THE DIARY GAME, SENIN 22 APRIL 2024. PANEN MADU LINOET

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jam 6.30 sinar matahari sudah berwarna merah terang, terus naik dengan sinar perkasanya yang semakin terang, jam 7.00 sudah terasa panas, langit juga nampak sangat cerah, berharap hujan secara adat adalah hal mustahil, pun demikian harapan selalu ada dan insya Allah akan terus memohon pada Yang Maha Kasih Sayang.

Jam 8.00 setelah mengantar anak-anak saya berangkat ke kantor, hari ini ada 5 pasangan calon yang sudah mendaftar untuk acara akad nikah pagi ini, benar saja, saat saya tiba di kantor sudah ada rombongan dara Baro sudah hadir, katanya ingin dapat antrian pertama, sebab hari ini setelah acara nikahan mereka langsung melanjutkan dengan acara kenduri preh linto baro.
Jam 11.00 saya pamit pulang, rombongan calon pengantin juga sudah selesai semua, lagi pula ada 2 acara undangan pesta untuk hari ini, belum lagi ada rencana panen madu, sudah 3 hari konsumen minta dikirimkan madu segera, mereka adalah langganan tetap kami.

Jam 12.00 saya baru tiba di rumah, berganti pakaian, menunggu waktu salat duhur sambil bersantai di kamar, jam 1.00 saya tiba di rumah Tanjong, sambil menunggu anak santri tiba saya segera memakai pakaian pelindung untuk panen madu, saya mengambil emsin sedot madu, memakai jaring muka, baju lengan panjang plus sarung tangan, saya pun memulai memanen, madunya belum terlalu penuh dalam toping sarang, alhamdulillah per sarang dapat 500 mili.

Jam 4.00 saya berhenti untuk salat ashar, untuk hari ini saya padakan dulu, sudah ada madu 3 liter, sudah terpenuhi pesanan dari konsumen yang mendesak, untuk panen selanjutnya insya Allah akan saya lanjutkan nanti hari rabu.

Selesai salat Ashar saya segera masuk ek dalam kelas untuk mengajar anak santri, kami membuka kitab pelajaran kelas Asyraf, kitab mantiq dan ilmu Ushul Fiqih, hanya namanya saja yang keren, sedangkan pokok bahasan kami hanya kulit luarnya saja, maklum kami hanya ngaji kampung dengan anak kampung.

Jam 5.00 kami pulang, tiba di rumah saya mandi, berganti pakaian dan makan malam, lalu bersiap menunggu waktu salat Magrib.
Malamnya saya hanya mengajar rutin saja, tidak ada jadwal lain, jam 10.00 saya salat Isya bersama dengan Ahmad, lalu menemani mereka belajar dan bermain sejenak, jam 11.00 kami sudah berada di dalam kamar untuk istirahat malam.