KYC/AML memerlukan hashing dan enkripsi guna melindungi data sensitif off-chain serta penerapan kontrol akses berbasis peran (RBAC) untuk membatasi hak akses, sehingga privasi terjaga sekaligus keamanan blockchain tetap terjamin
Merancang mekanisme privasi data merupakan salah satu bagian terpenting dari sebuah proyek. Langkah ini memastikan keamanan sistem, melindungi informasi sensitif, dan membangun kepercayaan pengguna. Untuk mencapai hal ini secara efektif, perlindungan teknis dan kontrol akses harus diterapkan.
Data sensitif tidak dapat disimpan langsung di blockchain, sehingga harus dilindungi di luar rantai (off-chain) sambil tetap mempertahankan tautan yang dapat diverifikasi di dalam rantai (on-chain). Salah satu metode penting adalah hashing untuk bukti perusakan (tamper-evidence). Ketika data pengguna dikumpulkan, data tersebut diproses melalui fungsi hash kriptografi seperti SHA-256, menghasilkan string unik dengan panjang tetap. Hash ini disimpan di buku besar blockchain. Jika data asli berubah sedikit saja, hash-nya akan benar-benar berbeda, sehingga memungkinkan verifikasi integritas data. Karena hashing adalah proses satu arah, data asli tidak dapat direkonstruksi dari hash.
Langkah penting lainnya adalah enkripsi untuk data yang tersimpan dan yang sedang dikirim. Untuk data yang tidak aktif, algoritma enkripsi yang kuat seperti AES-256 harus melindungi basis data pribadi tempat informasi identitas pribadi (PII) disimpan, memastikan bahwa data tetap tidak terbaca meskipun server disusupi. Untuk data yang sedang transit, Transport Layer Security (TLS) harus mengamankan panggilan API dan pertukaran antarlembaga, mencegah serangan man-in-the-middle di mana penyerang dapat mencegat data selama transfer.
Bahkan dengan enkripsi yang diterapkan, akses ke data harus dikontrol dengan cermat. Kontrol akses berbasis peran (RBAC) memastikan bahwa hanya pihak yang berwenang yang dapat melihat atau mengubah informasi. Pada tingkat kontrak pintar, aturan bawaan harus menentukan entitas mana yang diizinkan untuk melakukan tindakan tertentu—misalnya, hanya mengizinkan lembaga keuangan terverifikasi untuk memulai verifikasi KYC baru atau regulator untuk meminta laporan kepatuhan. Pada tingkat API, gateway harus memvalidasi setiap permintaan menggunakan kredensial seperti kunci API, yang seharusnya membatasi akses hanya ke data yang secara sah dibutuhkan oleh lembaga.
Sistem juga harus mengikuti prinsip perlu tahu. Bank yang berpartisipasi dapat melihat status verifikasi atau riwayat transaksi pengguna, tetapi tidak boleh mengakses dokumen pribadi seperti pindaian paspor kecuali pengguna secara eksplisit memberikan izin. Perangkat seperti Verifiable Credentials (VC) dan Decentralized Identifiers (DID) memungkinkan hal ini dengan memungkinkan pengguna hanya membagikan bukti verifikasi yang diperlukan tanpa mengungkapkan data yang mendasarinya.
Dengan menggabungkan hashing, enkripsi, dan kontrol akses, sistem dapat dirancang dengan aman. Blockchain menyediakan catatan yang tidak dapat diubah dan transparan, sementara perlindungan off-chain memastikan bahwa informasi sensitif tetap privat dan hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang.
Mpu Gandring ingin memberantas korupsi di Indonesia dengan teknologi blockchain! Anda ingin mendukung?
- Follow akun Mpu.
- Upvote dan resteem postingan Mpu.
- Share di Instagram, Facebook, X/Twitter dll.
- Biar pemerintah mendengar dan menerapkannya.






Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.