[2021:70] MENULIS ITU SULIT, BAGIAN 2 : SUSAH MENGEMBANGKAN IDE

in Motivation Story4 years ago (edited)

Catatan : 5% dari berapapun yang diterima oleh artikel ini diberikan kepada akun @msofficial sebagai upaya penguatan komunitas.

Sahabat Motivation Story. Ini adalah bagian ke dua dari seri tulisan Menulis Itu Sulit. Tulisan Pertama bisa dibaca di sini. Sebelum kalian melanjutkan membaca, saya ingin deklarasikan bahwa saya bukan penulis profesional. Hal-hal yang akan kalian temukan dalam tulisan ini adalah murni dari sudut pandang saya pribadi terutama selama saya menggeluti dunia tulis menulis sejak beberapa tahun silam, baik di atas platform Steemit ataupun di dalam media sosial lain semisal facebook dan juga platform blogging semisal Wordpress dan Blogspot. Sudah tidak terhitung draft tulisan saya di laptop dan PC yang berakhir di Recycle Bin. Jika saya nanti mengutip pendapat profesional, saya akan sebutkan siapa dan di mana saya mengutipnya. Terimakasih.


Hey!

Sahabat Motivation Story sekalian, dalam tulisan pertama rangkaian tulisan Menulis Itu Sulit, kita telah berbicara tentang kesulitan mendapatkan ide untuk menulis. Setelah kita menemukan ide, dengan cara dan kreatifitas kita sendiri, lalu apa? “Saya sudah temukan ide tulisan terkait tema motivasi. Saya akan menulis tentang susahnya menulis. Sudah saya mulai menulis tentang hal itu, tetapi saya menemui kebuntuan setelah sampai pada paragraf ke tiga.” Nah! Bagian ke dua ini akan mengambil tema, Susah Mengembangkan Ide.

Ini juga sebenarnya adalah masalah yang lumrah ditemukan dalam kegiatan tulis menulis. Sebagian orang tahu ingin menulis apa, tapi tidak tahu bagaimana memulai. Orang lain lagi bisa memulai paragraf pertama, atau bahkan sudah menulis dua paragraf, lalu menemukan kebuntuan. Itu hal yang wajar. Saya percaya, semua orang –bahkan penulis profesional sekalipun- pernah mengalami hal itu.

  • Penguasaan Topik
    Mengkomunikasikan ide ke dalam bentuk tulisan memang bukan sebuah kecakapan yang biasa saja dan mudah dilakukan oleh setiap orang. Tetapi hal itu sebenarnya juga bukan hal yang berat sekali. Orang hanya butuh memahami hal yang ingin dikomunikasikannya kepada orang lain, dengan kata lain : dibutuhkan pengetahuan yang cukup terkait topik yang ingin bicarakan atau dikomunikasikan kepada pembaca. Dan hal itu berhubungan erat dengan sumber-sumber informasi yang telah kita cermati, terutama sekali terkait topik yang kita sedang tuliskan. Tetapi hal ini tentu saja ketika topik tulisan kita tidak lagi hal-hal ringan seperti kegiatan kita sepanjang hari ini atau kemarin.
    Karena penguasaan topik bahasan berkaitan erat dengan pengetahuan –bahkan sering kali, pemahaman- kita terhadapnya, maka riset-riset kepustakaan menjadi penting. Bahkan penulis ilmiah pun melakukan riset-riset kepustakaan. Dalam menulis di Steemit, saya tidak jarang melakukan riset-riset kepustakaan di internet jika merasa perlu untuk melakukan itu. Dan jika saya melakukan itu, saya akan melekatkan info rujukan, atau di mana saya mengambil beberapa informasi, di bawah tulisan saya.
    Tetapi hal ini bisa saja dihindari apabila kita mendasarkan tulisan kita kepada pengalaman saja, atau kepada imajinasi saja, yang tentu tidak membutuhkan keakuratan saintifik dan sebagainya.
  • Kecakapan Memanfaatkan Kata-Kata
    Kecakapan ini berhubungan erat dengan perbendaharaan kata-kata yang kita miliki selaku seorang penulis. Makin bagus pengetahuan kita akan kata-kata tentu akan semakin membantu kita mengkomposisikan kalimat demi kalimat di dalam tulisan kita. Dari mana kecakapan serupa ini bisa berasal? Menurut apa yang telah saya baca dan dengar selama ini, kecakapan merangkai kalimat berhubungan erat dengan ketertarikan untuk membaca. Seseorang yang rajin membaca, sebenarnya secara tidak sadar sedang mengedukasi dirinya sendiri tentang bagaimana merangkai kata demi kata, lalu kalimat demi kalimat, dan akhirnya paragraf demi paragraf.
  • Gaya Menulis
    Setiap penulis memiliki gaya atau style masing-masing di dalam menulis. Itu adalah kekhasan atau ciri-ciri khusus. Meskipun dalam tema yang sama tetapi gaya atau style adalah hal lain lagi. Gaya menulis ini juga erat hubungannya dengan bacaan-bacaan yang disukainya. Misalnya seseorang fans Kahlil Gibran, besar sekali kemungkinan kalimat-kalimatnya akan mencoba mengikuti gaya penulis legendaris itu. Itu disebut influence atau pengaruh. Itu hal yang wajar. Tetapi setiap orang harusnya membiarkan tulisannya mengalir apa adanya tanpa berusaha untuk menjadi seperti penulis yang disukainya.

Poin dari tulisan ke dua ini adalah :

  • perbanyak info mengenai topik yang ingin kita tulis, dan
  • tetaplah menjadi diri sendiri dengan ciri khas masing-masing, tetapi kaidah-kaidah utama menulis seperti penggunaan huruf kapital dan tanda baca yang benar tetap tidak boleh dilanggar.

Terimakasih.

Sekian bagian ke dua rangkaian tulisan Menulis Itu Sulit. Dan terimakasih telah singgah.


My Intoductory Post | Artikel Perkenalan Saya.

@steemchiller | @justyy | @inwi | @puncakbukit | @exnihilo.witness

Terimakasih Telah Singgah. STEEM ON!


Thanks for stopping by.