The Diary Game | 25 Maret 2024 | Hujan Terus hingga Berbuka Puasa

in Steem SEA2 months ago
Assalamualaikum... Hari ini tak jauh berbeda dengan hari sebelumnya selama bulan puasa. Aku selalu bangun agak siang, karena semalaman aku begadang hingga lepas subuh. Bahkan hari ini aku bangun lebih agak lambat lagi, karena cuaca di luar gubuk masih hujan. Padahal, pagi tadi aku lihat matahari sudah sangat cerah, bahkan sinarnya hingga menembus celah-celah dinding gubuk milikku.

Aku harus bergegas ke kamar mandi. Aduuuh, namun aku harus mengangkat air lebih dulu, setidaknya dua timba besar agar cukup untuk mandi. Ini harus aku lakukan karena mesin air sudah lebih dia hari rusak dan belum aku perbaiki. Akibatnya segala urusan tentang air di dapur pun harus aku angkut lebih dulu, seperti untuk cuci sayur atau cuci piring.

Usai mandi aku ganti pakaian seadanya. Lalu aku keluar untuk menghangatkan badan di api yang sengaja aku nyalakan dalam wadah kaleng. Memang sudah beberapa pekan ini cuaca seringnya hujan, sehingga hawa dingin sudah pasti, apalagi aku bertempat persis di sisi utara Gunung Salak. Bahkan tak jarang lepas hujan kabut datang hingga rasa dingin tambah menjadi-jadi.

Sementara aku di luar, istriku di dapur sibuk menggoreng ‘cimplung’ untuk menu berbuka puasa nanti. Selain cimplung, ia juga menyiapkan beberapa menu lain untuk pelengkap. Sejenak aku menemaninya dari luar saja sembari berbincang ringan. Tak lama kemudian aku pun menuju kedai untuk menemui Mang Colen. Rupanya ia juga sedang menyiapkan menu berbuka, mulai dari menyiapkan sambal, menggoreng ikan hingga menanak nasi.

Jam sudah pukul lima sore, hujan belum juga reda. Aku hanya duduk santai di bangku kayu sembari memainkan gawai sekedar untuk mengisi waktu sebelum waktu berbuka puasa tiba.

Setelah istriku selesai memasak dan Mang Colen juga selesai memasak, kini semua masakan dibawa ke meja kayu dan atur sedemikian rupa agar terlihat rapi. Kini semua kami sudah duduk mengitari meja, namun waktu berbuka masih sekitar setengah jam lagi. Tentunya kami pun menyibukkan diri dengan gawai masing-masing agar setengah jam berlalu tanpa terasa. Hari mulai remang pertanda senja tiba namun hujan masih tetap setia membasuh bumi.

Beberapa menit usai berbuka dengan menu yang cukup nikmat, Mang Colen pun segera beranjak menunaikan shalat magrib. Sementara aku dan istriku masih betah duduk di depan menu berbuka. Aku mulai berbuka dengan air putih dan beberapa cimplung. Belum berhenti disitu, aku sambung dengan makan mie dengan kuah sop, plus hati sapi digoreng. Akibatnya, perutku sungguh kekenyangan dan aku gak mau menyentuh makanan untuk sementara.

Alhamdulilah, beberapa menit lepas isya yang akan memperbaiki mesin air pun datang. Ini sesuai janjinya kemarin. Setelah diutak atik, rupanya mesin air hanya dipenuhi tanah yang basah sehingga jika menyentuh dinamo akan mengeluarkan asap. Alhamdulillah, katanya mesin hanya dibersihkan saja dan semoga memang esoknya bisa dipakai sebagai mestinya. Rencananya esok aku yang akan pasang.

Usai tarawih aku masih duduk di meja yang sama. Dan kali ini niat makan malam sudah terbersit di pikiranku, namun biarlah aku tunda beberapa saat lagi saat perutku sudah terasa lapar.***

Waalaikumsalam...
@pieasant

Sort:  
 2 months ago 

Masya Allah disna hujan trus y bg,... Disini panas terik menari-nari bg,...

😊 qiuuuuuu.....

Maniiissss

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 66503.40
ETH 3078.67
USDT 1.00
SBD 3.70