#club100 | Kewaspadaan terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (Food and Mouth Disease)

in Hot News Community2 years ago (edited)

photostudio_1651720756389.jpg

div.png

Hallo sTeeMiaNs

Science and Technology

Kejadian Penyakit hewan saat ini telah mengalami peningkatan jumlah kasus maupun jenis penyakit yang terjangkit di daerah tertentu yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Hal ini merupakan ancaman serius tidak hanya bagi usaha peternakan tetapi juga terhadap kesehatan manusia.

Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu wilayah Indonesia sudah terjangkit penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) yang sebelumnya tidak ditemukan di wilayah Indonesia, namun saat ini sudah terdeteksi positif di beberapa provinsi termasuk Provinsi Aceh (Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Utara).

Penyakit ini sudah menyebar cukup cepat di wilayah Kabupaten Aceh Utara. Hampir semua Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara telah ditemukan kasus Lumpy Skin Disease (LSD) dalam empat bulan terakhir.

Kerugian akibat penyakit ini cukup signifikan bagi peternak karena mereka terkadang terpaksa menjual sapinya dengan harga yang sangat murah. Beberapa hari yang lalu seorang peternak di Kecamatan Meurah Mulia terpaksa menjual sapinya dengan harga 1,3 juta IDR, dimana harga sapi tersebut pada kondisi normal seharga 6-7 juta IDR.

lsd.jpg

Sapi yang di potong paksa dan dijual murah.

Stakeholder kesehatan hewan mengalami kendala dalam penanganan penyakit LSD ini karena merupakan penyakit baru dan juga karena keterbatasan anggaran untuk penanggulangannya.

Disisi lain lalulintas ternak cukup tinggi yang merupakan satu factor penting dalam penyebaran penyakit hewan khususnya LSD. Penyakit LSD ini di duga di bawa melalui lalulintas ternak sapi, dimana kasus pertama LSD ditemukan di Provinsi Riau dan saat ini sudah sampai di Provinsi Aceh.

Belum selesai pencegahan dan penanggulangan penyakit LSD, saat ini ada sebuah ancaman baru yang di duga Penyakit Food and Mouth Disease (Penyakit Mulut dan Kuku).

Penyakit Food and Mouth Disease (Penyakit Mulut dan Kuku) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus aphthovirus (family Picornaviridae) yang menyerang sapi, babi, domba, kambing, rusa, dan hewan berkuku belah lainnya. Sedangkan hewan lain yang rentan termasuk landak, armadilo, gajah, dan tikus, namun penyakit ini tidak menyerang kuda.

Penyakit Food and Mouth Disease (Penyakit Mulut dan Kuku) ini ditularkan melalui kontak langsung, seperti ketika hewan yang sehat menyentuh dan menggosok atau menjilati hewan yang sakit. Virus juga dapat menyebar secara aerosol pada suhu lingkungan dan kelembaban tertentu. Potensi penularan lainnya bisa melalui makanan atau pakan yang terkontaminasi dan kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi (fomites), Sehingga Virus ini dapat ditemukan pada pakaian, sepatu, kendaraan atau pada wajah orang-orang yang telah kontak dengan hewan yang terinfeksi.

Penyakit Food and Mouth Disease (Penyakit Mulut dan Kuku) ini ditandai dengan gejala sebagai berikut :
• Demam (febris)
• Pembentukan lepuh, bisul serta koreng pada mulut, lidah, hidung, kaki, dan puting.
• Lesi pada kaki terjadi pada daerah band koroner dan sela jari kaki.
• Ternak yang terinfeksi biasanya mengalami depresi, enggan bergerak, dan hilang nafsu makan.
• Terjadinya penurunan produksi susu dan berat badan serta memburuknya pertumbuhan.
• Hewan terinfeksi juga mungkin memiliki cairan hidung dan air liur berlebihan (hipersalivasi).
• Pada babi yang teinfeksi sering menunjukkan gejala sakit pada kaki namun jarang sekali memperlihatkan lesi pada mulut.
• Domba dan kambing yang terinfeksi menunjukkan gejala sangat ringan namun keduanya masih dapat menyebarkan virus.
• Kematian jarang terjadi akibat penyakit ini, namun pada hewan muda dapat menyebabkan kerusakan kuku permanen dan mastitis kronis.

Meskipun jarang menimbulkan kematian ternak, penyakit ini bisa menyebabkan kerugian secara ekonomi bagi peternak. Di Inggris, untuk Pengendalian wabah Penyakit Mulut dan Kuku telah menghabiskan dana sekitar £2,7 miliar diluar kerugian miliaran poundsterling yang diakibatkan oleh turunnya jumlah turis, serta terganggunya industri-industri peternakan di pedesaan disana.

Di Indonesia penyakit ini adalah penyakit eksotik dan merupakan salah satu penyakit yang di beri kategori penyakit hewan menular strategis (PHMS). Kasus pertama terjadi pada tahun 1887 dan kembali terjangkit pada tahun 1983.

Setelah rangkaian kegiatan pemberantasan Penyakit Mulut dan Kuku yang massif melalui vaksinasi secara berkelanjutan selama tiga tahun berturut-turut, akhirnya penyakit ini berhasil dibebaskan kembali yang dipertegas dengan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku dalam Resolusi OIE no XI tahun 1990.

Situasi dan kondisi yang berkembang saat ini, dimana transportasi global manusia maupun barang cukup tinggi dan cepat, sementara masih banyak Negara di dunia yang statusnya tertular Penyakit Mulut dan Kuku maka kemungkinan ternak atau produknya dari Negara yang belum bebas Penyakit Mulut dan Kuku masuk ke Indonesia sangat tinggi.

Pemerintah harus meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan masuknya kembali penyakit ini ke Indonesia khususnya dengan mengantisipasi pemasukan ternak atau daging beku dari negara yang belum bebas Penyakit Mulut dan Kuku seperti India dan lain-lain.

Pada kegiatan punggahan (meugang) tanggal 30 April - 1 Mei kemarin, kami melakukan pengawasan terhadap potensi adanya penyakit hewan termasuk Penyakit Mulut dan Kuku di seluruh kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara.

IMG20220501094306.jpg

Pengawasan Meugang di Matangkuli. Location

IMG20220501101702.jpg

Pengawasan Meugang di Lhoksukon. Location

Dari hasil pemantauan di beberapa kecamatan seperti di Kecamatan Tanah Jambo Aye, ditemukan bahwa selain daging sapi segar yang berasal dari lokasi setempat, juga ada pedagang yang menjual daging beku yang di pasok dari Sumatera Utara.

Sementara di Kabupaten Aceh Tamiang dilaporkan adanya DUGAAN kasus Penyakit Mulut dan Kuku yang terjadi pada sapi-sapi milik masyarakat. Penyakit Mulut dan Kuku adalah salah satu differensial diagnosa dari Lumpy Skin Disease (LSD) sehingga perlu adanya pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab dan diagnosa penyakit pada ternak masyarakat ini.


Pihak Laboratorium Veteriner Medan sudah turun ke Kabupaten Aceh Tamiang untuk mengambil sampel pada sapi yang sakit dan kita berharap hasilnya NEGATIF karena akan sangat merugikan seandainya Penyakit Mulut dan Kuku kembali terjangkit di Indonesia.

pmk.jpg
IMG_20220505_095612.jpg
Gejala sakit pada ternak yang DIDUGA Food and Mouth Disease

IMG_20220505_095520.jpg

Pengambilan sampel untuk pemeriksaan Laboratorium

Demikian sharing saya kali ini, semoga bermanfaat dan terima kasih sudah membaca postingan saya.

Regards

@alee75

ABOUT ME

Sort:  
 2 years ago 

Semoga semua penyakit yang mengancam ternak dapat diantisipasi secepatnya...

 2 years ago 

Aamiiin....🙏

Your post has been successfully curated by our team via @chiabertrand at 60%. Thank you for your committed efforts, we invite you to do more and continue to post high-quality posts for a chance to win a valuable upvote from our curating team and why not be selected for an additional upvote later this week in our Top Seven

Note: Always use the tag #fintech to quickly access your post
 2 years ago 

What a good news, Mr. @alee75
Sungguh berita yang sangat informative !

Saya setuju sekali bahwa pemerintah & beberapa pihak terkait ikut berperan besar dalam pengendalian (control) penyakit pada hewan peternakan

 2 years ago 

Makasih Bu....kita semua harus ikut berkontribusi terhadap pencegahan penyakit hewan dan menghadapi ancaman penyakit zoonosis bahkan dengan aksi sederhana seperti melaporkan ke pihak berwenang apabila melihat hewan atau produk hewan yang mencurigakan.....🙏

 2 years ago (edited)

Iya betul sekali, Pak @alee75
Sama-sama, Pak 🙏🏻

Happy weekend with your lovely family 😇

 2 years ago 

Thanks...

 2 years ago 

Back at you, Sir

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 66880.67
ETH 3098.10
USDT 1.00
SBD 3.75