Melakukan survey pertama steem.amal kerumah Ibu Hamidah di Desa Dayah Tuha kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie jaya
50 % hasil postingan ini saya dedikasikan untuk program @steem.amal
Menanggapi kabar dari postingan @Irwandidamudra dan @nuruzzahri tentang keluarga yang tidak Mampu di desa Dayah tuha, hari ini saya bersama dengan beberapa rekan @steem.amal pidie jaya menyambangi kediaman ibu Hamidah dan putranya Maulidin.
Saya yang di bantu @eweindoes @herimukti dan juga @ikhsan01 menuju ke lokasi di desa tersebut pukul 16.00 dini hari. Kedatangan kami selaku tim amal untuk mengkonfirmasi dan berbicara langsung dengan ibu Hamidah .
Setiba kami ke lokasi tepatnya di desa Dayah Tuha, saya langsung menemui ibu Hamidah yang sedang duduk menunggu barang dagangan di kios rumahnya. Ibu Hamidah sedikit gugup dan ingin menangis melihat kehadiran kami. Saya duduk berhadapan dengan ibu Hamidah, sedangkan rekan steem.amal berada di luar karena ruang kios yang sangat sempit
Dalam pembicaraan, saya sedikit bertanya tentang masa-masa yang telah di jalani saat itu pada tahun 1980. IBu Hamidah mengatakan bahwa saat itu dia memiliki kehidupan yang memadai sebelum putranya Maulidin lahir ke dunia. Suaminya memiliki usaha membeli gabah padi dan pinang ketika
itu, namun seiring berjalannya Waktu lahirlah Maulidin pada tahun 1991, dia adalah anak tunggal dari pasangan dari ibu Hamidah dan suaminya.
Dalam sedikit menangis ibu Hamidah berkata sangat senang ketika anaknya lahir, namun hari-kehari kondisi fisik Maulidin semakin terlihat tidak membaik dan bahkan tidak normal, Sehingga harus menghabiskan banyak uang untuk di bawa bertobat kesana-kemari demi kesembuhan, sampai usaha yang di jalani ibu Hamidah dan suaminya perlahan bangkrut demi mengobati Maulidin.
Maulidin juga tak kunjung sembuh hingga saat ini sampai ayahnya meninggal tiga tahun lalu. Dengan kondisi fisik Maulidin yang selalu tertidur dan tidak dapat bicara, ibu Hamidah harus berkerja keras di usianya yang sudah tua untuk menafkahi Maulidin, walaupun harus berkerja di sawah milik orang lain ketika musim panen. Secara naluri saya melihat bahwa ibu Hamidah tidak lagi memiliki kekuatan untuk bekerja keras, namun semua yang dilakukan untuk anaknya. Ibu Hamidah sempat berkata bagaimana nasib anaknya andaikan dia terlebih dahulu tiada.
Saya tidak ingin melihat ibu Hamidah lebih jauh dalam kesedihannya , sehingga memotong pembicaraan dan bertanya dari mana modal usaha ini didapatkan??, ibu Hamidah mengatakan memanfaatkan uang bantuan covid yang diberikan pada Agustus 2020 dengan jumlah Rp 600.000 untuk dijadikan modal berjualan, karena tidak memiliki modal lain untuk membangun usaha. Di dalam kios
saya melihat beberapa barang dagangan yang tergantung , seperti beberapa renteng deterjen , dan makanan ringan yang di jual untuk anak-anak sekitar.
kami kemudian menawarkan kursi Roda, namun ibu Hamidah menolak karena Maulidin tidak bisa menggunakan kursi roda dengan keadaan fisik yang tidak bisa duduk. Ibu Hamidah tidak meminta lebih kepada steem.amal, hanya sedikit modal usaha untuk menambah barang dagangannya. Saya mengatakan kami akan mengatur rencana modal usaha untuk ibu setelah kembali bertemu dengan manager @steem.amal @el-nailul.
Setelah itu Ibu Hamidah membawa kami untuk melihat Maulidin, bersama rekan steem.amal kami masuk kedalam rumahnya. Maulidin yang terbaring di depan pintu kegirangan melihat kedatangan kami, dia seolah memiliki teman untuk bermain. Dia sempat ingin bercanda dengan kami.
Dalam kesimpulan ini bahwa ibu Hamidah ingin steem.amal membantu sedikit modal usaha meskipun kami telah menawarkan kursi roda dan pengobatan untuk anaknya. kami akan
berkordinasi tentang hal ini untuk melakukan program atau permohonan dari ibu Hamidah.
Bersama putra Ibu Hamidah Maulidin
Kondisi kios Ibu Hamidah
Saat berbintang dengan ibu Hamidah
Bersama rekan steem amal
Kondisi samping rumah
Mohon maaf jika ada kesalah kata , salam steem.amal
Mendengar pembicaraan kalian berdua tadi saya tidak sanggup menemani anda di sana, saya harus keluar sebentar karena saya hampir menangis.
Semoga Ibu Hamidah ini sehat selalu ya bg @nazarul, agar bisa merawat Maulidin setiap hari.
Saya tidak bisa membayangkan jika Ibu Hamidah sakit.
😭😭😭
Terimakasih untuk waktu yang adna berikan, kita berharap akan dapat membuat ibu Hamidah lebih kuat.
Amin bg, kita akan mendukung dia serta memberi semangat penuh.
Terimakasih atas verifikasi data awal. untuk tindak lanjutnya kita akan melakukan pendampingan medis sejauh yang memungkinkan. Selanjutnya program ini akan memasuki tahapan implementasi setelah koordinasi dengn pihak pemerintahan tingkat desa. Mohon di koordinasikan kembali. Salam steem.amal
Terimakasih , kami telah berbicara dengan ibu Hamidah tentang pengobatan, namun ibu tersebut mengatakan hanya membutuhkan modal usaha saja, karena Maulidin dalam kondisi sehat, hanya saja kondisi fisik yang tidak bisa berjalan.
Untuk pemerintahan desa kami akan konfirmasi kembali, meski telah memiliki izin setelah bertemu dengan saudara Irwandi. Namun Agar terlihat lebih santun kami akan datang kembali ke Desa Dayah Tuha.🙏
Subhanallah... kondisi ibu Hamidah dan anaknya Maulidin.....semoga bisa terbantu...Aamiiin...
Anda sangat berhati mulia brother @nazarul
Teruskan semangat mu dalam membantu orang yang tidak mampu
Terimakasih @ahmadbaidawi , kita akan mengunjungi kembali.
Iya siap bang..