Di Bawah Pohon Beringin Tua dan Bencana

in Steem SEA13 days ago

20251130_105819.jpg
Musda "Beringin Tua"

Apakabar semuanya

SAYA cukup lama tidak beririsan dengan kawan-kawan di Partai Golkar Aceh. Satu dekade lalu, saya punya agenda penerbitan di situ. Kini sudah lama tidak lagi. Sebab, rezim sudah berganti. Kali ini saya kembali diundang untuk meliput Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Aceh yang digelar di Hotel Hermes Banda Aceh beberapa waktu lalu.

Memang momen Musda ini berada di jalur yang kurang tepat. Soalnya saat ini situasi sosial masyarakat sedang diterpa resah hebat. Aceh yang sedang dilanda musibah dan bencana alam di sejumlah wilayah. Makanya Musda ini menjadi ruang temu antara memori, konsolidasi, dan kepekaan sosial itu.

Hotel Hermes sendiri kerap menjadi saksi perhelatan politik dan kebijakan penting, kembali memanggil ingatan tentang perjalanan panjang Golkar di Aceh. Walik Ketua DPP Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tanjung mengatakan, Musda ini menjadi ajang, rekonsiliasi, hingga dinamika demokrasi lokal hari ini.

20251130_102503.jpg
Panitia Musda"

20251130_113013.jpg

20251130_104947.jpg20251130_102922.jpg

Suasana Musda XI Partai Golkar

Bagi sebagian kader, kehadiran di Musda ini terasa sebagai nostalgia. Bukan nostalgia romantik yang hampa, melainkan ingatan kolektif tentang peran, tantangan, dan tanggung jawab politik yang pernah dan masih dipikul.

Golkar Aceh pernah tumbuh dalam situasi sulit, belajar beradaptasi dengan perubahan zaman, serta menghadapi tuntutan publik yang kian kritis. Musda menjadi momentum untuk menakar kembali sejauh mana partai ini mampu membaca realitas Aceh kontemporer, terutama ketika masyarakat tengah diuji oleh bencana banjir, longsor, dan kerentanan sosial yang menyertainya.

Di tengah agenda pemilihan dan penataan kepemimpinan, suasana Musda tak sepenuhnya steril dari rasa empati. Aceh yang berduka menjadi latar emosional yang tak terucap, namun terasa. Diskusi-diskusi internal mengandung harapan agar konsolidasi partai tidak berhenti pada struktur dan jabatan, melainkan berlanjut pada keberpihakan nyata terhadap rakyat.

20251130_104904.jpg20251130_105001.jpg

Bencana mengingatkan bahwa politik sejatinya bukan soal menang atau kalah, tetapi tentang kehadiran negara dan partai di saat publik paling membutuhkan. Makanya, kegiatan ini menjadi penting untuk stabilitas organisasi untuk menjawab tantangan ke depan.

Regenerasi, soliditas kader, serta kemampuan membangun komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat menjadi kata kunci. Dalam situasi Aceh yang rentan secara ekologis dan sosial, partai politik dituntut tidak hanya responsif, tetapi juga visioner.

Dengan kalimat yang sederhana, Musda ini menyampaikan pesan jelas: nostalgia boleh hadir, tetapi tidak untuk membuat partai terpaku ke belakang.

Ia harus menjadi energi untuk melangkah maju, merumuskan peran politik yang lebih relevan, berempati, dan berpihak pada pemulihan Aceh serta masa depan rakyatnya.


Terima kasih sudah membaca postingan saya. Mohon dukungannya


Regard @Munaa

Sort:  

Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.