The Diary Game | 16 September 2023 | Berlayar dari Ambon ke Bau-Bau

in Steem SEA8 months ago

••• TENTANG GIATKU •••
Hari ini aktivitas kumulai lebih cepat dari biasanya, sekitar jam 1.42 WIT. Aku dan istriku harus menuju ke pelabuhan Ambon, karena nanti sekitar jam 5 pagi kami akan berangkat ke Jakarta via jalur laut menggunakan Kapal Dorolonda. Dari tiket yang kami pesan sepekan lalu, adapun rute Ambon, Namlea, Bau-bau, Makassar, Surabaya, lalu ke Jakarta. Menuju ke pelabuhan kami diantar oleh Om Bob, yang tak lain adalah saudara dari keluarga istriku.

Sebelum menuju pelabuhan, sejak lepas isya kami sempatkan berkunjung ke Kampung Lestari Ambon untuk menikmati secangkir kopi sembari berpamitan kepada kawan-kawan disana. Setidaknya, sekitar tiga jam kami habiskan waktu disana sembari bercengkrama dan berdiskusi tentang apa saja yang masih berkaitan dengan lingkungan. Setelahnya, kami menuju rumah Tante Ma dan Om Buce di kawasan Gunung Nona. Tak lama, kami pun berpamitan dan segera menuju rumah Om Bob. Cuaca masih mendung dan terkadang gerimis.

Setelah menunggu di ruang tunggu sekitar tiga jam, terdengar kabar dari nahkoda bahwa kapal setengah jam lagi akan berlayar. Namun karena rasa kantuk yang juga teramat sangat, aku memilih tidur saja setelah semua barang-barang aku taruh di sudut dinding tak jauh dari tempat tidurku. Dan ini semua kulakukan usai aku berkeliling sejenak untuk sekedar melihat area dalam kapal. Bahkan aku naik hingga ke dek paling atas. Sayang hujan belum berhenti, hingga sweater yang aku pakai pun sedikit lembab akibat terkena gerimis.

Setelah kapal berlayar, aku mulai memejamkan mata dengan harapan dapat tertidur, setidak hingga hari terang. Namun, sepertinya sedikit susah untuk benar-benar lelap. Sesekali aku terbangun, karena udara dalam dek lumayan dingin dan itu terasa di kakiku yang tidak tertutup. Setelah sekian lama berbaring, aku baru terbangun saat kudengar informasi untuk mengambil sarapan bagi penumpang kapal. Istriku pun beranjak ke dapur yang ada di dek empat untuk mengambil sarapan.

Setelah berlayar sekitar lima jam, tepat pukul 09.45 pagi, kapal sudah bersandar di pelabuhan Namlea di Pulau Buru. Karena cuaca sudah cerah, aku memilih menikmati suasana dengan secangkir kopi di bangku santai di dek tujuh satu jam sebelum kapal bersandar. Di kesempatan ini pula aku kenal, Aji. Ia warga asli salah satu desa di Pulau Buru. Ia baru saja pulang dari Ternate setelah beberapa waktu bekerja disana. Dalam bincang-bincang kecil dengannya, aku pun faham bahwa sebagian pesisir Pulau Buru dihuni oleh masyarakat Bugis.

Sesuai informasi dari petugas, kapal Dorolonda akan bersandar di Pelabuhan Namlea sekitar dua jam. Tepat pukul 12 tengah hari, kapal akan kembali berlayar menuju Bau-bau. Perkiraan waktu mencapai 24 jam lebih.

Selama dua jam bersandar, hilir mudik penumpang kapal yang diasuh PT.PELNI ini begitu nyata. Ramai penumpang yang turun, namun tidak sedikit juga penumpang yang akan berangkat ke berbagai kota di Indonesia. Sementara kapal bersandar, penumpang di kapal menyibukkan diri dengan berbagai cara, mulai dari tiduran, keliling-keliling kapal, ngopi di cafe, hingga duduk santai di setiap sisi kapal untuk sekedar menikmati pemandangan laut lepas. Dari seluruh aktivitas, penumpang lebih dominan memilih tidur saja.

Sebelum kembali berlayar, petugas kapal kembali menginformasikan bahwa jadwal makan siang sudah tiba. Mendengar ini, sebagian besar penumpang pun bergerak ke Pantai di dek empat untuk mengambil makan siang. Sedangkan untuk makan siang kami, istriku lah yang pergi mengambil. Setiba kotak makan, kulihat, dan menu siang ini adalah nasi putih, ayam, terong rebus pedas dan saus. Alhamdulillah, dua teh kotak menjadi minumannya.

Tak terasa, petugas kembali memberikan informasi bahwa kapal akan segera berlayar. Semua petugas disiapkan di pos masing-masing. Saat kapal keluar dari pelabuhan Namlea, terasa laut lebih teduh. Sekitar satu jam berlayar, gelombang laut mulai terasa, apalagi ditambah dengan hembusan angin. Karenanya, kapal lebih terasa diayun gelombang. Terlihat disini, penumpang lebih memilih ke dalam dek untuk merebahkan badan agar tidak terlalu pusing. Tak terkecuali istriku.

Kini, kami hanya duduk dan menikmati saja deru kapal yang melaju menembus gelombang laut. Perlahan pulau-pulau mulai hilang di pandangan mata dan yang tampak hanya laut lepas saja.***

@pieasant_belajar sambil berjalan

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.031
BTC 68609.44
ETH 3824.89
USDT 1.00
SBD 3.63