The Diary Game| 7 Mei 2024 | Membuat Pot Anggrek dari Kayu Kopi

in Steem SEA12 days ago
Assalamualaikum...Ini hari aku tak punya agenda apapun, setidaknya begitu yang aku kira. Hingga aku bangun nyaris jelang siang. Sekitar pukul 10 pagi. Bergegas ke kamar mandi untuk membasuh muka berikut dengan membasuh lainnya. Berikutnya aku panaskan air di teko listrik. Sembari menunggu air mendidih, bubuk kopi kutuang dalam gelas, lalu aku tambah gula yang hampir kandas di dasar toples, namun masih cukup jika hanya untuk segelas kopi. Alhamdulillah, matahari cukup bersahabat hari ini.

Setelah satu seruput kopi ku nikmati, berikut aku linting tembakau sebagai rokok. Dengan cara ini, pengeluaran untuk kebutuhan rokok terbilang sangat hemat untuk tingkat ekonomi seperti diriku. Oya, sarapan ku hanya biskuit Roma, dan ini sudah menjadi kebiasaanku jika istri sedang tidak disini. Tak lupa, sebagai mainan pagi, aku ambil gitar yang tergantung di dinding beranda dan kumainkan sekdar untuk mengisi waktu pagi.

Sedang asyik-asyiknya, kulihat ada panggilan masuk dari Pak Gabel yang tak lain adalah rekan giatku di KPSPAMS. Katanya hari ini ada perbaikan jalur pipa di kampung seberang. Aku iyakan, namun aku izin sejenak untuk menikmati pagi, apalagi ini agenda yang tidak terencana. Selanjutnya aku tetap dengan kopi, rokok, gitar dan biskuit ku. Sebenarnya aku ingin katakan padanya bahwa perbaikan dilakukan selepas dhuhur saja. Namun ya sudahlah, aku ikut saja.

Setelah satu jam menunggu, akhirnya aku putuskan bahwa aku tidak ikut dalam giat tersebut, apalagi setelah aku menghubungi Pak Gabel yang tidak ada jawaban dan seorang teman lainnya juga aku hubungi namun hanya direspon oleh istrinya. Selanjutnya giat aku lanjutkan memotong batang kopi saja yang rencananya akan aku buat untuk pot anggrek istriku. Sebenarnya ia telah meminta untuk dibuatkan sejak sebulan lalu, bahkan lebih.

Perlahan dan satu persatu kayu batang kopi aku gergaji sepanjang 25 centimeter. Kurang dari satu jam semua kayu sudah selesai aku potong. Kini aku istirahat sejenak, apalagi waktu sudah dhuhur.

Lepas dhuhur, sekira satu jam jelang ashar, rasa ngantuk pun datang. Apalagi badanku terasa lelah setelah kemarin membantu warga mengecor gorong-gorong yang ambruk saat dilintasi truk. Akhirnya aku putuskan untuk merebahkan badan sejenak. Namun aku tidak benar-benar lelap, karena perut terasa lapar. Dua mentimun kulahap dengan sambal, namun rasa lapar belum juga reda. Beruntung aku masih ada stok satu bungkus mie instan, dan segera ku seduh dengan air panas.

Tak terasa, sudah dua jam lebih aku duduk di beranda gubuk sembari membakar kayu dan daun kering yang berjatuhan, hingga asapnya menyebar ke seluruh gubuk. Suasana jelang magrib pun begitu terasa. Sayangnya hari ini hujan tidak menyiram bumi, sehingga cuaca terasa lebih hangat walau sudah jelang malam. Oya, kabarnya hari ini pun istri saya akan datang, dan rencananya besok kami akan berangkat ke kawasan Gunung Bunder untuk melihat lokasi untuk pengembangan kopi.

Sudah lepas isya, aku pun beranjak ke warung kopi di atas untuk menjumpai seorang teman lainnya. Tak lupa pula aku bawa segelas kopi untuk menemani suasana malam. Kami pun larut dalam pembicaraan yang tak berjudul. Ia mengatakan bahwa hari ini ia cukup lelah sehabis pulang dari tempat penyulingan pala. Aku sarankan ia untuk beristirahat saja. Namun ia enggan, ia masih ingin menemani diriku yang sedang menunggu kedatangan istriku.

Jam sepuluh malam lewat lima menit, istriku datang. Kami pun segera turun menuju gubuk hunianku. Sementara temanku pun membereskan dapur, lalu ia pun beranjak tidur. Malam ini cuaca memang tidak terlalu dingin.***

Wassalamu'alaikum...

@pieasant

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 67128.47
ETH 3124.75
USDT 1.00
SBD 3.70